女性在赢得空间方面的作用:巴厘岛Banjar Selasih的生态女权主义研究

Annajmatul Istiqlali
{"title":"女性在赢得空间方面的作用:巴厘岛Banjar Selasih的生态女权主义研究","authors":"Annajmatul Istiqlali","doi":"10.15408/jisi.v3i2.29674","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract. This article aims to identify the role and resistance of Banjar Selasih women in land grabbing conflicts and the struggle for living space through ecofeminism studies. Specifically, the author wants to see how far the contribution of ecofeminism in explaining the domination and discrimination experienced by both the environment and women, with the assumption that these conditions originate from the same problem, namely, patriarchal culture. So that the struggle carried out by Banjar Selasih women for the earth is actually included in the struggle for social-ecological justice and equality. Using a qualitative case study approach, this study indicated that there are factors behind the active participation of Banjar Selasih women in the struggle for living space such as caring for and maintaining, maintaining culture and customs, rejection of domination, and emancipation from tradition which the author then examines through ecofeminism studies with the assumption that feminism and ecology movements actually have mutually reinforcing goals, both want to build a view of the world and its practice that is not based on domination.Keywords: Ecofeminism, Women's Role, Women’s Living Space Dispute, Women's Resistance, Land deprivation. Abstrak. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran dan perlawanan perempuan Banjar Selasih dalam konflik perampasan tanah dan perebutan ruang hidup melalui studi ekofeminisme. Secara spesifik penulis akan melihat sejauh mana studi ekofeminisme dapat menjelaskan dominasi serta diskriminasi yang dialami baik oleh lingkungan hidup maupun perempuan, dengan dugaan bahwa kondisi tersebut bersumber dari problem yang sama yakni budaya patriarki. Sehingga perjuangan yang dilakukan oleh perempuan Banjar Selasih untuk bumi sejatinya termasuk ke dalam perjuangan demi keadilan dan kesetaraan sosial-ekologis. Melalui studi kasus kualitatif, studi ini menemukan bahwa terdapat faktor yang melatarbelakangi aktifnya perempuan Banjar Selasih dalam upaya perebutan ruang hidup seperti merawat dan memelihara, menjaga budaya dan adat, penolakan atas dominasi, serta emansipasi dari tradisi. Melalui studi ekofeminisme penulis menyimpulkan bahwa gerakan feminisme dan ekologi sejatinya mempunyai tujuan yang saling memperkuat. Keduanya hendak membangun pandangan terhadap dunia yang tidak berdasarkan dominasi.Kata Kunci: Ekofeminisme, Peran Perempuan, Perebutan Ruang hidup, Perlawanan Perempuan, Perampasan tanah.","PeriodicalId":170402,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Sosial Indonesia (JISI)","volume":"25 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Peran Perempuan dalam Merebut Ruang Hidup: Studi Ekofeminisme Tentang Perlawanan Perempuan di Banjar Selasih, Bali\",\"authors\":\"Annajmatul Istiqlali\",\"doi\":\"10.15408/jisi.v3i2.29674\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract. This article aims to identify the role and resistance of Banjar Selasih women in land grabbing conflicts and the struggle for living space through ecofeminism studies. Specifically, the author wants to see how far the contribution of ecofeminism in explaining the domination and discrimination experienced by both the environment and women, with the assumption that these conditions originate from the same problem, namely, patriarchal culture. So that the struggle carried out by Banjar Selasih women for the earth is actually included in the struggle for social-ecological justice and equality. Using a qualitative case study approach, this study indicated that there are factors behind the active participation of Banjar Selasih women in the struggle for living space such as caring for and maintaining, maintaining culture and customs, rejection of domination, and emancipation from tradition which the author then examines through ecofeminism studies with the assumption that feminism and ecology movements actually have mutually reinforcing goals, both want to build a view of the world and its practice that is not based on domination.Keywords: Ecofeminism, Women's Role, Women’s Living Space Dispute, Women's Resistance, Land deprivation. Abstrak. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran dan perlawanan perempuan Banjar Selasih dalam konflik perampasan tanah dan perebutan ruang hidup melalui studi ekofeminisme. Secara spesifik penulis akan melihat sejauh mana studi ekofeminisme dapat menjelaskan dominasi serta diskriminasi yang dialami baik oleh lingkungan hidup maupun perempuan, dengan dugaan bahwa kondisi tersebut bersumber dari problem yang sama yakni budaya patriarki. Sehingga perjuangan yang dilakukan oleh perempuan Banjar Selasih untuk bumi sejatinya termasuk ke dalam perjuangan demi keadilan dan kesetaraan sosial-ekologis. Melalui studi kasus kualitatif, studi ini menemukan bahwa terdapat faktor yang melatarbelakangi aktifnya perempuan Banjar Selasih dalam upaya perebutan ruang hidup seperti merawat dan memelihara, menjaga budaya dan adat, penolakan atas dominasi, serta emansipasi dari tradisi. Melalui studi ekofeminisme penulis menyimpulkan bahwa gerakan feminisme dan ekologi sejatinya mempunyai tujuan yang saling memperkuat. Keduanya hendak membangun pandangan terhadap dunia yang tidak berdasarkan dominasi.Kata Kunci: Ekofeminisme, Peran Perempuan, Perebutan Ruang hidup, Perlawanan Perempuan, Perampasan tanah.\",\"PeriodicalId\":170402,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Ilmu Sosial Indonesia (JISI)\",\"volume\":\"25 2\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-12-14\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Ilmu Sosial Indonesia (JISI)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.15408/jisi.v3i2.29674\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmu Sosial Indonesia (JISI)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15408/jisi.v3i2.29674","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

摘要本文旨在通过生态女性主义研究来确定班加尔塞拉西族妇女在土地掠夺冲突和生存空间斗争中的角色和反抗。具体来说,作者想看看生态女性主义在解释环境和女性所经历的统治和歧视方面的贡献有多大,假设这些条件源于同一个问题,即父权文化。因此,班贾尔·塞拉西妇女为地球所进行的斗争实际上包含在争取社会生态正义和平等的斗争中。本研究采用定性案例研究的方法,指出班贾尔塞拉西族妇女积极参与生存空间的斗争背后有一些因素,如关心和维护,维护文化和习俗,拒绝统治,从传统中解放出来,作者随后通过生态女性主义研究来考察这些因素,并假设女权主义和生态运动实际上具有相互促进的目标。两者都希望建立一种不以统治为基础的世界观及其实践。关键词:生态女性主义,女性角色,女性生存空间之争,女性反抗,土地剥夺Abstrak。Artikel ini bertujuan untuk mengidentifii peran an perlawanan perempuan Banjar Selasih dalam konflik perampasan tanah danperebutan ruang hidup melalui study ekoffeminist。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。这句话的意思是:“我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。”Melalui studi kasus kalitf, studi ini menemukan bahwa terdapatfaki aktifnya perempuan Banjar Selasih dalam upaya perebutan ruang hidup seperti merawat dan memelihara, menjaga budaya danadat, penolakan atas dominasi, serta emansipasi dari tradisi。女性主义的研究,女性主义的研究,女性主义的研究,女性主义的研究,女性主义的研究,女性主义的研究,女性主义的研究,女性主义的研究,女性主义的研究,女性主义的研究。我爱你,我爱你,我爱你,我爱你。Kata Kunci:女性主义,Peran Perempuan, Perebutan Ruang hidup, Perlawanan Perempuan, Perampasan tanah。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Peran Perempuan dalam Merebut Ruang Hidup: Studi Ekofeminisme Tentang Perlawanan Perempuan di Banjar Selasih, Bali
Abstract. This article aims to identify the role and resistance of Banjar Selasih women in land grabbing conflicts and the struggle for living space through ecofeminism studies. Specifically, the author wants to see how far the contribution of ecofeminism in explaining the domination and discrimination experienced by both the environment and women, with the assumption that these conditions originate from the same problem, namely, patriarchal culture. So that the struggle carried out by Banjar Selasih women for the earth is actually included in the struggle for social-ecological justice and equality. Using a qualitative case study approach, this study indicated that there are factors behind the active participation of Banjar Selasih women in the struggle for living space such as caring for and maintaining, maintaining culture and customs, rejection of domination, and emancipation from tradition which the author then examines through ecofeminism studies with the assumption that feminism and ecology movements actually have mutually reinforcing goals, both want to build a view of the world and its practice that is not based on domination.Keywords: Ecofeminism, Women's Role, Women’s Living Space Dispute, Women's Resistance, Land deprivation. Abstrak. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran dan perlawanan perempuan Banjar Selasih dalam konflik perampasan tanah dan perebutan ruang hidup melalui studi ekofeminisme. Secara spesifik penulis akan melihat sejauh mana studi ekofeminisme dapat menjelaskan dominasi serta diskriminasi yang dialami baik oleh lingkungan hidup maupun perempuan, dengan dugaan bahwa kondisi tersebut bersumber dari problem yang sama yakni budaya patriarki. Sehingga perjuangan yang dilakukan oleh perempuan Banjar Selasih untuk bumi sejatinya termasuk ke dalam perjuangan demi keadilan dan kesetaraan sosial-ekologis. Melalui studi kasus kualitatif, studi ini menemukan bahwa terdapat faktor yang melatarbelakangi aktifnya perempuan Banjar Selasih dalam upaya perebutan ruang hidup seperti merawat dan memelihara, menjaga budaya dan adat, penolakan atas dominasi, serta emansipasi dari tradisi. Melalui studi ekofeminisme penulis menyimpulkan bahwa gerakan feminisme dan ekologi sejatinya mempunyai tujuan yang saling memperkuat. Keduanya hendak membangun pandangan terhadap dunia yang tidak berdasarkan dominasi.Kata Kunci: Ekofeminisme, Peran Perempuan, Perebutan Ruang hidup, Perlawanan Perempuan, Perampasan tanah.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信