{"title":"Sistem Alley Cropping: Analisis SWOT dan Strategi Implementasinya di Lahan Kering DAS Hulu","authors":"Ratri Ariani, U. Haryati","doi":"10.2018/jsdl.v12i1.8370.g8372","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak. Ditinjau dari segi luasan, lahan kering di Indonesia merupakan lahan yang cukup potensial, untuk dikembangkan sebagai areal pertanian. Namun usaha pertanian di areal ini dihadapkan pada beberapa kendala, diantaranya karena lahan ini banyak tersebar di daerah pegunungan dengan topografi yang curam sehingga rawan erosi. Untuk itu usahatani konservasi mutlak perlu dilakukan. Teknik konservasi mekanik berupa teras bangku, yang telah banyak dikenal dan diadopsi petani, diyakini dapat menurunkan erosi, namun teknik ini tidak selalu cocok diimplementasikan pada semua kondisi, selain memerlukan biaya yang cukup tinggi. Oleh karena itu, teknik konservasi vegetatif lebih disarankan untuk diapliksikan di areal ini. Sistem pertanaman lorong (alley cropping) merupakan teknik konservasi vegetatif yang telah terbukti efektif mengendalikan erosi dan aliran permukaan (runoff), kehilangan hara, meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman, efisien dari segi biaya, serta dapat diadopsi oleh petani berdasarkan hasil-hasil penelitian. Dengan demikian, sistem pertanaman lorong berpeluang untuk dikembangkan di areal lahan kering dengan memperhatikan keunggulan dan kelemahannya. Makalah ini mengemukakan tentang keunggulan dan kelemahan sistem pertanaman lorong serta peluang dan tantangan yang akan dihadapi di dalam implementasinya di lahan kering berdasarkan hasil analisis SWOT (strengths, weeknesses, opportunities, threats). Pengembangan strategi untuk implementasi sistem alley cropping meliputi strategi yang bersifat teknis dan non teknis.Abstract. In terms of area, upland in Indonesia is a potential land to be developed as an agricultural area. However, this agricultural bussines on this area is faced with several problem, some of them is because the agricultural land is spread in mountainouns area with a steep topography that is easy to erosion, therefore conservation agriculture system is absolutely needed. Mechanical soil conservation techniques such as bench terrace which have been widely known and farmer-friendly are believed to reduce erosion, but this technique is not always suitable to be implemented in all condition other than requiring high cost, therefore vegetative conservation vegetative conservation techniques are more suggested to control erosion in this area. Alley cropping system is a vegetative conservation technique that has been proven effective in controlling erosion and runoff, nutrient loss, increasing land and crop productivity, cost efficient and can be adopted by farmers based on the research results. Thus, the alley cropping system is likely to be developed in upland area with attention to its advantages and disadvantages. This paper presents the advantages and disadvantages of alley cropping system and the opportunities and challenges that will be faced in its implementation in upland based on SWOT (strengths, weeknesses, opportunities, threats) analysis. Development of strategy for implementation of alley cropping system includes technical and non technical strategy. ","PeriodicalId":261618,"journal":{"name":"Jurnal Sumberdaya Lahan","volume":"190 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-06-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"5","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sumberdaya Lahan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.2018/jsdl.v12i1.8370.g8372","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 5
摘要
抽象。从广袤的空间来看,印尼的干旱土地是一个潜在的农业用地。但该地区的农业面临着几个挑战,其中一些原因是,这片土地分布在地势陡峭的山区,容易受到侵蚀。要做到这一点,保护农民是必不可少的。农民熟悉并采用的梯田机械保护技术被认为可以减少侵蚀,但它们并不总是适用于所有情况,而且成本很高。因此,建议在此区域采用植物人保护技术。伐木系统是一种蔬菜保护技术,已被证明可以有效地控制水分流失、流失、提高土地和植物生产力、成本效益、农民可以根据研究结果采用。因此,隧道系统有机会在干旱地区发展,注意到其优点和弱点。它指出了隧道系统的优势和弱点,以及根据SWOT分析结果在陆地上实施的机会和挑战。采用巷子系统的战略发展包括技术上和非技术上的战略。在该地区,印度尼西亚的upland是一个潜在的农业领域。However,这个地区的农业企业面临着几个问题,其中一些是因为农业土地散布在山区,容易受到破坏,因此农业保护系统绝对有必要。美国机械的土地保护techniques如此席台哪有一直widely知道和farmer-friendly是相信要减少erosion,但这技巧不是总是suitable to be implemented》和所有其他条件比requiring高成本,这就是vegetative conservation vegetative conservation techniques是更多suggested到控制erosion在这个区域。野生养殖系统是一种营养保护技术,它一直致力于控制侵蚀和剥离,营养损失,增长的土地和农作物生产,成本高,可以被研究结果的农民收养。因此,这种结节系统很可能是在郊区发展起来的,同时关注着高级和失望。这篇论文展示了巷子尖顶系统的进步和挑战,这些机会和挑战将在其实施的基础上进行SWOT分析。开发边缘技术和非技术策略等策略的战略。
Sistem Alley Cropping: Analisis SWOT dan Strategi Implementasinya di Lahan Kering DAS Hulu
Abstrak. Ditinjau dari segi luasan, lahan kering di Indonesia merupakan lahan yang cukup potensial, untuk dikembangkan sebagai areal pertanian. Namun usaha pertanian di areal ini dihadapkan pada beberapa kendala, diantaranya karena lahan ini banyak tersebar di daerah pegunungan dengan topografi yang curam sehingga rawan erosi. Untuk itu usahatani konservasi mutlak perlu dilakukan. Teknik konservasi mekanik berupa teras bangku, yang telah banyak dikenal dan diadopsi petani, diyakini dapat menurunkan erosi, namun teknik ini tidak selalu cocok diimplementasikan pada semua kondisi, selain memerlukan biaya yang cukup tinggi. Oleh karena itu, teknik konservasi vegetatif lebih disarankan untuk diapliksikan di areal ini. Sistem pertanaman lorong (alley cropping) merupakan teknik konservasi vegetatif yang telah terbukti efektif mengendalikan erosi dan aliran permukaan (runoff), kehilangan hara, meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman, efisien dari segi biaya, serta dapat diadopsi oleh petani berdasarkan hasil-hasil penelitian. Dengan demikian, sistem pertanaman lorong berpeluang untuk dikembangkan di areal lahan kering dengan memperhatikan keunggulan dan kelemahannya. Makalah ini mengemukakan tentang keunggulan dan kelemahan sistem pertanaman lorong serta peluang dan tantangan yang akan dihadapi di dalam implementasinya di lahan kering berdasarkan hasil analisis SWOT (strengths, weeknesses, opportunities, threats). Pengembangan strategi untuk implementasi sistem alley cropping meliputi strategi yang bersifat teknis dan non teknis.Abstract. In terms of area, upland in Indonesia is a potential land to be developed as an agricultural area. However, this agricultural bussines on this area is faced with several problem, some of them is because the agricultural land is spread in mountainouns area with a steep topography that is easy to erosion, therefore conservation agriculture system is absolutely needed. Mechanical soil conservation techniques such as bench terrace which have been widely known and farmer-friendly are believed to reduce erosion, but this technique is not always suitable to be implemented in all condition other than requiring high cost, therefore vegetative conservation vegetative conservation techniques are more suggested to control erosion in this area. Alley cropping system is a vegetative conservation technique that has been proven effective in controlling erosion and runoff, nutrient loss, increasing land and crop productivity, cost efficient and can be adopted by farmers based on the research results. Thus, the alley cropping system is likely to be developed in upland area with attention to its advantages and disadvantages. This paper presents the advantages and disadvantages of alley cropping system and the opportunities and challenges that will be faced in its implementation in upland based on SWOT (strengths, weeknesses, opportunities, threats) analysis. Development of strategy for implementation of alley cropping system includes technical and non technical strategy.