{"title":"HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP KEBIASAAN BABs DILINGKUNGAN BAURUNG KELURAHAN BAURUNG KECAMATAN BANGGAE KABUPATEN MAJENE","authors":"Haerani","doi":"10.52999/sabb.v1i3.109","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kebiasaan BABS adalah suatu tindakan membuang kotoran atau tinja di ladang, hutan, semak-semak, sungai, pantai atau area terbuka lainnya dan dibiarkan menyebar mengkontaminasi lingkungan, tanah, udara dan air. Rumusan masalah yaitu apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kebiasaan BABS di Lingkungan Baurung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kebiasaan BABS di Lingkungan Baurung. Metode penelitian yang digunakan adalah survey analytic denganpendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian adalah semua KK yang bertempat tinggal di Lingkungan Baurung. Sampel penelitian sebanyak 107 responden dengan menggunakan Simple Random Sampling. Teknik analisa data menggunakan ujiChi Square untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kebiasaan BABS di Lingkungan Baurung. Hasil analisa univariat dan bivariat menunjukkan distribusi responden berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, kebiasaan BABS, tingkat pengetahuandan sikap masyarakat.Hasil analisa berdasarkan pengetahuan, pengetahuan dengan tingkatan cukup lebih banyak di banding pengetahuan dengan tingkatan kurang dengan hasil uji chi square p = 0,132>0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan terhadap kebiasaan BABS atau Ho diterima, dan analisa berdasarkan sikap p = 0,003 < 0,05 menunjukkan bahwa ada hubungan sikap terhadap kebiasaan BABS atau Ho ditolak. Disarankan kepada masyarakat dapat berperilaku sesuai sikap agar tidak ada lagi masyarakat yang BAB sembarangan","PeriodicalId":389790,"journal":{"name":"ENHANCEMENT : a journal of health science","volume":"111 12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-04-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"ENHANCEMENT : a journal of health science","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.52999/sabb.v1i3.109","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP KEBIASAAN BABs DILINGKUNGAN BAURUNG KELURAHAN BAURUNG KECAMATAN BANGGAE KABUPATEN MAJENE
Kebiasaan BABS adalah suatu tindakan membuang kotoran atau tinja di ladang, hutan, semak-semak, sungai, pantai atau area terbuka lainnya dan dibiarkan menyebar mengkontaminasi lingkungan, tanah, udara dan air. Rumusan masalah yaitu apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kebiasaan BABS di Lingkungan Baurung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kebiasaan BABS di Lingkungan Baurung. Metode penelitian yang digunakan adalah survey analytic denganpendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian adalah semua KK yang bertempat tinggal di Lingkungan Baurung. Sampel penelitian sebanyak 107 responden dengan menggunakan Simple Random Sampling. Teknik analisa data menggunakan ujiChi Square untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kebiasaan BABS di Lingkungan Baurung. Hasil analisa univariat dan bivariat menunjukkan distribusi responden berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, kebiasaan BABS, tingkat pengetahuandan sikap masyarakat.Hasil analisa berdasarkan pengetahuan, pengetahuan dengan tingkatan cukup lebih banyak di banding pengetahuan dengan tingkatan kurang dengan hasil uji chi square p = 0,132>0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan terhadap kebiasaan BABS atau Ho diterima, dan analisa berdasarkan sikap p = 0,003 < 0,05 menunjukkan bahwa ada hubungan sikap terhadap kebiasaan BABS atau Ho ditolak. Disarankan kepada masyarakat dapat berperilaku sesuai sikap agar tidak ada lagi masyarakat yang BAB sembarangan