{"title":"MAKNA PESAN DALAM TRADISI UPACARA ADAT KAWIN CAI DI SITU BALONG DALEM BERBASIS LOCAL WISDOM DESA BABAKAN MULYA KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN","authors":"Tegar Wicaksono, Nurudin Nurudin, F. Nurfalah","doi":"10.33603/signal.v9i2.6490","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kebudayaan merupakan suatu kebiasaan yang mengandung nilai-nilai penting yang diturunkan dari generasi ke generasi. Warisan tersebut harus dijaga agar tidak pudar atau hilang, sehingga dapat dilestarikan oleh generasi selanjutnya. Dilihat dari segi komunikasi, budaya dan komunikasi memiliki keterkaitan dan timbal balik. Indonesia sangat terkenal dengan keragaman budayanya yang unik dengan ciri dan ciri khasnya sendiri. Salah satu bentuk tradisi yang menarik untuk dijadikan penelitian oleh peneliti adalah tradisi Upacara Kawin Cai. Seperti yang penulis teliti di Kabupaten Kuningan khususnya di Desa Babakan Mulya Kecamatan Jalaksana dimana di desa tersebut memiliki tradisi upacara adat dengan menyatukan 2 mata air dalam rangka menghormati leluhur dan menjaga kelestarian budaya warisan leluhur. Keseluruhan penelitian tersebut dengan metode deskriptif kualitatif dan menggunakan analisis semiotika serta menggunakan teori ikon, indeks, simbol dalam konsep alex sanders Pierce. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi lapangan dan wawancara kepada beberapa informan. Hasil yang diperoleh bahwa pakaian adat ketua adat kampung putih yang menjadi salah satu ikon pada saat Upacara Kawin Cai menggambarkan kesucian bahwa seorang punduh adalah orang yang memiliki hati yang bersih, jauh dari Keburukan dan pesan moral yang terkandung dalam Upacara Kawin Cai untuk selalu mengingat dan tidak melupakan sejarah nenek moyang, selalu menjaga kelestarian lingkungan, menjaga kelestarian budaya, tidak menjadi masyarakat yang rakus, bekerja sama dengan sesama manusia yang baik, dan harus selalu hidup bermasyarakat. hidup sederhana.","PeriodicalId":153515,"journal":{"name":"JURNAL SIGNAL","volume":"70 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL SIGNAL","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33603/signal.v9i2.6490","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
MAKNA PESAN DALAM TRADISI UPACARA ADAT KAWIN CAI DI SITU BALONG DALEM BERBASIS LOCAL WISDOM DESA BABAKAN MULYA KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN
Kebudayaan merupakan suatu kebiasaan yang mengandung nilai-nilai penting yang diturunkan dari generasi ke generasi. Warisan tersebut harus dijaga agar tidak pudar atau hilang, sehingga dapat dilestarikan oleh generasi selanjutnya. Dilihat dari segi komunikasi, budaya dan komunikasi memiliki keterkaitan dan timbal balik. Indonesia sangat terkenal dengan keragaman budayanya yang unik dengan ciri dan ciri khasnya sendiri. Salah satu bentuk tradisi yang menarik untuk dijadikan penelitian oleh peneliti adalah tradisi Upacara Kawin Cai. Seperti yang penulis teliti di Kabupaten Kuningan khususnya di Desa Babakan Mulya Kecamatan Jalaksana dimana di desa tersebut memiliki tradisi upacara adat dengan menyatukan 2 mata air dalam rangka menghormati leluhur dan menjaga kelestarian budaya warisan leluhur. Keseluruhan penelitian tersebut dengan metode deskriptif kualitatif dan menggunakan analisis semiotika serta menggunakan teori ikon, indeks, simbol dalam konsep alex sanders Pierce. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi lapangan dan wawancara kepada beberapa informan. Hasil yang diperoleh bahwa pakaian adat ketua adat kampung putih yang menjadi salah satu ikon pada saat Upacara Kawin Cai menggambarkan kesucian bahwa seorang punduh adalah orang yang memiliki hati yang bersih, jauh dari Keburukan dan pesan moral yang terkandung dalam Upacara Kawin Cai untuk selalu mengingat dan tidak melupakan sejarah nenek moyang, selalu menjaga kelestarian lingkungan, menjaga kelestarian budaya, tidak menjadi masyarakat yang rakus, bekerja sama dengan sesama manusia yang baik, dan harus selalu hidup bermasyarakat. hidup sederhana.