从学生的数学概念理解能力到认知战略的有效性

Rafifa Rohadatul Aisy, Pentatito Gunowibowo, Sri Hastuti Noer
{"title":"从学生的数学概念理解能力到认知战略的有效性","authors":"Rafifa Rohadatul Aisy, Pentatito Gunowibowo, Sri Hastuti Noer","doi":"10.23960/MTK/V8I2.PP138-152","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This research aimed to find out the effectiveness of the implementation of a metacognitive strategy toward students’ understanding of mathematical concept ability. The population of this research was all students of grade 8th of SMP Negeri 36 Bandar Lampung in the academic year of 2019/2020, consist of 172 students that were distributed into six classes. By using a purposive sampling technique, VIII E consists of 28 students, and VIII F consists of 28 students who were chosen as the research sample. This research used the pretest-posttest control group design. The data of this research was quantitative data obtained by the test of student’s understanding of mathematical concept ability. By using the t-test and proportion test, conclusions are obtained that the implementation of the metacognitive strategy was effective towards student’s understanding of mathematical concept ability. Keyword: effectiveness; metacognitive strategy; understanding mathematical concepts Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas penerapan strategi metakognitif ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 36 Bandar Lampung tahun pelajaran 2019/2020 yang terdiri dari 172 siswa dan terdistribusi dalam enam kelas. Melalui teknik purposive sampling, terpilihlah siswa kelas VIII E sebanyak 28 siswa dan VIII F sebanyak 28 siswa sebagai sampel penelitian. Desain yang digunakan adalah the pretest-posttest control group design. Data dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang diperoleh dari tes kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Dengan menggunakan uji t dan uji proporsi, diperoleh kesimpulan bahwa penerapan strategi metakognitif efektif ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Kata kunci: efektivitas; pemahaman konsep matematis; strategi metakognitif PENDAHULUAN Pencapaian tujuan pendidikan nasional membutuhkan suatu pembelajaran. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan adalah matematika. Matematika berperan penting sebagai alat untuk membantu manusia dalam menyelesaikan permasalahan dalam berbagai bidang ilmu. Seperti yang tertuang dalam Depdiknas (2006: 345) yakni matematika adalah ilmu universal yang mendasari Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung, Vol. 8, No. 3, 2020 139 perkembangan teknologi modern saat ini yang memiliki peran penting dalam berbagai disiplin ilmu serta untuk memajukan daya pikir manusia. Hal tersebut menunjukkan bahwa mempelajari matematika merupakan hal penting dalam kehidupan. Adapun tujuan pembelajaran matematika tercantum dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 yaitu mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep matematika, mengembangkan penalaran matematis, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan kemampuan komunikasi matematis serta mengembangkan sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan. Berdasarkan tujuan tersebut tampak bahwa kemampuan pemahaman konsep merupakan salah satu tujuan dalam pembelajaran matematika. Menurut Anggraini (2018), pemahaman konsep matematika adalah ke-mampuan menerima dan memahami konsep dasar matematika serta menangkap makna dari suatu ide abstrak/prinsip dasar dari suatu objek untuk menyelesaikan permasalahan matematika. Hal ini berarti, materi yang diserap siswa dimaknai dengan benar, bukan hanya sekadar hafalan. Siswa yang memiliki kemampuan pemahaman konsep yang baik akan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan matematika dengan bekal pemahaman konsep yang ia miliki. Pemahaman konsep juga menjadi dasar untuk mencapai kemampuan matematis lain. Jadi dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep memainkan peranan penting dalam pembelajaran matematika. Akan tetapi, pada kenyataannya kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini tercermin dari hasil studi yang dilakukan oleh The Trend International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2015, bahwa Indonesia berada pada urutan 45 dari 50 negara dengan rata-rata skor kemampuan matematika sebesar 397. Domain dari studi tersebut meliputi knowing (pengetahuan), applying (penerapan), dan reasoning (penalaran). Domain pengetahuan dan penerapan merupakan indikator pemahaman konsep (Kemdikbud, 2016). Hasil studi dari Program for International Student Assesment (PISA) tahun 2018 juga menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat 72 dari 78 negara (OECD, 2019: 18). Studi PISA bertujuan untuk mengkaji kemampuan siswa dalam pemecahan masalah, penalaran, dan komunikasi. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa Indonesia masih tergolong rendah. Kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan pemahaman konsep merupakan dua hal yang saling berhubungan karena kemampuan pemahaman konsep adalah kemampuan yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah. Jadi dapat dikatakan bahwa kemampuan pemahaman konsep siswa Indonesia masih tergolong rendah. SMP Negeri 36 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah yang memiliki karateristik siswa dengan kemampuan pemahaman konsep matematis yang masih Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung, Vol. 8, No. 3, 2020 140 tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil Penilaian Tengah Semester (PTS) siswa kelas VIII SMP Negeri 36 Bandar Lampung dimana lebih dari 50 persen siswa belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika yang dilakukan pada tanggal 21 Oktober 2019, diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran di sekolah masih berpusat pada guru. Siswa lebih suka mengandalkan guru dalam menyampaikan rumus matematika daripada menemukannya sendiri sehingga siswa hanya sekadar mengetahui konsep bukan memahami konsep. Hal ini mengakibatkan siswa cenderung pasif serta kurang terangsang untuk mengembangkan pikirannya. Selain itu, dari hasil wawancara juga diperoleh informasi bahwa mayoritas siswa pergi ke sekolah hanya sebagai rutinitas. Mereka tidak memiliki alasan yang kuat mengapa ia sekolah dan tidak mengetahui tujuan pembelajaran apa yang harus dicapai, sehingga dapat dikatakan bahwa siswa tidak memiliki kesadaran akan bagaimana dia belajar serta kesadaran akan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Ini menjadi sebab rendahnya penguasaan siswa terhadap suatu materi. Seperti yang dikemukakan oleh Nuryana dan Sugianto (2012: 84), siswa yang tidak memiliki kesadaran bagaimana dia belajar mengakibatkan rendahnya kemampuan pemahaman konsep siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah perlu dilakukannya perubahan proses pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Kemampuan pemahaman konsep siswa sangat tergantung pada kesadarannya tentang apa yang diketahuinya dan bagaimana melakukannya (Meisura, Risnawati dan Zubaidah, 2019: 16). Guru semestinya merancang pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri serta membangun kesadaraan siswa akan proses berpikirnya selama pembelajaran. Selain itu, pembelajaran yang berlangsung seharusnya melibatkan siswa secara aktif. Menurut Sardiman (2012: 97), dalam kegiatan belajar siswa harus aktif berbuat atau bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa adanya aktivitas, proses pembelajaran tidak akan berlangsung dengan baik. Berdasarkan uraian tersebut, diperlukan adanya pembaharuan dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang dapat memfasilitasi aktivitas tersebut serta memungkinkan terjadinya peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa adalah strategi metakognitif. Metakognitif ialah berpikir tentang proses berpikir (Hutahuruk, 2016: 177). Menurut Joyce dan Marsha (2016: 51), dalam metakognitif terdapat proses “letting the student into the secret” sehingga siswa dapat membangun sendiri pengetahuan dan kemampuan mereka, memutuskan strategi belajar apa yang akan digunakan, pemecahan Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung, Vol. 8, No. 3, 2020 141 masalah, dan menemukan sendiri ilmu yang akan dipelajari. Hal ini penting bagi siswa agar dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Pembelajaran yang bermakna akan menjadikan informasi yang diterima siswa bertahan lama dalam ingatannya dan memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran selanjutnya (Roza, 2017). Roza (2017: 41) menyatakan bahwa strategi metakognitif mengacu pada peningkatan proses berpikir siswa yang akan berdampak pada aktivitas siswa dalam pemahaman dan penyelesaian soal. Penerapan strategi metakognitif dalam pembelajaran akan membantu siswa agar mampu memperoleh pembelajaran yang bertahan lama dalam ingatan dan pemahaman siswa (Iskandar, 2014: 15). Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Uno (2010: 134), melalui strategi metakognitif siswa akan merencanakan strategi untuk memahami materi yang dipelajari, mengontrol langkah apa yang akan mereka lakukan dalam pembelajaran dan melakukan evaluasi terhadap apa yang telah mereka pelajari. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan metakognitif yang diajukan oleh guru selama proses pembelajaran dapat membangun kesadaran siswa akan proses berpikirnya sehingga siswa dapat mengoptimalkan kemampuan dan membiasakan diri untuk mengevaluasi kesalahan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, strategi metakognitif merupakan hal penting yang perlu diterapkan dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan strategi metakognitif terdiri dari tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pemantauan, dan tahap evaluasi. Menurut Khoiriah (2015: 179), kegiatan perencanaan meliputi membuat perencanaan yang akan dilakukan dan memilih strategi yang tepat dalam penyelesaian masalah. Kegiatan monitoring meliputi memonitor setiap langkah yang telah dilakukan, mengecek jawaban dari hasil penyelidikan, dan mempertimbangkan ketepatan hasil penyelidikan. Kegiatan evaluasi meliputi menil","PeriodicalId":440747,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Efektivitas Penerapan Strategi Metakognitif Dintinjau dari Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa\",\"authors\":\"Rafifa Rohadatul Aisy, Pentatito Gunowibowo, Sri Hastuti Noer\",\"doi\":\"10.23960/MTK/V8I2.PP138-152\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This research aimed to find out the effectiveness of the implementation of a metacognitive strategy toward students’ understanding of mathematical concept ability. The population of this research was all students of grade 8th of SMP Negeri 36 Bandar Lampung in the academic year of 2019/2020, consist of 172 students that were distributed into six classes. By using a purposive sampling technique, VIII E consists of 28 students, and VIII F consists of 28 students who were chosen as the research sample. This research used the pretest-posttest control group design. The data of this research was quantitative data obtained by the test of student’s understanding of mathematical concept ability. By using the t-test and proportion test, conclusions are obtained that the implementation of the metacognitive strategy was effective towards student’s understanding of mathematical concept ability. Keyword: effectiveness; metacognitive strategy; understanding mathematical concepts Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas penerapan strategi metakognitif ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 36 Bandar Lampung tahun pelajaran 2019/2020 yang terdiri dari 172 siswa dan terdistribusi dalam enam kelas. Melalui teknik purposive sampling, terpilihlah siswa kelas VIII E sebanyak 28 siswa dan VIII F sebanyak 28 siswa sebagai sampel penelitian. Desain yang digunakan adalah the pretest-posttest control group design. Data dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang diperoleh dari tes kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Dengan menggunakan uji t dan uji proporsi, diperoleh kesimpulan bahwa penerapan strategi metakognitif efektif ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Kata kunci: efektivitas; pemahaman konsep matematis; strategi metakognitif PENDAHULUAN Pencapaian tujuan pendidikan nasional membutuhkan suatu pembelajaran. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan adalah matematika. Matematika berperan penting sebagai alat untuk membantu manusia dalam menyelesaikan permasalahan dalam berbagai bidang ilmu. Seperti yang tertuang dalam Depdiknas (2006: 345) yakni matematika adalah ilmu universal yang mendasari Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung, Vol. 8, No. 3, 2020 139 perkembangan teknologi modern saat ini yang memiliki peran penting dalam berbagai disiplin ilmu serta untuk memajukan daya pikir manusia. Hal tersebut menunjukkan bahwa mempelajari matematika merupakan hal penting dalam kehidupan. Adapun tujuan pembelajaran matematika tercantum dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 yaitu mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep matematika, mengembangkan penalaran matematis, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan kemampuan komunikasi matematis serta mengembangkan sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan. Berdasarkan tujuan tersebut tampak bahwa kemampuan pemahaman konsep merupakan salah satu tujuan dalam pembelajaran matematika. Menurut Anggraini (2018), pemahaman konsep matematika adalah ke-mampuan menerima dan memahami konsep dasar matematika serta menangkap makna dari suatu ide abstrak/prinsip dasar dari suatu objek untuk menyelesaikan permasalahan matematika. Hal ini berarti, materi yang diserap siswa dimaknai dengan benar, bukan hanya sekadar hafalan. Siswa yang memiliki kemampuan pemahaman konsep yang baik akan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan matematika dengan bekal pemahaman konsep yang ia miliki. Pemahaman konsep juga menjadi dasar untuk mencapai kemampuan matematis lain. Jadi dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep memainkan peranan penting dalam pembelajaran matematika. Akan tetapi, pada kenyataannya kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini tercermin dari hasil studi yang dilakukan oleh The Trend International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2015, bahwa Indonesia berada pada urutan 45 dari 50 negara dengan rata-rata skor kemampuan matematika sebesar 397. Domain dari studi tersebut meliputi knowing (pengetahuan), applying (penerapan), dan reasoning (penalaran). Domain pengetahuan dan penerapan merupakan indikator pemahaman konsep (Kemdikbud, 2016). Hasil studi dari Program for International Student Assesment (PISA) tahun 2018 juga menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat 72 dari 78 negara (OECD, 2019: 18). Studi PISA bertujuan untuk mengkaji kemampuan siswa dalam pemecahan masalah, penalaran, dan komunikasi. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa Indonesia masih tergolong rendah. Kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan pemahaman konsep merupakan dua hal yang saling berhubungan karena kemampuan pemahaman konsep adalah kemampuan yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah. Jadi dapat dikatakan bahwa kemampuan pemahaman konsep siswa Indonesia masih tergolong rendah. SMP Negeri 36 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah yang memiliki karateristik siswa dengan kemampuan pemahaman konsep matematis yang masih Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung, Vol. 8, No. 3, 2020 140 tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil Penilaian Tengah Semester (PTS) siswa kelas VIII SMP Negeri 36 Bandar Lampung dimana lebih dari 50 persen siswa belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika yang dilakukan pada tanggal 21 Oktober 2019, diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran di sekolah masih berpusat pada guru. Siswa lebih suka mengandalkan guru dalam menyampaikan rumus matematika daripada menemukannya sendiri sehingga siswa hanya sekadar mengetahui konsep bukan memahami konsep. Hal ini mengakibatkan siswa cenderung pasif serta kurang terangsang untuk mengembangkan pikirannya. Selain itu, dari hasil wawancara juga diperoleh informasi bahwa mayoritas siswa pergi ke sekolah hanya sebagai rutinitas. Mereka tidak memiliki alasan yang kuat mengapa ia sekolah dan tidak mengetahui tujuan pembelajaran apa yang harus dicapai, sehingga dapat dikatakan bahwa siswa tidak memiliki kesadaran akan bagaimana dia belajar serta kesadaran akan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Ini menjadi sebab rendahnya penguasaan siswa terhadap suatu materi. Seperti yang dikemukakan oleh Nuryana dan Sugianto (2012: 84), siswa yang tidak memiliki kesadaran bagaimana dia belajar mengakibatkan rendahnya kemampuan pemahaman konsep siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah perlu dilakukannya perubahan proses pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Kemampuan pemahaman konsep siswa sangat tergantung pada kesadarannya tentang apa yang diketahuinya dan bagaimana melakukannya (Meisura, Risnawati dan Zubaidah, 2019: 16). Guru semestinya merancang pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri serta membangun kesadaraan siswa akan proses berpikirnya selama pembelajaran. Selain itu, pembelajaran yang berlangsung seharusnya melibatkan siswa secara aktif. Menurut Sardiman (2012: 97), dalam kegiatan belajar siswa harus aktif berbuat atau bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa adanya aktivitas, proses pembelajaran tidak akan berlangsung dengan baik. Berdasarkan uraian tersebut, diperlukan adanya pembaharuan dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang dapat memfasilitasi aktivitas tersebut serta memungkinkan terjadinya peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa adalah strategi metakognitif. Metakognitif ialah berpikir tentang proses berpikir (Hutahuruk, 2016: 177). Menurut Joyce dan Marsha (2016: 51), dalam metakognitif terdapat proses “letting the student into the secret” sehingga siswa dapat membangun sendiri pengetahuan dan kemampuan mereka, memutuskan strategi belajar apa yang akan digunakan, pemecahan Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung, Vol. 8, No. 3, 2020 141 masalah, dan menemukan sendiri ilmu yang akan dipelajari. Hal ini penting bagi siswa agar dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Pembelajaran yang bermakna akan menjadikan informasi yang diterima siswa bertahan lama dalam ingatannya dan memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran selanjutnya (Roza, 2017). Roza (2017: 41) menyatakan bahwa strategi metakognitif mengacu pada peningkatan proses berpikir siswa yang akan berdampak pada aktivitas siswa dalam pemahaman dan penyelesaian soal. Penerapan strategi metakognitif dalam pembelajaran akan membantu siswa agar mampu memperoleh pembelajaran yang bertahan lama dalam ingatan dan pemahaman siswa (Iskandar, 2014: 15). Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Uno (2010: 134), melalui strategi metakognitif siswa akan merencanakan strategi untuk memahami materi yang dipelajari, mengontrol langkah apa yang akan mereka lakukan dalam pembelajaran dan melakukan evaluasi terhadap apa yang telah mereka pelajari. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan metakognitif yang diajukan oleh guru selama proses pembelajaran dapat membangun kesadaran siswa akan proses berpikirnya sehingga siswa dapat mengoptimalkan kemampuan dan membiasakan diri untuk mengevaluasi kesalahan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, strategi metakognitif merupakan hal penting yang perlu diterapkan dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan strategi metakognitif terdiri dari tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pemantauan, dan tahap evaluasi. Menurut Khoiriah (2015: 179), kegiatan perencanaan meliputi membuat perencanaan yang akan dilakukan dan memilih strategi yang tepat dalam penyelesaian masalah. Kegiatan monitoring meliputi memonitor setiap langkah yang telah dilakukan, mengecek jawaban dari hasil penyelidikan, dan mempertimbangkan ketepatan hasil penyelidikan. Kegiatan evaluasi meliputi menil\",\"PeriodicalId\":440747,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung\",\"volume\":\"7 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-09-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.23960/MTK/V8I2.PP138-152\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.23960/MTK/V8I2.PP138-152","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

本研究旨在探讨元认知策略的实施对学生数学概念理解能力的影响。本研究的研究对象为南榜市三十六中学2019/2020学年的所有八年级学生,共172名学生,分为六个班。采用有目的抽样的方法,选取VIII E为28名学生,VIII F为28名学生作为研究样本。本研究采用前测后测对照组设计。本研究的数据是通过对学生数学概念理解能力的测试获得的定量数据。通过t检验和比例检验,得出元认知策略的实施对学生数学概念理解能力的提高是有效的。关键字:有效性;元认知策略;数学概念的理解摘要:数学概念的理解,数学概念的理解,数学概念的理解,数学概念的理解,数学概念的理解,数学概念的理解人民网消息:人民网消息:人民网消息:人民网消息:人民网消息:人民网消息:人民网消息:人民网消息:人民网消息:人民网消息Melalui teknik目的取样,terpilihlah siswa kelas VIII E sebanyak 28 siswa dan VIII F sebanyak 28 siswa sebagai样品penelitian。采用前测后测对照组设计。数据dalam penelitian ini merupakan,数据定量分析,数据定量分析,数据定量分析,数据定量分析,数据定量分析。登安蒙古纳坎乌吉吉达达比例,二人的冲动和对日本战略元认知的影响,登安蒙古纳坎坎达达康帕纳坎达尔达达斯。Kata kunci:效能活动;数学数学;战略元认知penahuuan penapaian tujuan pendidikan国家成员tuhanan suatu penbelajanSalah satu mata pelajaran yang diajarkan padtiap jenjang pendidikan adalah matematika。matmatatika berperan penting sebagai alat untuk membantu manusia dalam menyelesaikan permasalahan dalam berbagai bidang ilmu。[39][杨家栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋栋。]Hal tersebut menunjukkan bahwa mempelajari matmatatika merupakan Hal penting dalam kehidupan。2006年12月1日第22号,中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。[1][韩志刚(2018).][j] .中国地质大学学报(自然科学版).]哈尔尼·贝拉蒂,材料杨发现西瓦·迪马克奈·登根·贝纳尔,布坎·汉尼亚·塞卡达尔·哈法兰。Siswa yang memoriliki kemampuan pemahaman konsep yang baik akan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan matematika dengan bekal pemahaman konsep yang ia miliki。Pemahaman konsep juga menjadi dasar untuk menapai kemampuan matmatatis lain。Jadi dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep memainkan peranan penam pembelajan matematika。Akan tetapi, pada kenyataannya kemampuan pemahaman konsep matmatatis siswa di Indonesia masih tergolong rendah。《趋势国际数学与科学研究》(TIMSS), 2015年,印度尼西亚berada pada urutan 45 dari - 50 negara dengan rata-rata skor kemampuan matematika sebesar, 397。领域研究主要包括认识(pengetahuan)、应用(penerapan)和推理(penalaran)。域pengetahuan dan penerapan merupakan指标pemahaman konsep (Kemdikbud, 2016)。国际学生评估项目(PISA) tahun 2018 juga menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat 72 dari 78 negara(经合组织,2019:18)。Studi PISA bertujuan untuk mengkaji kemampuan siswa dalam pemecahan masalah, penalaran, dan komunikasi。Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa Indonesia masih tergolong rendah。Kemampuan pemecahan masalah dan Kemampuan pemahaman konsep merupakan dua hal yang saling berhubungan karena Kemampuan pemahaman konsep adalah Kemampuan yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah。Jadi dapat dikatakan bahwa kemampuan pemahaman konsep siswa Indonesia masih tergolong rendah 评估活动包括mel
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Efektivitas Penerapan Strategi Metakognitif Dintinjau dari Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
This research aimed to find out the effectiveness of the implementation of a metacognitive strategy toward students’ understanding of mathematical concept ability. The population of this research was all students of grade 8th of SMP Negeri 36 Bandar Lampung in the academic year of 2019/2020, consist of 172 students that were distributed into six classes. By using a purposive sampling technique, VIII E consists of 28 students, and VIII F consists of 28 students who were chosen as the research sample. This research used the pretest-posttest control group design. The data of this research was quantitative data obtained by the test of student’s understanding of mathematical concept ability. By using the t-test and proportion test, conclusions are obtained that the implementation of the metacognitive strategy was effective towards student’s understanding of mathematical concept ability. Keyword: effectiveness; metacognitive strategy; understanding mathematical concepts Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas penerapan strategi metakognitif ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 36 Bandar Lampung tahun pelajaran 2019/2020 yang terdiri dari 172 siswa dan terdistribusi dalam enam kelas. Melalui teknik purposive sampling, terpilihlah siswa kelas VIII E sebanyak 28 siswa dan VIII F sebanyak 28 siswa sebagai sampel penelitian. Desain yang digunakan adalah the pretest-posttest control group design. Data dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang diperoleh dari tes kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Dengan menggunakan uji t dan uji proporsi, diperoleh kesimpulan bahwa penerapan strategi metakognitif efektif ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Kata kunci: efektivitas; pemahaman konsep matematis; strategi metakognitif PENDAHULUAN Pencapaian tujuan pendidikan nasional membutuhkan suatu pembelajaran. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan adalah matematika. Matematika berperan penting sebagai alat untuk membantu manusia dalam menyelesaikan permasalahan dalam berbagai bidang ilmu. Seperti yang tertuang dalam Depdiknas (2006: 345) yakni matematika adalah ilmu universal yang mendasari Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung, Vol. 8, No. 3, 2020 139 perkembangan teknologi modern saat ini yang memiliki peran penting dalam berbagai disiplin ilmu serta untuk memajukan daya pikir manusia. Hal tersebut menunjukkan bahwa mempelajari matematika merupakan hal penting dalam kehidupan. Adapun tujuan pembelajaran matematika tercantum dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 yaitu mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep matematika, mengembangkan penalaran matematis, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan kemampuan komunikasi matematis serta mengembangkan sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan. Berdasarkan tujuan tersebut tampak bahwa kemampuan pemahaman konsep merupakan salah satu tujuan dalam pembelajaran matematika. Menurut Anggraini (2018), pemahaman konsep matematika adalah ke-mampuan menerima dan memahami konsep dasar matematika serta menangkap makna dari suatu ide abstrak/prinsip dasar dari suatu objek untuk menyelesaikan permasalahan matematika. Hal ini berarti, materi yang diserap siswa dimaknai dengan benar, bukan hanya sekadar hafalan. Siswa yang memiliki kemampuan pemahaman konsep yang baik akan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan matematika dengan bekal pemahaman konsep yang ia miliki. Pemahaman konsep juga menjadi dasar untuk mencapai kemampuan matematis lain. Jadi dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep memainkan peranan penting dalam pembelajaran matematika. Akan tetapi, pada kenyataannya kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini tercermin dari hasil studi yang dilakukan oleh The Trend International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2015, bahwa Indonesia berada pada urutan 45 dari 50 negara dengan rata-rata skor kemampuan matematika sebesar 397. Domain dari studi tersebut meliputi knowing (pengetahuan), applying (penerapan), dan reasoning (penalaran). Domain pengetahuan dan penerapan merupakan indikator pemahaman konsep (Kemdikbud, 2016). Hasil studi dari Program for International Student Assesment (PISA) tahun 2018 juga menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat 72 dari 78 negara (OECD, 2019: 18). Studi PISA bertujuan untuk mengkaji kemampuan siswa dalam pemecahan masalah, penalaran, dan komunikasi. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa Indonesia masih tergolong rendah. Kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan pemahaman konsep merupakan dua hal yang saling berhubungan karena kemampuan pemahaman konsep adalah kemampuan yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah. Jadi dapat dikatakan bahwa kemampuan pemahaman konsep siswa Indonesia masih tergolong rendah. SMP Negeri 36 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah yang memiliki karateristik siswa dengan kemampuan pemahaman konsep matematis yang masih Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung, Vol. 8, No. 3, 2020 140 tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil Penilaian Tengah Semester (PTS) siswa kelas VIII SMP Negeri 36 Bandar Lampung dimana lebih dari 50 persen siswa belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika yang dilakukan pada tanggal 21 Oktober 2019, diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran di sekolah masih berpusat pada guru. Siswa lebih suka mengandalkan guru dalam menyampaikan rumus matematika daripada menemukannya sendiri sehingga siswa hanya sekadar mengetahui konsep bukan memahami konsep. Hal ini mengakibatkan siswa cenderung pasif serta kurang terangsang untuk mengembangkan pikirannya. Selain itu, dari hasil wawancara juga diperoleh informasi bahwa mayoritas siswa pergi ke sekolah hanya sebagai rutinitas. Mereka tidak memiliki alasan yang kuat mengapa ia sekolah dan tidak mengetahui tujuan pembelajaran apa yang harus dicapai, sehingga dapat dikatakan bahwa siswa tidak memiliki kesadaran akan bagaimana dia belajar serta kesadaran akan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Ini menjadi sebab rendahnya penguasaan siswa terhadap suatu materi. Seperti yang dikemukakan oleh Nuryana dan Sugianto (2012: 84), siswa yang tidak memiliki kesadaran bagaimana dia belajar mengakibatkan rendahnya kemampuan pemahaman konsep siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah perlu dilakukannya perubahan proses pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Kemampuan pemahaman konsep siswa sangat tergantung pada kesadarannya tentang apa yang diketahuinya dan bagaimana melakukannya (Meisura, Risnawati dan Zubaidah, 2019: 16). Guru semestinya merancang pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri serta membangun kesadaraan siswa akan proses berpikirnya selama pembelajaran. Selain itu, pembelajaran yang berlangsung seharusnya melibatkan siswa secara aktif. Menurut Sardiman (2012: 97), dalam kegiatan belajar siswa harus aktif berbuat atau bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa adanya aktivitas, proses pembelajaran tidak akan berlangsung dengan baik. Berdasarkan uraian tersebut, diperlukan adanya pembaharuan dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang dapat memfasilitasi aktivitas tersebut serta memungkinkan terjadinya peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa adalah strategi metakognitif. Metakognitif ialah berpikir tentang proses berpikir (Hutahuruk, 2016: 177). Menurut Joyce dan Marsha (2016: 51), dalam metakognitif terdapat proses “letting the student into the secret” sehingga siswa dapat membangun sendiri pengetahuan dan kemampuan mereka, memutuskan strategi belajar apa yang akan digunakan, pemecahan Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung, Vol. 8, No. 3, 2020 141 masalah, dan menemukan sendiri ilmu yang akan dipelajari. Hal ini penting bagi siswa agar dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Pembelajaran yang bermakna akan menjadikan informasi yang diterima siswa bertahan lama dalam ingatannya dan memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran selanjutnya (Roza, 2017). Roza (2017: 41) menyatakan bahwa strategi metakognitif mengacu pada peningkatan proses berpikir siswa yang akan berdampak pada aktivitas siswa dalam pemahaman dan penyelesaian soal. Penerapan strategi metakognitif dalam pembelajaran akan membantu siswa agar mampu memperoleh pembelajaran yang bertahan lama dalam ingatan dan pemahaman siswa (Iskandar, 2014: 15). Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Uno (2010: 134), melalui strategi metakognitif siswa akan merencanakan strategi untuk memahami materi yang dipelajari, mengontrol langkah apa yang akan mereka lakukan dalam pembelajaran dan melakukan evaluasi terhadap apa yang telah mereka pelajari. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan metakognitif yang diajukan oleh guru selama proses pembelajaran dapat membangun kesadaran siswa akan proses berpikirnya sehingga siswa dapat mengoptimalkan kemampuan dan membiasakan diri untuk mengevaluasi kesalahan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, strategi metakognitif merupakan hal penting yang perlu diterapkan dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan strategi metakognitif terdiri dari tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pemantauan, dan tahap evaluasi. Menurut Khoiriah (2015: 179), kegiatan perencanaan meliputi membuat perencanaan yang akan dilakukan dan memilih strategi yang tepat dalam penyelesaian masalah. Kegiatan monitoring meliputi memonitor setiap langkah yang telah dilakukan, mengecek jawaban dari hasil penyelidikan, dan mempertimbangkan ketepatan hasil penyelidikan. Kegiatan evaluasi meliputi menil
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信