{"title":"课程发展与理论学习在伊本·哈拉顿·茂物大学的伊斯兰宗教教育研究计划","authors":"Bahrum Subagiya","doi":"10.32832/itjmie.v3i2.7639","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The changing times demand the development of the education curriculum. This is because the challenges of life that will be faced are growing. Universities need to adjust the curriculum applied in their respective institutions. This research tries to trace the process of curriculum preparation in one of the study programs of the Faculty of Islamic Studies, namely Islamic Religious Education and how the implementation of the learning process is carried out by each lecturer. This research is a qualitative research with a document and field study approach. The results found that the Islamic Religious Education study program, in designing the curriculum with various approaches, both theological, juridical, philosophical, psychological, and technological. The profile of graduates is clearly illustrated and elaborated by the preparation of a curriculum with a mandatory Semester Credit Unit (SKS) of 135 credits with 57 courses. In practice, the lecturers have used various theories in the learning process, whether nativism, constructivism, behaviorism, empiricism, or convergent with the Islamic values that are in accordance with the ideology of Islamic education which is based on humanism theocentrism.AbstrakPerubahan zaman menuntut pengembangan kurikulum pendidikan. Hal ini dikarenakan tantangan kehidupan yang akan dihadapi semakin berkembang. Karenanya, perguruan tinggi perlu menyesuaikan kurikulum yang diterapkan di lembaganya masing-masing. Penelitian ini mencoba menelusuri proses penyusunan kurikulum di salah program studi Fakultas Agama Islam, yaitu Pendidikan Agama Islam serta bagaimana penerapan proses pembelajaran yang dilakukan oleh setiap dosen. Penelitian ini merupakan penelitian kulitatif dengan pendekatan studi dokumen dan lapangan. Hasil penelitian menemukan bahwa program studi PAI, dalam merancang kurikulum dengan berbagai pendektan, baik teologis, yuridis, filosofis, psikologis, dan teknologis. Profil lulusan tergambar dengan jelas dan dijabarkan dengan penyusunan kurikulum dengan Satuan Kredit Semester (SKS) wajib sebanyak 135 SKS dengan 57 mata kuliah. Dalam praktiknya, para dosen telah menggunakan berbagai teori dalam proses pembelajarannya, baik nativisme, konstruktivisme, behaviorisme, empirisme, ataupun konvergen diwarnai dengan nilai-nilai keislaman yang sesuai dengan ideologi pendidikan Islam yang bercorak humanism theocentrisme.","PeriodicalId":170250,"journal":{"name":"Idarah Tarbawiyah: Journal of Management in Islamic Education","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-10-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pengembangan kurikulum dan teori-teori belajar di program studi Pendidikan Agama Islam Universitas Ibn Khaldun Bogor\",\"authors\":\"Bahrum Subagiya\",\"doi\":\"10.32832/itjmie.v3i2.7639\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"The changing times demand the development of the education curriculum. This is because the challenges of life that will be faced are growing. Universities need to adjust the curriculum applied in their respective institutions. This research tries to trace the process of curriculum preparation in one of the study programs of the Faculty of Islamic Studies, namely Islamic Religious Education and how the implementation of the learning process is carried out by each lecturer. This research is a qualitative research with a document and field study approach. The results found that the Islamic Religious Education study program, in designing the curriculum with various approaches, both theological, juridical, philosophical, psychological, and technological. The profile of graduates is clearly illustrated and elaborated by the preparation of a curriculum with a mandatory Semester Credit Unit (SKS) of 135 credits with 57 courses. In practice, the lecturers have used various theories in the learning process, whether nativism, constructivism, behaviorism, empiricism, or convergent with the Islamic values that are in accordance with the ideology of Islamic education which is based on humanism theocentrism.AbstrakPerubahan zaman menuntut pengembangan kurikulum pendidikan. Hal ini dikarenakan tantangan kehidupan yang akan dihadapi semakin berkembang. Karenanya, perguruan tinggi perlu menyesuaikan kurikulum yang diterapkan di lembaganya masing-masing. Penelitian ini mencoba menelusuri proses penyusunan kurikulum di salah program studi Fakultas Agama Islam, yaitu Pendidikan Agama Islam serta bagaimana penerapan proses pembelajaran yang dilakukan oleh setiap dosen. Penelitian ini merupakan penelitian kulitatif dengan pendekatan studi dokumen dan lapangan. Hasil penelitian menemukan bahwa program studi PAI, dalam merancang kurikulum dengan berbagai pendektan, baik teologis, yuridis, filosofis, psikologis, dan teknologis. Profil lulusan tergambar dengan jelas dan dijabarkan dengan penyusunan kurikulum dengan Satuan Kredit Semester (SKS) wajib sebanyak 135 SKS dengan 57 mata kuliah. Dalam praktiknya, para dosen telah menggunakan berbagai teori dalam proses pembelajarannya, baik nativisme, konstruktivisme, behaviorisme, empirisme, ataupun konvergen diwarnai dengan nilai-nilai keislaman yang sesuai dengan ideologi pendidikan Islam yang bercorak humanism theocentrisme.\",\"PeriodicalId\":170250,\"journal\":{\"name\":\"Idarah Tarbawiyah: Journal of Management in Islamic Education\",\"volume\":\"13 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-10-12\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Idarah Tarbawiyah: Journal of Management in Islamic Education\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.32832/itjmie.v3i2.7639\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Idarah Tarbawiyah: Journal of Management in Islamic Education","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32832/itjmie.v3i2.7639","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
时代的变化要求教育课程的发展。这是因为生活中所面临的挑战越来越多。大学需要调整各自机构的课程设置。本研究试图追踪伊斯兰研究学院的一个研究项目,即伊斯兰宗教教育的课程准备过程,以及每个讲师如何实施学习过程。本研究采用文献法和实地研究法进行定性研究。结果发现,伊斯兰宗教教育研究项目在设计课程时采用了多种方法,包括神学、法学、哲学、心理学和技术。毕业生的简介清楚地说明和阐述了课程的准备与强制性学期学分单位(SKS) 135学分和57门课程。在实践中,讲师们在学习过程中运用了不同的理论,无论是本土主义、建构主义、行为主义、经验主义,还是与伊斯兰价值观的融合,都符合以人本主义为基础的伊斯兰教育思想中心主义。摘要:秘鲁人的健康状况。祝你好运!祝你好运!Karenanya, perguruan tinggi perlu menyesuaikan kurikulum yang diiterapkan di lembaganya masing-masing。Penelitian ini mencoba menelusuri为Fakultas Agama Islam编写了penelunan kurikulum di salah程序研究,yitu Pendidikan Agama Islam serta bagaimana penerapan编写了penbelajaran yang dilakukan oleh seap dosen。Penelitian ini merupakan Penelitian kulitatif dengan pendekatan studi dokumen dan lapangan。Hasil penelitian menemukan bahwa程序研究PAI, dalam merancang kurikulum dengan berbagai pendektan, baik technology, yuridis, filosofis,心理学,dan technology。概况lulusan tergambar dengan jelas dan dijabarkan dengan penyusunan kurikulum dengan Satuan信用学期(SKS) wajib sebanyak 135 SKS dengan 57 mata kuliah。在此基础上,笔者提出了一种新的思想:人本主义、本土主义、解构主义、行为主义、经验主义、社会主义、意识形态、人文主义、中心主义。
Pengembangan kurikulum dan teori-teori belajar di program studi Pendidikan Agama Islam Universitas Ibn Khaldun Bogor
The changing times demand the development of the education curriculum. This is because the challenges of life that will be faced are growing. Universities need to adjust the curriculum applied in their respective institutions. This research tries to trace the process of curriculum preparation in one of the study programs of the Faculty of Islamic Studies, namely Islamic Religious Education and how the implementation of the learning process is carried out by each lecturer. This research is a qualitative research with a document and field study approach. The results found that the Islamic Religious Education study program, in designing the curriculum with various approaches, both theological, juridical, philosophical, psychological, and technological. The profile of graduates is clearly illustrated and elaborated by the preparation of a curriculum with a mandatory Semester Credit Unit (SKS) of 135 credits with 57 courses. In practice, the lecturers have used various theories in the learning process, whether nativism, constructivism, behaviorism, empiricism, or convergent with the Islamic values that are in accordance with the ideology of Islamic education which is based on humanism theocentrism.AbstrakPerubahan zaman menuntut pengembangan kurikulum pendidikan. Hal ini dikarenakan tantangan kehidupan yang akan dihadapi semakin berkembang. Karenanya, perguruan tinggi perlu menyesuaikan kurikulum yang diterapkan di lembaganya masing-masing. Penelitian ini mencoba menelusuri proses penyusunan kurikulum di salah program studi Fakultas Agama Islam, yaitu Pendidikan Agama Islam serta bagaimana penerapan proses pembelajaran yang dilakukan oleh setiap dosen. Penelitian ini merupakan penelitian kulitatif dengan pendekatan studi dokumen dan lapangan. Hasil penelitian menemukan bahwa program studi PAI, dalam merancang kurikulum dengan berbagai pendektan, baik teologis, yuridis, filosofis, psikologis, dan teknologis. Profil lulusan tergambar dengan jelas dan dijabarkan dengan penyusunan kurikulum dengan Satuan Kredit Semester (SKS) wajib sebanyak 135 SKS dengan 57 mata kuliah. Dalam praktiknya, para dosen telah menggunakan berbagai teori dalam proses pembelajarannya, baik nativisme, konstruktivisme, behaviorisme, empirisme, ataupun konvergen diwarnai dengan nilai-nilai keislaman yang sesuai dengan ideologi pendidikan Islam yang bercorak humanism theocentrisme.