{"title":"plungran村的大象表演艺术","authors":"Muizzu Nurhadi, Bramantya Pradipta","doi":"10.30996/parafrase.v20i2.4391","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak. Kesenian rakyat diyakini sebagai bagian dari identitas dalam kehidupan masyarakat. Pemikiran inilah yang menjadi landasan peneliti mengungkap adanya produksi wacana identitas masyarakat dalam kesenian Gajah-gajahan di desa Plunturan. Untuk mengungkap identitas dalam kesenian Gajah-gajahan di desa Plunturan, peneliti mengaplikasikan semiotika Roland Barthes. Untuk melihat tanda-tanda yang ada dalam setiap elemen dari kesenian Gajaha-gajahan seperti gerak, aksesoris, alat musik, kostum, dan penari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan studi etnografi dengan analisis semiotika berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari temuan tersebut, tim peneliti melihat adanya identitas dari desa Plunturan adalah sebuah harmonisasi kehidupan desa Plunturan yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan berupa perjuangan, keberagaman, kesetaraan, gotong royong, dan religius. \n \nAbstract. Folk art is believed to be part of identity in people's lives. This thought is the basis of researchers revealing the production of community identity discourse in Gajah-gajahan (the art of Elephant) in Plunturan. To reveal the identity Gajah-Gajahan (the art of Elephant) in Plunturan, researchers applied roland barthes semiotics. To see the signs that exist in every element of Gajah-gajahan art such as motion, accessories, musical instruments, costumes, and dancers. The method used in this study uses qualitative descriptive methods, with ethnographic studies with semiotic analysis based on facts found in the field through observations, interviews and documentation. From the findings, the research team saw the identity of Plunturan is a harmonization of plunturan village life that highly upholds the values of goodness in the form of struggle, diversity, equality, mutual cooperation, and religion","PeriodicalId":339872,"journal":{"name":"PARAFRASE : Jurnal Kajian Kebahasaan & Kesastraan","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"IDENTITAS DESA PLUNTURAN DALAM KESENIAN PERTUNJUKAN GAJAH-GAJAHAN DI DESA PLUNTURAN\",\"authors\":\"Muizzu Nurhadi, Bramantya Pradipta\",\"doi\":\"10.30996/parafrase.v20i2.4391\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstrak. Kesenian rakyat diyakini sebagai bagian dari identitas dalam kehidupan masyarakat. Pemikiran inilah yang menjadi landasan peneliti mengungkap adanya produksi wacana identitas masyarakat dalam kesenian Gajah-gajahan di desa Plunturan. Untuk mengungkap identitas dalam kesenian Gajah-gajahan di desa Plunturan, peneliti mengaplikasikan semiotika Roland Barthes. Untuk melihat tanda-tanda yang ada dalam setiap elemen dari kesenian Gajaha-gajahan seperti gerak, aksesoris, alat musik, kostum, dan penari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan studi etnografi dengan analisis semiotika berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari temuan tersebut, tim peneliti melihat adanya identitas dari desa Plunturan adalah sebuah harmonisasi kehidupan desa Plunturan yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan berupa perjuangan, keberagaman, kesetaraan, gotong royong, dan religius. \\n \\nAbstract. Folk art is believed to be part of identity in people's lives. This thought is the basis of researchers revealing the production of community identity discourse in Gajah-gajahan (the art of Elephant) in Plunturan. To reveal the identity Gajah-Gajahan (the art of Elephant) in Plunturan, researchers applied roland barthes semiotics. To see the signs that exist in every element of Gajah-gajahan art such as motion, accessories, musical instruments, costumes, and dancers. The method used in this study uses qualitative descriptive methods, with ethnographic studies with semiotic analysis based on facts found in the field through observations, interviews and documentation. From the findings, the research team saw the identity of Plunturan is a harmonization of plunturan village life that highly upholds the values of goodness in the form of struggle, diversity, equality, mutual cooperation, and religion\",\"PeriodicalId\":339872,\"journal\":{\"name\":\"PARAFRASE : Jurnal Kajian Kebahasaan & Kesastraan\",\"volume\":\"41 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-10-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"PARAFRASE : Jurnal Kajian Kebahasaan & Kesastraan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.30996/parafrase.v20i2.4391\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"PARAFRASE : Jurnal Kajian Kebahasaan & Kesastraan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30996/parafrase.v20i2.4391","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
IDENTITAS DESA PLUNTURAN DALAM KESENIAN PERTUNJUKAN GAJAH-GAJAHAN DI DESA PLUNTURAN
Abstrak. Kesenian rakyat diyakini sebagai bagian dari identitas dalam kehidupan masyarakat. Pemikiran inilah yang menjadi landasan peneliti mengungkap adanya produksi wacana identitas masyarakat dalam kesenian Gajah-gajahan di desa Plunturan. Untuk mengungkap identitas dalam kesenian Gajah-gajahan di desa Plunturan, peneliti mengaplikasikan semiotika Roland Barthes. Untuk melihat tanda-tanda yang ada dalam setiap elemen dari kesenian Gajaha-gajahan seperti gerak, aksesoris, alat musik, kostum, dan penari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan studi etnografi dengan analisis semiotika berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari temuan tersebut, tim peneliti melihat adanya identitas dari desa Plunturan adalah sebuah harmonisasi kehidupan desa Plunturan yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan berupa perjuangan, keberagaman, kesetaraan, gotong royong, dan religius.
Abstract. Folk art is believed to be part of identity in people's lives. This thought is the basis of researchers revealing the production of community identity discourse in Gajah-gajahan (the art of Elephant) in Plunturan. To reveal the identity Gajah-Gajahan (the art of Elephant) in Plunturan, researchers applied roland barthes semiotics. To see the signs that exist in every element of Gajah-gajahan art such as motion, accessories, musical instruments, costumes, and dancers. The method used in this study uses qualitative descriptive methods, with ethnographic studies with semiotic analysis based on facts found in the field through observations, interviews and documentation. From the findings, the research team saw the identity of Plunturan is a harmonization of plunturan village life that highly upholds the values of goodness in the form of struggle, diversity, equality, mutual cooperation, and religion