{"title":"Pengaruh dosis ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap penetasan telur ikan bandeng (Chanos chanos Forskall)","authors":"Azwar Azwar","doi":"10.51179/jipsbp.v2i1.345","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Serangan mikroorganisme terhadap telur bandeng menyebabkan kegagalan pada penetasan telur. Salah satu bahan herbal alami yang mengandung senyawa antibakteri dan antimikroba adalah daun pepaya. Penggunaan ekstrak daun pepaya terbukti dapat meningkatkan daya tetas telur ikan bandeng. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 20 ml/ 5 l air penetasan memberikan hasil yang terbaik pada waktu penetasan (26 jam), persentase daya tetas telur (70,3 %), persentase abnormalitas larva ( 17,37 %) dan persentase tingkat kelangsungan hidup larva (88,6 %).","PeriodicalId":434215,"journal":{"name":"Arwana: Jurnal Ilmiah Program Studi Perairan","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-05-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Arwana: Jurnal Ilmiah Program Studi Perairan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.51179/jipsbp.v2i1.345","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pengaruh dosis ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap penetasan telur ikan bandeng (Chanos chanos Forskall)
Serangan mikroorganisme terhadap telur bandeng menyebabkan kegagalan pada penetasan telur. Salah satu bahan herbal alami yang mengandung senyawa antibakteri dan antimikroba adalah daun pepaya. Penggunaan ekstrak daun pepaya terbukti dapat meningkatkan daya tetas telur ikan bandeng. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 20 ml/ 5 l air penetasan memberikan hasil yang terbaik pada waktu penetasan (26 jam), persentase daya tetas telur (70,3 %), persentase abnormalitas larva ( 17,37 %) dan persentase tingkat kelangsungan hidup larva (88,6 %).