{"title":"食用油和维生素A在两个县的一些年龄组","authors":"Sandjaja Sandjaja, Sudikno Sudikno, Idrus Jus’at","doi":"10.22435/PGM.V38I1.4415.1-10","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRACT Indonesia plans to implement mandatory vitamin A fortification of cooking oil. A pilot study of voluntary vitamin A fortification in unbranded cooking oil showed that vitamin A status improved significantly a year after fortification for five age groups except for children 12-23 months of age. The objective of the study was to measure cooking oil consumption and dietary consumption of vitamin A in children, women of reproductive age (WRA), and lactating mothers. The study was a cross-sectional study in Tasikmalaya and Ciamis, Indonesia, covering 1.594 samples randomly selected of poor households. Cooking oil was collected at household by recall of usual cooking oil purchase and individual sample by 2x24h recall of food consumption. The results showed that households prefer bought unbranded cooking oil sold in plastic pouch at foodstall (warung) nearby home (96.2%), purchased oil every 1-3 days (60.6%), each purchace contained < 250 mL oil (73.9%). The average (mean+SE) cooking oil consumption at household was 27.5+1.0 mL/capita/day. Cooking oil consumption at individual level on the average was 22.3+0.5 mL/capita/day lower compared to household consumption of oil, varied significantly of 2.4+0.4, 13.3+0.8, 23.0+1.0, 30.5+1.3, 33.5+1.2, 33.1+1.3 mL/day in 6-11, 12-23, 24-59 month old, 6-9 year old, WRA, and lactating mothers respectively. Cooking oil consumption was lower in children 6-11 and 12-23 months old which contributed to non-significant improvement of serum vitamin A level particularly in children 12-23 months old but not other groups since they consumed higher intake of cooking oil or still brestfed for children 6-11 month old. Keywords: cooking oil, food consumption ABSTRAK Pemerintah Indonesia segera melaksanakan program fortifikasi wajib minyak goreng curah dengan vitamin A. Studi pilot fortifikasi vitamin A sukarela minyak goreng menemukan setelah satu tahun, serum vitamin A meningkat signifikan pada 5 kelompok umur tetapi tidak signifikan pada kelompok 12-23 bulan. Tulisan ini bertujuan mengetahui tingkat konsumsi minyak goreng dan vitamin A dari makanan yang merupakan faktor penyebab naik atau tidak naiknya status vitamin A pada enam kelompok. Studi potong lintang dilakukan di Tasikmalaya dan Ciamis mencakup total 1.594 subjek anak 6 bulan - 9 tahun, wanita usia subur, dan ibu menyusui dari keluarga miskin. Konsumsi minyak goreng dikumpulkan di tingkat rumah tangga dengan recall frekuensi pembelian dan volume yang dibeli sedangkan tingkat individu dengan recall konsumsi makanan 2x24 jam termasuk makanan yang dimasak dengan minyak goreng. Hasil penelitian sebagian besar (96,2%) membeli minyak goreng curah dalam plastik, dibeli setiap 1-3 hari (70,6%), dengan volume < 250 mL (73,9%). Rerata konsumsi minyak goreng di rumah tangga 27,5+1,0 mL/kapita/hari lebih tinggi dibanding rerata konsumsi di tingkat individu 22,3+0,5 mL/kapita/hari. Konsumsi minyak goreng menurut kelompok umur berbeda signifikan dengan konsumsi untuk anak 6-11 bulan, 12-23 bulan, 24-59 bulan, 5-9 tahun, WUS, dan ibu menyusui masing-masing 2,4+0,4, 13,3+0,8, 23,0+1,0, 30,5+1,3, 33,5+1,2, 33,1+1,3 mL/hari. Kesimpulan penelitian konsumsi minyak goreng paling rendah pada anak 6-11 dan 12-23 bulan dibanding kelompok lainnya, yang memberi kontribusi tidak naiknya serum vitamin A pada kelompok 12-23 bulan, dibanding anak 6-11 bulan yang masih mendapat vitamin A dari ASI ataupun kelompok lainnya karena konsumsi minyak goreng yang jauh lebih tinggi. [Penel Gizi Makan 2015, 38(1): 1-10] Kata kunci: minyak goreng, konsumsi makanan","PeriodicalId":310150,"journal":{"name":"The Journal of Nutrition and Food Research","volume":"77 16","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2015-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":"{\"title\":\"KONSUMSI MINYAK GORENG DAN VITAMIN A PADA BEBERAPA KELOMPOK UMUR DI DUA KABUPATEN\",\"authors\":\"Sandjaja Sandjaja, Sudikno Sudikno, Idrus Jus’at\",\"doi\":\"10.22435/PGM.V38I1.4415.1-10\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"ABSTRACT Indonesia plans to implement mandatory vitamin A fortification of cooking oil. A pilot study of voluntary vitamin A fortification in unbranded cooking oil showed that vitamin A status improved significantly a year after fortification for five age groups except for children 12-23 months of age. The objective of the study was to measure cooking oil consumption and dietary consumption of vitamin A in children, women of reproductive age (WRA), and lactating mothers. The study was a cross-sectional study in Tasikmalaya and Ciamis, Indonesia, covering 1.594 samples randomly selected of poor households. Cooking oil was collected at household by recall of usual cooking oil purchase and individual sample by 2x24h recall of food consumption. The results showed that households prefer bought unbranded cooking oil sold in plastic pouch at foodstall (warung) nearby home (96.2%), purchased oil every 1-3 days (60.6%), each purchace contained < 250 mL oil (73.9%). The average (mean+SE) cooking oil consumption at household was 27.5+1.0 mL/capita/day. Cooking oil consumption at individual level on the average was 22.3+0.5 mL/capita/day lower compared to household consumption of oil, varied significantly of 2.4+0.4, 13.3+0.8, 23.0+1.0, 30.5+1.3, 33.5+1.2, 33.1+1.3 mL/day in 6-11, 12-23, 24-59 month old, 6-9 year old, WRA, and lactating mothers respectively. Cooking oil consumption was lower in children 6-11 and 12-23 months old which contributed to non-significant improvement of serum vitamin A level particularly in children 12-23 months old but not other groups since they consumed higher intake of cooking oil or still brestfed for children 6-11 month old. Keywords: cooking oil, food consumption ABSTRAK Pemerintah Indonesia segera melaksanakan program fortifikasi wajib minyak goreng curah dengan vitamin A. Studi pilot fortifikasi vitamin A sukarela minyak goreng menemukan setelah satu tahun, serum vitamin A meningkat signifikan pada 5 kelompok umur tetapi tidak signifikan pada kelompok 12-23 bulan. Tulisan ini bertujuan mengetahui tingkat konsumsi minyak goreng dan vitamin A dari makanan yang merupakan faktor penyebab naik atau tidak naiknya status vitamin A pada enam kelompok. Studi potong lintang dilakukan di Tasikmalaya dan Ciamis mencakup total 1.594 subjek anak 6 bulan - 9 tahun, wanita usia subur, dan ibu menyusui dari keluarga miskin. Konsumsi minyak goreng dikumpulkan di tingkat rumah tangga dengan recall frekuensi pembelian dan volume yang dibeli sedangkan tingkat individu dengan recall konsumsi makanan 2x24 jam termasuk makanan yang dimasak dengan minyak goreng. Hasil penelitian sebagian besar (96,2%) membeli minyak goreng curah dalam plastik, dibeli setiap 1-3 hari (70,6%), dengan volume < 250 mL (73,9%). Rerata konsumsi minyak goreng di rumah tangga 27,5+1,0 mL/kapita/hari lebih tinggi dibanding rerata konsumsi di tingkat individu 22,3+0,5 mL/kapita/hari. Konsumsi minyak goreng menurut kelompok umur berbeda signifikan dengan konsumsi untuk anak 6-11 bulan, 12-23 bulan, 24-59 bulan, 5-9 tahun, WUS, dan ibu menyusui masing-masing 2,4+0,4, 13,3+0,8, 23,0+1,0, 30,5+1,3, 33,5+1,2, 33,1+1,3 mL/hari. Kesimpulan penelitian konsumsi minyak goreng paling rendah pada anak 6-11 dan 12-23 bulan dibanding kelompok lainnya, yang memberi kontribusi tidak naiknya serum vitamin A pada kelompok 12-23 bulan, dibanding anak 6-11 bulan yang masih mendapat vitamin A dari ASI ataupun kelompok lainnya karena konsumsi minyak goreng yang jauh lebih tinggi. [Penel Gizi Makan 2015, 38(1): 1-10] Kata kunci: minyak goreng, konsumsi makanan\",\"PeriodicalId\":310150,\"journal\":{\"name\":\"The Journal of Nutrition and Food Research\",\"volume\":\"77 16\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2015-12-29\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"3\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"The Journal of Nutrition and Food Research\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22435/PGM.V38I1.4415.1-10\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"The Journal of Nutrition and Food Research","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/PGM.V38I1.4415.1-10","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
摘要
印尼计划在食用油中强制添加维生素A。一项在无品牌食用油中自愿强化维生素A的试点研究表明,除了12-23个月大的儿童外,五个年龄组的维生素A水平在强化一年后显著提高。该研究的目的是测量儿童、育龄妇女(WRA)和哺乳期母亲的食用油消耗量和饮食中维生素A的消耗量。本研究是在印度尼西亚的Tasikmalaya和Ciamis进行的横断面研究,随机选取了1.594个贫困家庭样本。在住户收集食用油的方法是回收通常购买的食用油,而个别样本则是在2x24小时内回收食物消耗量。结果显示,住户更喜欢在住家附近的大排档购买袋装无品牌食用油(96.2%),每1-3天购买一次(60.6%),每次购买的食用油含量< 250 mL(73.9%)。家庭平均食用油消费量(平均值+SE)为27.5+1.0 mL/人均/天。6-11月龄、12-23月龄、24-59月龄、6-9月龄、WRA和哺乳期母亲人均食用油消费量比家庭人均食用油消费量低22.3+0.5 mL/d,分别为2.4+0.4、13.3+0.8、23.0+1.0、30.5+1.3、33.5+1.2、33.1+1.3 mL/d,差异显著。6-11个月和12-23个月大的儿童的食用油摄入量较低,这对血清维生素A水平的改善没有显著影响,尤其是12-23个月大的儿童,但其他组没有,因为他们摄入了更多的食用油,或者在6-11个月大的儿童中仍然母乳喂养。摘要印度尼西亚佩默林塔省(peremerintah Indonesia)的segera melaksanakan计划强化了维生素A,试点强化了维生素A sukarela minyak government menemukan setelah satu tahun,血清维生素A脑膜炎显著性帕达5 kelompok umur tetapi tiak显著性帕达12-23 bulan。图里桑尼·贝图juan mengetahui tingkat konsumsi minyak gogodan维生素A dari makanan yang merupakan因子penyebab naik atau titaak naikya状态维生素A pakam kelompok。研究波通林堂,迪拉库坎,塔斯克马来亚,丹加米斯门卡,共计1.594,科目为6布兰- 9塔洪,瓦尼塔乌斯亚郊区,丹布门库苏伊达,克鲁瓦加米斯金。Konsumsi minyak goreng dikumpulkan di tingkat rumah tanga dengan召回frekuensi pembelian dan volume yang didibeli sedangkan tingkat individual dengan召回Konsumsi makanan 2x24 jam termasuk makanan yang dimasak dengan minyak goreng。Hasil penelitian sebagian besar (96,2%) membeli minyak goreng curah dalam plastik, dibeli seap 1-3 hari(76,6%),灯干体积< 250 mL(73,9%)。ranata konsumsi minyak gorendi rumah tangga 27,5+1,0 mL/kapita/hari lebih tinggi dididing ranata konsumsi di tingkat individual 22,3+0,5 mL/kapita/hariKonsumsi minyak gomenuut kelompok umur berbeda signfikan dengan Konsumsi untuk anak 6-11 bulan, 12-23 bulan, 24-59 bulan, 5-9 tahun, WUS, dan ibu menyusui masing-masing 2,4+ 0,4,13,3 + 0,8,23,0 + 1,0,30,5 + 1,3,33,5 + 1,2,33,1 +1,3 mL/hari。kespulpan penelitian konsumsi minyak gobning ning 6-11 dan 12-23 bulan dibanding kelnnya, yang memberi kontribusi tidak naiknya血清维生素A pakadkelompok 12-23 bulan, dibandiakanak 6-11 bulan yang masih mendapat维生素A dari ASI ataupun kelompok lainnya karena konsumsi minyak gobong yang jauh lebih tinggi。[j] .中国农业科学,2015,38(1):1-10
KONSUMSI MINYAK GORENG DAN VITAMIN A PADA BEBERAPA KELOMPOK UMUR DI DUA KABUPATEN
ABSTRACT Indonesia plans to implement mandatory vitamin A fortification of cooking oil. A pilot study of voluntary vitamin A fortification in unbranded cooking oil showed that vitamin A status improved significantly a year after fortification for five age groups except for children 12-23 months of age. The objective of the study was to measure cooking oil consumption and dietary consumption of vitamin A in children, women of reproductive age (WRA), and lactating mothers. The study was a cross-sectional study in Tasikmalaya and Ciamis, Indonesia, covering 1.594 samples randomly selected of poor households. Cooking oil was collected at household by recall of usual cooking oil purchase and individual sample by 2x24h recall of food consumption. The results showed that households prefer bought unbranded cooking oil sold in plastic pouch at foodstall (warung) nearby home (96.2%), purchased oil every 1-3 days (60.6%), each purchace contained < 250 mL oil (73.9%). The average (mean+SE) cooking oil consumption at household was 27.5+1.0 mL/capita/day. Cooking oil consumption at individual level on the average was 22.3+0.5 mL/capita/day lower compared to household consumption of oil, varied significantly of 2.4+0.4, 13.3+0.8, 23.0+1.0, 30.5+1.3, 33.5+1.2, 33.1+1.3 mL/day in 6-11, 12-23, 24-59 month old, 6-9 year old, WRA, and lactating mothers respectively. Cooking oil consumption was lower in children 6-11 and 12-23 months old which contributed to non-significant improvement of serum vitamin A level particularly in children 12-23 months old but not other groups since they consumed higher intake of cooking oil or still brestfed for children 6-11 month old. Keywords: cooking oil, food consumption ABSTRAK Pemerintah Indonesia segera melaksanakan program fortifikasi wajib minyak goreng curah dengan vitamin A. Studi pilot fortifikasi vitamin A sukarela minyak goreng menemukan setelah satu tahun, serum vitamin A meningkat signifikan pada 5 kelompok umur tetapi tidak signifikan pada kelompok 12-23 bulan. Tulisan ini bertujuan mengetahui tingkat konsumsi minyak goreng dan vitamin A dari makanan yang merupakan faktor penyebab naik atau tidak naiknya status vitamin A pada enam kelompok. Studi potong lintang dilakukan di Tasikmalaya dan Ciamis mencakup total 1.594 subjek anak 6 bulan - 9 tahun, wanita usia subur, dan ibu menyusui dari keluarga miskin. Konsumsi minyak goreng dikumpulkan di tingkat rumah tangga dengan recall frekuensi pembelian dan volume yang dibeli sedangkan tingkat individu dengan recall konsumsi makanan 2x24 jam termasuk makanan yang dimasak dengan minyak goreng. Hasil penelitian sebagian besar (96,2%) membeli minyak goreng curah dalam plastik, dibeli setiap 1-3 hari (70,6%), dengan volume < 250 mL (73,9%). Rerata konsumsi minyak goreng di rumah tangga 27,5+1,0 mL/kapita/hari lebih tinggi dibanding rerata konsumsi di tingkat individu 22,3+0,5 mL/kapita/hari. Konsumsi minyak goreng menurut kelompok umur berbeda signifikan dengan konsumsi untuk anak 6-11 bulan, 12-23 bulan, 24-59 bulan, 5-9 tahun, WUS, dan ibu menyusui masing-masing 2,4+0,4, 13,3+0,8, 23,0+1,0, 30,5+1,3, 33,5+1,2, 33,1+1,3 mL/hari. Kesimpulan penelitian konsumsi minyak goreng paling rendah pada anak 6-11 dan 12-23 bulan dibanding kelompok lainnya, yang memberi kontribusi tidak naiknya serum vitamin A pada kelompok 12-23 bulan, dibanding anak 6-11 bulan yang masih mendapat vitamin A dari ASI ataupun kelompok lainnya karena konsumsi minyak goreng yang jauh lebih tinggi. [Penel Gizi Makan 2015, 38(1): 1-10] Kata kunci: minyak goreng, konsumsi makanan