{"title":"降雨变化和土地覆盖变化对空间分析的影响","authors":"Hana Syarifah Firdaus, Dudi Nasrudin Usman","doi":"10.29313/jrpwk.v1i2.480","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract. West Bandung Regency is one of the areas that has the potential for landslides in Indonesia. The occurrence of landslides in West Bandung Regency is the most common type of disaster, with a percentage of 68% in West Bandung Regency in 2008 - 2016 compared to other types of disasters. This research uses a quantitative approach spatially. The purpose of this study was to examine the level of landslides in the West Bandung Regency from the influence of changes in rainfall and land cover changes based on spatial analysis. The method of data collection is done by the method of secondary data collection. The analytical methods used include land cover classification analysis in 2018 - 2020 and analysis of the level of landslide disasters from the existing conditions of landslides in 2018 - 2020. From the results of research using overlay analysis, in 2018 the disaster level landslides with a low level of 31,309.90 Ha or 24.47% and a medium level of 96,660.06 Ha or 75.53% with a total of 150 landslides in 61 villages. In 2019, the level of landslides was low at 31,752.25 Ha or 24.84% and the medium level was 96,091.22 Ha or 75.16% with 152 landslides in 53 villages. In 2020 the landslide disaster level has a low level of 15,280.42 Ha or 11.94%, a medium level of 108,381.46 Ha or 84.69%, and a high level of 4,308.11 Ha or 3.37% with the number of landslides as many as 144 times in 67 villages. \nAbstrak. Kabupaten Bandung Barat menjadi salah satu wilayah yang memliki potensi bencana longsor di Indonesia. Kejadian bencana longsor di Kabupaten Bandung Barat merupakan jenis bencana yang paling banyak terjadi yaitu dengan presentase sebesar 68% di Kabupaten Bandung Barat pada Tahun 2008 - Tahun 2016 dibandingkan dengan jenis bencana lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif secara spasial. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengkaji tingkat bencana longsor di wilayah Kabupaten Bandung Barat dari pengaruh perubahan curah hujan dan perubahan tutupan lahan berdasarkan analisis spasial. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan metode pengumpulan data sekunder. Metode analisis yang digunakan diantaranya analisis klasifikasi tutupan lahan untuk melihat tutupan lahan pada Tahun 2018 - Tahun 2020 dan analisis tingkat bencana longsor dari kondisi eksisting bencana longsor pada Tahun 2018 – Tahun 2020. Dari hasil penelitian menggunakan teknik analisis overlay didapatkan bahwa pada Tahun 2018 tingkat bencana longsor dengan tingkat rendah sebesar 31.309,90 Ha atau 24,47% dan tingkat sedang sebesar 96.660,06 Ha atau 75,53% dengan jumlah longsor sebanyak 150 kali pada 61 desa. Pada Tahun 2019 tingkat bencana longsor rendah sebesar 31.752,25 Ha atau 24,84% dan tingkat sedang sebesar 96.091,22 Ha atau 75,16% dengan jumlah longsor sebanyak 152 kali pada 53 desa. Pada Tahun 2020 tingkat bencana longsor memiliki tingkat rendah sebesar 15.280,42 Ha atau 11,94%, tingkat sedang sebesar 108.381,46 Ha atau 84,69%, dan tingkat tinggi sebesar 4.308,11 Ha atau 3,37% dengan jumlah longsor sebanyak 144 kali pada 67 desa.","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"100 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-02-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pengaruh Perubahan Curah Hujan dan Perubahan Tutupan Lahan terhadap Bencana Longsor berdasarkan Analisis Spasial\",\"authors\":\"Hana Syarifah Firdaus, Dudi Nasrudin Usman\",\"doi\":\"10.29313/jrpwk.v1i2.480\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract. West Bandung Regency is one of the areas that has the potential for landslides in Indonesia. The occurrence of landslides in West Bandung Regency is the most common type of disaster, with a percentage of 68% in West Bandung Regency in 2008 - 2016 compared to other types of disasters. This research uses a quantitative approach spatially. The purpose of this study was to examine the level of landslides in the West Bandung Regency from the influence of changes in rainfall and land cover changes based on spatial analysis. The method of data collection is done by the method of secondary data collection. The analytical methods used include land cover classification analysis in 2018 - 2020 and analysis of the level of landslide disasters from the existing conditions of landslides in 2018 - 2020. From the results of research using overlay analysis, in 2018 the disaster level landslides with a low level of 31,309.90 Ha or 24.47% and a medium level of 96,660.06 Ha or 75.53% with a total of 150 landslides in 61 villages. In 2019, the level of landslides was low at 31,752.25 Ha or 24.84% and the medium level was 96,091.22 Ha or 75.16% with 152 landslides in 53 villages. In 2020 the landslide disaster level has a low level of 15,280.42 Ha or 11.94%, a medium level of 108,381.46 Ha or 84.69%, and a high level of 4,308.11 Ha or 3.37% with the number of landslides as many as 144 times in 67 villages. \\nAbstrak. Kabupaten Bandung Barat menjadi salah satu wilayah yang memliki potensi bencana longsor di Indonesia. Kejadian bencana longsor di Kabupaten Bandung Barat merupakan jenis bencana yang paling banyak terjadi yaitu dengan presentase sebesar 68% di Kabupaten Bandung Barat pada Tahun 2008 - Tahun 2016 dibandingkan dengan jenis bencana lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif secara spasial. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengkaji tingkat bencana longsor di wilayah Kabupaten Bandung Barat dari pengaruh perubahan curah hujan dan perubahan tutupan lahan berdasarkan analisis spasial. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan metode pengumpulan data sekunder. Metode analisis yang digunakan diantaranya analisis klasifikasi tutupan lahan untuk melihat tutupan lahan pada Tahun 2018 - Tahun 2020 dan analisis tingkat bencana longsor dari kondisi eksisting bencana longsor pada Tahun 2018 – Tahun 2020. Dari hasil penelitian menggunakan teknik analisis overlay didapatkan bahwa pada Tahun 2018 tingkat bencana longsor dengan tingkat rendah sebesar 31.309,90 Ha atau 24,47% dan tingkat sedang sebesar 96.660,06 Ha atau 75,53% dengan jumlah longsor sebanyak 150 kali pada 61 desa. Pada Tahun 2019 tingkat bencana longsor rendah sebesar 31.752,25 Ha atau 24,84% dan tingkat sedang sebesar 96.091,22 Ha atau 75,16% dengan jumlah longsor sebanyak 152 kali pada 53 desa. Pada Tahun 2020 tingkat bencana longsor memiliki tingkat rendah sebesar 15.280,42 Ha atau 11,94%, tingkat sedang sebesar 108.381,46 Ha atau 84,69%, dan tingkat tinggi sebesar 4.308,11 Ha atau 3,37% dengan jumlah longsor sebanyak 144 kali pada 67 desa.\",\"PeriodicalId\":208836,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota\",\"volume\":\"100 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-02-07\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.29313/jrpwk.v1i2.480\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29313/jrpwk.v1i2.480","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
摘要西万隆县是印度尼西亚有可能发生山体滑坡的地区之一。在西万隆县发生的山体滑坡是最常见的灾害类型,与其他类型的灾害相比,2008 - 2016年西万隆县发生的山体滑坡比例为68%。本研究在空间上采用了定量方法。本研究的目的是在空间分析的基础上,从降雨变化和土地覆盖变化的影响来考察西万隆县的滑坡水平。数据收集的方法采用二次数据收集的方法。分析方法包括2018 - 2020年土地覆盖分类分析和2018 - 2020年滑坡现状分析滑坡灾害等级。从叠加分析的研究结果来看,2018年,61个村庄共发生150起滑坡,其中低级滑坡为31,309.90 Ha,占24.47%,中级滑坡为96,660.06 Ha,占75.53%。2019年,山体滑坡水平较低,为31,752.25公顷(24.84%),中等水平为96,091.22公顷(75.16%),53个村庄发生152起滑坡。2020年滑坡灾害等级为低等级15280.42 Ha(11.94%),中等等级108381.46 Ha(84.69%),高等级4308.11 Ha(3.37%), 67个村滑坡次数达144次。Abstrak。Kabupaten万隆Barat menjadi salah satu wilayah yang memliki potential benana long - sor di Indonesia。kejadan bencana longsor di kabupten万隆Barat merupakan jenis bencana yang paling banyak terjadi yitu dengan现在,sebesar 68% di Kabupaten万隆Barat paada Tahun 2008 - Tahun 2016 dibandingkan dengan jenis bencana lainnya。Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif secara special。图鹃达兰penelitian ini untuk mengkaji tingkat bencana longsor di wilayah Kabupaten Bandung Barat dari pengaruh perubahan curah hujan danperubahan tutupan lahan berdasarkan分析空间。方法企鹅数量数据阳迪拉坎登干方法企鹅数量数据下。方法分析yang digunakan diantaranya分析klasifikasi tutupan lahan untuk melihat tutupan lahan pada Tahun 2018 - Tahun 2020分析kat bencana longsor dari kondisi eksistan longsor pada Tahun 2018 - Tahun 2020。Dari hasil penelitian menggunakan技术分析覆盖didapatkan bahwa pada Tahun 2018 tingkat bencana longsor dengan tingkat rendah sebesar 31.309,90 Ha atau 24,47% dan tingkat sedang sebesar 96.660,06 Ha atau 75,53% dengan jumlah longsor sebanyak 150 kali pada 61。Pada Tahun 2019 tingkat bencana longsor rendah sebesar 31.752,25 Ha atau 24,84% dan tingkat sedang sebesar 96.091,22 Ha atau 75,16% dengan jumlah longsor sebanyak 152 kali Pada 53 desa。Pada Tahun 2020 tingkat bencana longsor memiliki tingkat rendah sebesar 15.280,42 Ha atau 11,94%, tingkat sedang sebesar 108.381,46 Ha atau 84,69%, dan tingkat tinggi sebesar 4.308,11 Ha atau 3,37% dengan jumlah longsor sebanyak 144 kali Pada 67 desa。
Pengaruh Perubahan Curah Hujan dan Perubahan Tutupan Lahan terhadap Bencana Longsor berdasarkan Analisis Spasial
Abstract. West Bandung Regency is one of the areas that has the potential for landslides in Indonesia. The occurrence of landslides in West Bandung Regency is the most common type of disaster, with a percentage of 68% in West Bandung Regency in 2008 - 2016 compared to other types of disasters. This research uses a quantitative approach spatially. The purpose of this study was to examine the level of landslides in the West Bandung Regency from the influence of changes in rainfall and land cover changes based on spatial analysis. The method of data collection is done by the method of secondary data collection. The analytical methods used include land cover classification analysis in 2018 - 2020 and analysis of the level of landslide disasters from the existing conditions of landslides in 2018 - 2020. From the results of research using overlay analysis, in 2018 the disaster level landslides with a low level of 31,309.90 Ha or 24.47% and a medium level of 96,660.06 Ha or 75.53% with a total of 150 landslides in 61 villages. In 2019, the level of landslides was low at 31,752.25 Ha or 24.84% and the medium level was 96,091.22 Ha or 75.16% with 152 landslides in 53 villages. In 2020 the landslide disaster level has a low level of 15,280.42 Ha or 11.94%, a medium level of 108,381.46 Ha or 84.69%, and a high level of 4,308.11 Ha or 3.37% with the number of landslides as many as 144 times in 67 villages.
Abstrak. Kabupaten Bandung Barat menjadi salah satu wilayah yang memliki potensi bencana longsor di Indonesia. Kejadian bencana longsor di Kabupaten Bandung Barat merupakan jenis bencana yang paling banyak terjadi yaitu dengan presentase sebesar 68% di Kabupaten Bandung Barat pada Tahun 2008 - Tahun 2016 dibandingkan dengan jenis bencana lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif secara spasial. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengkaji tingkat bencana longsor di wilayah Kabupaten Bandung Barat dari pengaruh perubahan curah hujan dan perubahan tutupan lahan berdasarkan analisis spasial. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan metode pengumpulan data sekunder. Metode analisis yang digunakan diantaranya analisis klasifikasi tutupan lahan untuk melihat tutupan lahan pada Tahun 2018 - Tahun 2020 dan analisis tingkat bencana longsor dari kondisi eksisting bencana longsor pada Tahun 2018 – Tahun 2020. Dari hasil penelitian menggunakan teknik analisis overlay didapatkan bahwa pada Tahun 2018 tingkat bencana longsor dengan tingkat rendah sebesar 31.309,90 Ha atau 24,47% dan tingkat sedang sebesar 96.660,06 Ha atau 75,53% dengan jumlah longsor sebanyak 150 kali pada 61 desa. Pada Tahun 2019 tingkat bencana longsor rendah sebesar 31.752,25 Ha atau 24,84% dan tingkat sedang sebesar 96.091,22 Ha atau 75,16% dengan jumlah longsor sebanyak 152 kali pada 53 desa. Pada Tahun 2020 tingkat bencana longsor memiliki tingkat rendah sebesar 15.280,42 Ha atau 11,94%, tingkat sedang sebesar 108.381,46 Ha atau 84,69%, dan tingkat tinggi sebesar 4.308,11 Ha atau 3,37% dengan jumlah longsor sebanyak 144 kali pada 67 desa.