Ahmad Muzakkil Anam
{"title":"Konsep Pendidikan Pluralisme Abdurrahman Wahid (Gus Dur)","authors":"Ahmad Muzakkil Anam","doi":"10.21154/CENDEKIA.V17I1.1442","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Beragamnya agama yang ada di Indonesia merupakan aset kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Akan tetapi, beberapa dekade terakhir ini, banyak terjadi kekerasan-kekerasan yang mengatasnamakan agama. Agama yang seharusnya tampil dengan penuh kasih sayang, kini mulai menampakkan kekerasan. Kasus kekerasan atas nama agama tidak pernah berhenti terjadi di Indonesia. Kenyataan ini menunjukkan bahwa pluralisme agama yang berarti menghormati perbedaan pemeluk agama yang ada dalam masyarakat sudah mulai memudar. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalaan ini adalah dengan mengembangkan konsep pendidikan pluralisme, dimana dengan pendidikan pluralisme ini setidaknya dapat meminimalisir potensi kekerasan-kekerasan atas nama agama tersebut. Pendidikan ini juga memerlukan adanya figur teladan yang memperjuangkan pluralisme. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah salah satu tokoh yang mempunyai perhatian penuh pada pluralisme. Oleh karena itu, penelitian ini akan memfokuskan pada perumusan konsep pendidikan pluralisme Gus Dur. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research), dengan metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi dan wawancara. Untuk analisis, penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis (critical discourse analysis), yaitu pengkajian secara mendalam yang berusaha mengungkap kegiatan, pandangan, dan identitas berdasarkan bahasa yang digunakan dalam wacana.Hasil penelitian ini mendapati bahwa konsep pendidikan pluralisme Gus Dur memiliki konsep pendidikan adalah yang tidak terbatas. Ketidak-terbatasan ini melingkupi tiga aspek: Pertama, tidak terbatas pada materi atau informasi yang diperoleh dalam proses pendidikan, termasuk ketika materi itu sangat berbeda dengan keyakinan yang dimiliki; Kedua, tidak terbatas pada sumber informasi atau yang disebut pendidik dalam dunia pendidikan, terlepas dari pemahaman serta keyakinan yang ia miliki; Ketiga, tidak terbatas pada teks yang sudah ada, dengan kata lain pendidikan yang mendorong seseorang untuk selalu kritis terhadap apa yang telah tersaji, utamanya dalam bentuk teks.","PeriodicalId":165060,"journal":{"name":"Cendekia: Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-02-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"6","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Cendekia: Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21154/CENDEKIA.V17I1.1442","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 6

摘要

印尼的宗教多样性是印尼人拥有的财富财富。然而,近几十年来,宗教暴力猖獗。本应充满爱的宗教,现在却开始诉诸暴力。宗教暴力案件在印尼从未停止。这一事实表明,一种涉及到尊重社会不同宗教的宗教多元化已经开始消退。解决这些问题的一个方法是发展多元化教育的概念,通过多元化教育,这至少可以减少以宗教名义进行暴力的潜在程度。这种教育还需要多元主义的榜样形象。阿布杜尔拉赫曼·瓦希德(格斯·杜尔)是一个专注于多元化的人物。因此,本研究将重点阐述格斯·杜尔多元教育的概念。该研究是一种利用文档和访谈来收集数据的图书馆研究。为了进行分析,本研究采用了批判话语分析,这是一种深入的研究,试图揭示基于该论述语言的活动、观点和身份。这项研究发现,格斯·杜尔多元教育的概念是无限的。这些无国界涵盖了三个方面:第一,不限于教育过程中获得的材料或信息,包括与信仰高度不同的内容;第二,不局限于信息来源或所谓的教育工作者,不管他有什么样的理解和信念;第三,不限于已经存在的文本,另一方面,教育鼓励人们对所呈现的内容保持批评,尤其是文本形式。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Konsep Pendidikan Pluralisme Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Beragamnya agama yang ada di Indonesia merupakan aset kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Akan tetapi, beberapa dekade terakhir ini, banyak terjadi kekerasan-kekerasan yang mengatasnamakan agama. Agama yang seharusnya tampil dengan penuh kasih sayang, kini mulai menampakkan kekerasan. Kasus kekerasan atas nama agama tidak pernah berhenti terjadi di Indonesia. Kenyataan ini menunjukkan bahwa pluralisme agama yang berarti menghormati perbedaan pemeluk agama yang ada dalam masyarakat sudah mulai memudar. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalaan ini adalah dengan mengembangkan konsep pendidikan pluralisme, dimana dengan pendidikan pluralisme ini setidaknya dapat meminimalisir potensi kekerasan-kekerasan atas nama agama tersebut. Pendidikan ini juga memerlukan adanya figur teladan yang memperjuangkan pluralisme. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah salah satu tokoh yang mempunyai perhatian penuh pada pluralisme. Oleh karena itu, penelitian ini akan memfokuskan pada perumusan konsep pendidikan pluralisme Gus Dur. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research), dengan metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi dan wawancara. Untuk analisis, penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis (critical discourse analysis), yaitu pengkajian secara mendalam yang berusaha mengungkap kegiatan, pandangan, dan identitas berdasarkan bahasa yang digunakan dalam wacana.Hasil penelitian ini mendapati bahwa konsep pendidikan pluralisme Gus Dur memiliki konsep pendidikan adalah yang tidak terbatas. Ketidak-terbatasan ini melingkupi tiga aspek: Pertama, tidak terbatas pada materi atau informasi yang diperoleh dalam proses pendidikan, termasuk ketika materi itu sangat berbeda dengan keyakinan yang dimiliki; Kedua, tidak terbatas pada sumber informasi atau yang disebut pendidik dalam dunia pendidikan, terlepas dari pemahaman serta keyakinan yang ia miliki; Ketiga, tidak terbatas pada teks yang sudah ada, dengan kata lain pendidikan yang mendorong seseorang untuk selalu kritis terhadap apa yang telah tersaji, utamanya dalam bentuk teks.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信