先知摩西在古兰经中的领导角色

A. Z. Sarnoto, Hidayatullah Hidayatullah
{"title":"先知摩西在古兰经中的领导角色","authors":"A. Z. Sarnoto, Hidayatullah Hidayatullah","doi":"10.51275/alim.v1i2.142","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Karakter pemimpin pada kisah Nabi Musa AS mencakup sejumlah karakter utama, seperti sabar, visioner, kompeten, integritas, pembaharu, solutif, religius, kredibel, cerdas, pandai bekerja sama, memiliki tekad yang kuat, informan, pembelajar dan tawadhu’. \nPenelitian ini memiliki perbedaan pendapat dengan: 1) Niccolo Machiavelli (L. 1469 M) yang memisahkan antara etika dan politik dalam melaksanakan dan menerapkan nilai-nilai kepemimpinannya. Pemerintah sebagai pemangku institusi kepemimpinan nasional harus menjalankan tugas-tugas negara dengan baik sesuai dengan nilai-nilai kepribadian bangsa sebagaimana yang tertuang dalam Undang-undang Dasar (UUD) 1945 dan Pancasila, 2) Alexander Agung (L. 340 SM) yang berambisius menumpuk harta kekayaan, bertindak brutal, memerintahkan pengikutnya untuk menyembah dirinya dan tidak segan-segan membantai siapa saja yang menentang kekuasaannya. Pemerintah dan semua pemangku jabatan sejatinya hidup dengan karakter kesederhanaan, santun terhadap rakyatnya dan siap mengakomodir aspirasi mereka seluas-luasnya ketika tidak sejalan dengan kebijakannya, 3) Adolf Hitler (L. 1889 M) yang menggunakan cara-cara militeristik seperti menjalankan dua fungsi; militer dan non-militer dalam menjalankan tampuk kepemimpinannya sehingga menyebabkan kurangnya trust masyarakat dan membawa negara Jerman ke jurang instabilitas nasionalnya. \nPemerintah dan elemen masyarakat dalam mengemban tugasnya harus menjalankan prinsip penguatan nilai-nilai karakter pemimpin dan berusaha sekuat mungkin memegang prinsip ini sesuai dengan amanah yang diemban agar tercipta kualitas kepribadian anak bangsa yang bisa membawah negara ini ke arah perubahan yang lebih baik ke depannya.","PeriodicalId":184589,"journal":{"name":"Alim | Journal of Islamic Education","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"Karakter Kepemimpinan Nabi Musa AS dalam Al-Qur‘an\",\"authors\":\"A. Z. Sarnoto, Hidayatullah Hidayatullah\",\"doi\":\"10.51275/alim.v1i2.142\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Karakter pemimpin pada kisah Nabi Musa AS mencakup sejumlah karakter utama, seperti sabar, visioner, kompeten, integritas, pembaharu, solutif, religius, kredibel, cerdas, pandai bekerja sama, memiliki tekad yang kuat, informan, pembelajar dan tawadhu’. \\nPenelitian ini memiliki perbedaan pendapat dengan: 1) Niccolo Machiavelli (L. 1469 M) yang memisahkan antara etika dan politik dalam melaksanakan dan menerapkan nilai-nilai kepemimpinannya. Pemerintah sebagai pemangku institusi kepemimpinan nasional harus menjalankan tugas-tugas negara dengan baik sesuai dengan nilai-nilai kepribadian bangsa sebagaimana yang tertuang dalam Undang-undang Dasar (UUD) 1945 dan Pancasila, 2) Alexander Agung (L. 340 SM) yang berambisius menumpuk harta kekayaan, bertindak brutal, memerintahkan pengikutnya untuk menyembah dirinya dan tidak segan-segan membantai siapa saja yang menentang kekuasaannya. Pemerintah dan semua pemangku jabatan sejatinya hidup dengan karakter kesederhanaan, santun terhadap rakyatnya dan siap mengakomodir aspirasi mereka seluas-luasnya ketika tidak sejalan dengan kebijakannya, 3) Adolf Hitler (L. 1889 M) yang menggunakan cara-cara militeristik seperti menjalankan dua fungsi; militer dan non-militer dalam menjalankan tampuk kepemimpinannya sehingga menyebabkan kurangnya trust masyarakat dan membawa negara Jerman ke jurang instabilitas nasionalnya. \\nPemerintah dan elemen masyarakat dalam mengemban tugasnya harus menjalankan prinsip penguatan nilai-nilai karakter pemimpin dan berusaha sekuat mungkin memegang prinsip ini sesuai dengan amanah yang diemban agar tercipta kualitas kepribadian anak bangsa yang bisa membawah negara ini ke arah perubahan yang lebih baik ke depannya.\",\"PeriodicalId\":184589,\"journal\":{\"name\":\"Alim | Journal of Islamic Education\",\"volume\":\"13 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-10-08\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Alim | Journal of Islamic Education\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.51275/alim.v1i2.142\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Alim | Journal of Islamic Education","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.51275/alim.v1i2.142","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

摘要

先知摩西的故事中有许多主要人物,如耐心、有远见、有能力、正直、复兴、解决方案、宗教、可信、聪明、善于合作、有决心、告密者、学习者和tawadhu’。这项研究与:1)尼科洛·马基雅维利(约1469年)在执行和执行他的领导价值方面区分道德和政治。政府作为国家领导机构必须遵守职责相关者人格好符合价值观的民族国家所写成的宪法(Pancasila 1945年宪法),2)亚历山大大帝(L .公元前340年)自命不凡的财富堆积,残忍的命令追随者崇拜自己,毫不犹豫地屠杀任何与她作对的人。阿道夫·希特勒(公元1889年军事和非军事都在行使其领导地位,导致缺乏信任的社会,并将德国置于国家不稳定的边缘。政府和社会因素在履行其职责时,必须遵守强化领导人性格价值的原则,并尽其所能地坚持这一原则,以产生国家儿童的良好个性品质,这将使这个国家在未来发生更好的变化。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Karakter Kepemimpinan Nabi Musa AS dalam Al-Qur‘an
Karakter pemimpin pada kisah Nabi Musa AS mencakup sejumlah karakter utama, seperti sabar, visioner, kompeten, integritas, pembaharu, solutif, religius, kredibel, cerdas, pandai bekerja sama, memiliki tekad yang kuat, informan, pembelajar dan tawadhu’. Penelitian ini memiliki perbedaan pendapat dengan: 1) Niccolo Machiavelli (L. 1469 M) yang memisahkan antara etika dan politik dalam melaksanakan dan menerapkan nilai-nilai kepemimpinannya. Pemerintah sebagai pemangku institusi kepemimpinan nasional harus menjalankan tugas-tugas negara dengan baik sesuai dengan nilai-nilai kepribadian bangsa sebagaimana yang tertuang dalam Undang-undang Dasar (UUD) 1945 dan Pancasila, 2) Alexander Agung (L. 340 SM) yang berambisius menumpuk harta kekayaan, bertindak brutal, memerintahkan pengikutnya untuk menyembah dirinya dan tidak segan-segan membantai siapa saja yang menentang kekuasaannya. Pemerintah dan semua pemangku jabatan sejatinya hidup dengan karakter kesederhanaan, santun terhadap rakyatnya dan siap mengakomodir aspirasi mereka seluas-luasnya ketika tidak sejalan dengan kebijakannya, 3) Adolf Hitler (L. 1889 M) yang menggunakan cara-cara militeristik seperti menjalankan dua fungsi; militer dan non-militer dalam menjalankan tampuk kepemimpinannya sehingga menyebabkan kurangnya trust masyarakat dan membawa negara Jerman ke jurang instabilitas nasionalnya. Pemerintah dan elemen masyarakat dalam mengemban tugasnya harus menjalankan prinsip penguatan nilai-nilai karakter pemimpin dan berusaha sekuat mungkin memegang prinsip ini sesuai dengan amanah yang diemban agar tercipta kualitas kepribadian anak bangsa yang bisa membawah negara ini ke arah perubahan yang lebih baik ke depannya.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信