从哲学的角度来研究批判性思维能力

Adhitya Rahardhian
{"title":"从哲学的角度来研究批判性思维能力","authors":"Adhitya Rahardhian","doi":"10.23887/jfi.v5i2.42092","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dibutuhkan dalam pengembangan keterampilan abad ke-21 (21st Century Skill). Pendidikan sebagai salah satu usaha mencerdaskan kehidupan bangsa menempatkan kemampuan berpikir sebagai kompetensi penting. Tujuan dari sistem pendidikan adalah membentuk orang-orang terdidik yang mandiri dan dapat berpikir efektif serta kritis. Setiap individu membutuhkan keterampilan berpikir kritis agar berhasil memecahkan masalah dalam situasi sulit. Akar dari pemikiran kritis sama kunonya dengan dimulainya pemikiran-pemikiran filsafat. Sekitar 2500 tahun yang lalu, Sokrates menemukan metode penyelidikan pertanyaan. Konsep berpikir kritis kemudian mengalami perkembangan hingga pada zaman saat ini. Perkembangan konsep berpikir kritis dari sudut pandang filsafat menjadi penting dipelajari dengan tujuan agar mendapatkan pemahaman holistik mengenai kerangka berpikir kritis. Metode yang digunakan untuk menyusun artikel ini adalah studi kepustakaan. Beberapa definisi dari filsuf bersifat saling menguatkan maupun saling melengkapi. Konsep berpikir kritis dalam pandangan filsafat menekankan pada sifat, sikap dan kualitas berpikir kritis. Konsep berpikir kritis menekankan pada delapan hal yaitu: analisis, penalaran, inferensi, membandingkan, formulasi hipotesis, sintesis (membuat ide baru), pengujian dan kesimpulan komperhensif.","PeriodicalId":344212,"journal":{"name":"Jurnal Filsafat Indonesia","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"Kajian Kemampuan Berpikir Kritis (Critical Thinking Skill) Dari Sudut Pandang Filsafat\",\"authors\":\"Adhitya Rahardhian\",\"doi\":\"10.23887/jfi.v5i2.42092\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dibutuhkan dalam pengembangan keterampilan abad ke-21 (21st Century Skill). Pendidikan sebagai salah satu usaha mencerdaskan kehidupan bangsa menempatkan kemampuan berpikir sebagai kompetensi penting. Tujuan dari sistem pendidikan adalah membentuk orang-orang terdidik yang mandiri dan dapat berpikir efektif serta kritis. Setiap individu membutuhkan keterampilan berpikir kritis agar berhasil memecahkan masalah dalam situasi sulit. Akar dari pemikiran kritis sama kunonya dengan dimulainya pemikiran-pemikiran filsafat. Sekitar 2500 tahun yang lalu, Sokrates menemukan metode penyelidikan pertanyaan. Konsep berpikir kritis kemudian mengalami perkembangan hingga pada zaman saat ini. Perkembangan konsep berpikir kritis dari sudut pandang filsafat menjadi penting dipelajari dengan tujuan agar mendapatkan pemahaman holistik mengenai kerangka berpikir kritis. Metode yang digunakan untuk menyusun artikel ini adalah studi kepustakaan. Beberapa definisi dari filsuf bersifat saling menguatkan maupun saling melengkapi. Konsep berpikir kritis dalam pandangan filsafat menekankan pada sifat, sikap dan kualitas berpikir kritis. Konsep berpikir kritis menekankan pada delapan hal yaitu: analisis, penalaran, inferensi, membandingkan, formulasi hipotesis, sintesis (membuat ide baru), pengujian dan kesimpulan komperhensif.\",\"PeriodicalId\":344212,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Filsafat Indonesia\",\"volume\":\"35 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-07-04\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Filsafat Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.23887/jfi.v5i2.42092\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Filsafat Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.23887/jfi.v5i2.42092","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

摘要

批判性思维是21世纪技能发展所必需的高级思维技能之一。教育是一种激励国家生活的努力,它把思考能力作为一种重要的能力。教育体系的目的是塑造那些受过教育的人,使他们能够独立,有效和批判性地思考。每个人都需要批判性思维才能成功地解决困境中的问题。批判性思想的根源与哲学思想的开始一样古老。大约2500年前,苏格拉底发明了一种调查问题的方法。批判性思维的概念后来发展到今天。从哲学的角度来学习批判性思维概念的重要性,目的是获得批判性思维框架的全面理解。编写这篇文章的方法是研究文献。哲学家的一些定义是加强和互补的。从哲学的角度来看,批判性思维的概念强调批判性思维的本质、态度和质量。批判性思维的概念强调了这八件事:分析、推理、推理、比较、假设公式、综合(提出新想法)、测试和推论。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Kajian Kemampuan Berpikir Kritis (Critical Thinking Skill) Dari Sudut Pandang Filsafat
Berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dibutuhkan dalam pengembangan keterampilan abad ke-21 (21st Century Skill). Pendidikan sebagai salah satu usaha mencerdaskan kehidupan bangsa menempatkan kemampuan berpikir sebagai kompetensi penting. Tujuan dari sistem pendidikan adalah membentuk orang-orang terdidik yang mandiri dan dapat berpikir efektif serta kritis. Setiap individu membutuhkan keterampilan berpikir kritis agar berhasil memecahkan masalah dalam situasi sulit. Akar dari pemikiran kritis sama kunonya dengan dimulainya pemikiran-pemikiran filsafat. Sekitar 2500 tahun yang lalu, Sokrates menemukan metode penyelidikan pertanyaan. Konsep berpikir kritis kemudian mengalami perkembangan hingga pada zaman saat ini. Perkembangan konsep berpikir kritis dari sudut pandang filsafat menjadi penting dipelajari dengan tujuan agar mendapatkan pemahaman holistik mengenai kerangka berpikir kritis. Metode yang digunakan untuk menyusun artikel ini adalah studi kepustakaan. Beberapa definisi dari filsuf bersifat saling menguatkan maupun saling melengkapi. Konsep berpikir kritis dalam pandangan filsafat menekankan pada sifat, sikap dan kualitas berpikir kritis. Konsep berpikir kritis menekankan pada delapan hal yaitu: analisis, penalaran, inferensi, membandingkan, formulasi hipotesis, sintesis (membuat ide baru), pengujian dan kesimpulan komperhensif.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信