{"title":"喜剧-悲剧:黑暗笑话是对人民苦难景观的一种看法","authors":"Frety Cassia Udang","doi":"10.51667/djtk.v3i2.846","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Dewasa ini, budaya popular berkembang secara progresif. Budaya popular menunjukkan eksistensinya dalam pelbagai pola dan wujud menambah diskursus dalam tataran kreatifitas dan inovasi. Pada satu sisi, ke-satir-an dalam narasi Dark Jokes, membuat banyak umat beragama meradang, tetapi pada sisi yang berbeda, fenomena ini (seharusnya) mendorong agama lebih melek dan terbuka terhadap kepelbagaian sudut pandang yang sedang mengkritik dirinya (agama) demi introspeksi agar menjadi lebih bermanfaat. Tulisan ini mencoba untuk menelaah Dark Jokes sebagai sebuah perspektif -yang tidak biasa- dalam memahami dan memaknai tragedy atau penderitaan hidup manusia. Telaah atas fenomena Dark Jokes, diharapkan memberi perspektif alternatif dalam rangka membangun paradigma baru pada lanskap penderitaan umat. Metode penelitian yang akan digunakan dalam tulisan ini adalah deksriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Dengan pendekatan fenomenologis, penulis melakukan interpretasi atas tindakan dan pemahaman terkait dengan narasi Dark Jokes, Komika Dark Jokes, dan masyarakat (Pendengar atau Pembaca) sebagai yang bermakna dalam merekonstruksi dan membangun makna dan perspektif baru dalam percakapan agama mengenai penderitaan. Agama dan umat serta pemahaman penderitaan yang akan dikaji dalam tulisan ini dilihat dalam bingkai Kekristenan.\n ","PeriodicalId":127455,"journal":{"name":"DA'AT : Jurnal Teologi Kristen","volume":"16 16","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"KOMEDI-TRAGEDI: DARK JOKES SEBAGAI SEBUAH PERSPEKTIF PADA LANSKAP PENDERITAAN UMAT\",\"authors\":\"Frety Cassia Udang\",\"doi\":\"10.51667/djtk.v3i2.846\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Dewasa ini, budaya popular berkembang secara progresif. Budaya popular menunjukkan eksistensinya dalam pelbagai pola dan wujud menambah diskursus dalam tataran kreatifitas dan inovasi. Pada satu sisi, ke-satir-an dalam narasi Dark Jokes, membuat banyak umat beragama meradang, tetapi pada sisi yang berbeda, fenomena ini (seharusnya) mendorong agama lebih melek dan terbuka terhadap kepelbagaian sudut pandang yang sedang mengkritik dirinya (agama) demi introspeksi agar menjadi lebih bermanfaat. Tulisan ini mencoba untuk menelaah Dark Jokes sebagai sebuah perspektif -yang tidak biasa- dalam memahami dan memaknai tragedy atau penderitaan hidup manusia. Telaah atas fenomena Dark Jokes, diharapkan memberi perspektif alternatif dalam rangka membangun paradigma baru pada lanskap penderitaan umat. Metode penelitian yang akan digunakan dalam tulisan ini adalah deksriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Dengan pendekatan fenomenologis, penulis melakukan interpretasi atas tindakan dan pemahaman terkait dengan narasi Dark Jokes, Komika Dark Jokes, dan masyarakat (Pendengar atau Pembaca) sebagai yang bermakna dalam merekonstruksi dan membangun makna dan perspektif baru dalam percakapan agama mengenai penderitaan. Agama dan umat serta pemahaman penderitaan yang akan dikaji dalam tulisan ini dilihat dalam bingkai Kekristenan.\\n \",\"PeriodicalId\":127455,\"journal\":{\"name\":\"DA'AT : Jurnal Teologi Kristen\",\"volume\":\"16 16\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-07-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"DA'AT : Jurnal Teologi Kristen\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.51667/djtk.v3i2.846\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"DA'AT : Jurnal Teologi Kristen","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.51667/djtk.v3i2.846","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
今天,大众文化正在稳步发展。流行文化在创意和创新的环境中表现出不同模式和形式的存在。一方面,黑暗笑话叙事中的讽刺使许多宗教人士感到愤怒,但另一方面,这一现象(本应)鼓励宗教对批评自己(宗教)的不同观点更加了解和开放,以便对自己(宗教)进行更有益的审视。这篇文章试图研究黑暗笑话作为一种不同寻常的观点——理解和理解人类生活中的悲剧或苦难。研究黑暗笑话现象,希望为建立对人民苦难景观的新范式提供另一种视角。本论文将使用的研究方法是一种表型方法的定性推理。通过现象学的方法,作家对黑暗笑话、Komika Dark Jokes、公众(听者或读者)的行为和理解,认为在重建和构建关于苦难的宗教对话中具有新的意义和视角。宗教和人民,以及理解这篇文章将在基督教框架中看到的苦难。
KOMEDI-TRAGEDI: DARK JOKES SEBAGAI SEBUAH PERSPEKTIF PADA LANSKAP PENDERITAAN UMAT
Dewasa ini, budaya popular berkembang secara progresif. Budaya popular menunjukkan eksistensinya dalam pelbagai pola dan wujud menambah diskursus dalam tataran kreatifitas dan inovasi. Pada satu sisi, ke-satir-an dalam narasi Dark Jokes, membuat banyak umat beragama meradang, tetapi pada sisi yang berbeda, fenomena ini (seharusnya) mendorong agama lebih melek dan terbuka terhadap kepelbagaian sudut pandang yang sedang mengkritik dirinya (agama) demi introspeksi agar menjadi lebih bermanfaat. Tulisan ini mencoba untuk menelaah Dark Jokes sebagai sebuah perspektif -yang tidak biasa- dalam memahami dan memaknai tragedy atau penderitaan hidup manusia. Telaah atas fenomena Dark Jokes, diharapkan memberi perspektif alternatif dalam rangka membangun paradigma baru pada lanskap penderitaan umat. Metode penelitian yang akan digunakan dalam tulisan ini adalah deksriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Dengan pendekatan fenomenologis, penulis melakukan interpretasi atas tindakan dan pemahaman terkait dengan narasi Dark Jokes, Komika Dark Jokes, dan masyarakat (Pendengar atau Pembaca) sebagai yang bermakna dalam merekonstruksi dan membangun makna dan perspektif baru dalam percakapan agama mengenai penderitaan. Agama dan umat serta pemahaman penderitaan yang akan dikaji dalam tulisan ini dilihat dalam bingkai Kekristenan.