{"title":"汉娜疗养院、青年中心和发展学院的中央肥胖与高血压之间的关系","authors":"Elisya Maurika, Meilani Kumala","doi":"10.24912/jmmpk.v2i2.24171","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tiga puluh empat koma satu persen warga Indonesia memiliki tekanan darah tinggi dan setiap tahunnya terjadi peningkatan sebesar 10,9%. Sekitar 1,28 individu dengan kisaran umur 30-79 tahun memiliki tekanan darah tinggi berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Populasi lansia memiliki risiko terjadinya tekanan darah tinggi. Seiring bertambahnya usia, pembuluh darah mengalami proses penuaan sehingga menjadi lebih kaku. Kondisi ini meningkatkan risiko tekanan darah tinggi pada lansia. Obesitas merupakan salah satu faktor tekanan darah tinggi yang dapat diubah. Lansia yang mengalami obesitas memiliki persentase 80% lebih tinggi dibandingkan lansia yang tidak mengalami obesitas (Adam, 2019). Studi ini merupakan penelitian dengan desain potong lintang untuk menginvestigasi hubungan antara kejadian obesitas sentral dengan tekanan darah tinggi pada populasi lansia. Subjek penelitian ini adalah lansia di Yayasan Panti Werda Hana dan Sasana Tresna Werdha RIA Pembangunan yang bersedia untuk dijadikan responden. Pengumpulan sampel digunakan dengan metode non-probability sampling dan data yang dikumpulkan diolah dengan metode chi-square. Penelitian ini melibatkan 89 responden. Karakteristik yang didapatkan pada penelitian ini adalah 59,6% kelompok usia tua (75-90 tahun), 73% perempuan, dan 41,6% memiliki status gizi yang baik. Penelitian ini mendapatkan 70% responden obesitas sentral mengalami tekanan darah tinggi. Didapatkan p-value sebesar 0.318 dan risk ratio sesar 1.697 (p=>0.05; RR =>1). Data tersebut mengindikasikan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara obesitas sentral dengan tekanan darah tinggi, namun lansia dengan obesitas sentral berisiko mengalami tekanan darah tinggi dibandingkan dengan lansia yang tidak.","PeriodicalId":229614,"journal":{"name":"Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis","volume":"99 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN TEKANAN DARAH TINGGI PADA LANSIA DI YAYASAN PANTI WERDA HANA DAN SASANA TRESNA WERDHA RIA PEMBANGUNAN\",\"authors\":\"Elisya Maurika, Meilani Kumala\",\"doi\":\"10.24912/jmmpk.v2i2.24171\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Tiga puluh empat koma satu persen warga Indonesia memiliki tekanan darah tinggi dan setiap tahunnya terjadi peningkatan sebesar 10,9%. Sekitar 1,28 individu dengan kisaran umur 30-79 tahun memiliki tekanan darah tinggi berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Populasi lansia memiliki risiko terjadinya tekanan darah tinggi. Seiring bertambahnya usia, pembuluh darah mengalami proses penuaan sehingga menjadi lebih kaku. Kondisi ini meningkatkan risiko tekanan darah tinggi pada lansia. Obesitas merupakan salah satu faktor tekanan darah tinggi yang dapat diubah. Lansia yang mengalami obesitas memiliki persentase 80% lebih tinggi dibandingkan lansia yang tidak mengalami obesitas (Adam, 2019). Studi ini merupakan penelitian dengan desain potong lintang untuk menginvestigasi hubungan antara kejadian obesitas sentral dengan tekanan darah tinggi pada populasi lansia. Subjek penelitian ini adalah lansia di Yayasan Panti Werda Hana dan Sasana Tresna Werdha RIA Pembangunan yang bersedia untuk dijadikan responden. Pengumpulan sampel digunakan dengan metode non-probability sampling dan data yang dikumpulkan diolah dengan metode chi-square. Penelitian ini melibatkan 89 responden. Karakteristik yang didapatkan pada penelitian ini adalah 59,6% kelompok usia tua (75-90 tahun), 73% perempuan, dan 41,6% memiliki status gizi yang baik. Penelitian ini mendapatkan 70% responden obesitas sentral mengalami tekanan darah tinggi. Didapatkan p-value sebesar 0.318 dan risk ratio sesar 1.697 (p=>0.05; RR =>1). Data tersebut mengindikasikan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara obesitas sentral dengan tekanan darah tinggi, namun lansia dengan obesitas sentral berisiko mengalami tekanan darah tinggi dibandingkan dengan lansia yang tidak.\",\"PeriodicalId\":229614,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis\",\"volume\":\"99 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-11-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24912/jmmpk.v2i2.24171\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24912/jmmpk.v2i2.24171","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
34个逗号是1%的印尼人有高血压,每年增加10.9%。根据世界卫生组织(world health organization)或世界卫生组织(WHO),约1.28名30-79岁的人有高血压。老年人有高血压的风险。随着年龄的增长,血管会经历衰老过程,变得更加僵硬。这种情况增加了老年人患高血压的风险。肥胖是高血压的可变因素之一。肥胖的老年人比不肥胖的老年人高出80%(亚当,2019)。这项研究是一项切割纬度设计的研究,以调查中央肥胖事件与老年人群高血压之间的关系。该研究的对象是安娜疗养院基金会的老年人,以及愿意接受答辩的建设者。样本收集使用非概率抽样方法和用chi square方法收集的数据。这项研究涉及89名受访者。这项研究的特点是年龄老龄化(75-90岁)、73%女性和41.6%的人营养状况良好。这项研究发现,70%的中央肥胖受访者患有高血压。pvalue为0318收购,风险ratio sesar 1697 (p=>0.05;RR = > 1)。这些数据表明,中央肥胖与高血压之间没有明显的联系,但是老年人和中央肥胖的风险比不高的老年人高。
HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN TEKANAN DARAH TINGGI PADA LANSIA DI YAYASAN PANTI WERDA HANA DAN SASANA TRESNA WERDHA RIA PEMBANGUNAN
Tiga puluh empat koma satu persen warga Indonesia memiliki tekanan darah tinggi dan setiap tahunnya terjadi peningkatan sebesar 10,9%. Sekitar 1,28 individu dengan kisaran umur 30-79 tahun memiliki tekanan darah tinggi berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Populasi lansia memiliki risiko terjadinya tekanan darah tinggi. Seiring bertambahnya usia, pembuluh darah mengalami proses penuaan sehingga menjadi lebih kaku. Kondisi ini meningkatkan risiko tekanan darah tinggi pada lansia. Obesitas merupakan salah satu faktor tekanan darah tinggi yang dapat diubah. Lansia yang mengalami obesitas memiliki persentase 80% lebih tinggi dibandingkan lansia yang tidak mengalami obesitas (Adam, 2019). Studi ini merupakan penelitian dengan desain potong lintang untuk menginvestigasi hubungan antara kejadian obesitas sentral dengan tekanan darah tinggi pada populasi lansia. Subjek penelitian ini adalah lansia di Yayasan Panti Werda Hana dan Sasana Tresna Werdha RIA Pembangunan yang bersedia untuk dijadikan responden. Pengumpulan sampel digunakan dengan metode non-probability sampling dan data yang dikumpulkan diolah dengan metode chi-square. Penelitian ini melibatkan 89 responden. Karakteristik yang didapatkan pada penelitian ini adalah 59,6% kelompok usia tua (75-90 tahun), 73% perempuan, dan 41,6% memiliki status gizi yang baik. Penelitian ini mendapatkan 70% responden obesitas sentral mengalami tekanan darah tinggi. Didapatkan p-value sebesar 0.318 dan risk ratio sesar 1.697 (p=>0.05; RR =>1). Data tersebut mengindikasikan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara obesitas sentral dengan tekanan darah tinggi, namun lansia dengan obesitas sentral berisiko mengalami tekanan darah tinggi dibandingkan dengan lansia yang tidak.