{"title":"以利沙对嘲笑他的孩子们的法律诅咒的实际含义:《列王记下》2:23-25","authors":"T. Panjaitan","doi":"10.57069/haggadah.v1i2.15","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This research is an attempt to find out the practical theological implications of Elisha's curse on youths who jeered him, based on the exegesis study of 2 Kings 2:23-25. The writer's interest in the multiple interpretations that appear on this text is the reason for doing exegetical research. The research method used is descriptive analysis, clearly describing the background and context of the text discussed as the object of research. The author investigates the background of the book which is the object of research, pays attention to the context of the verse, interprets verse by verse, to find a clear understanding of the text, then draws its practical theological implications in the present context. Based on the research on the text, the theological implications are drawn as follows: First, God sent prophets as spokesmen. Second, parents are role models for youths. Third, the curse applies to those who reject God. Forms of practical implications in today's life are: First, people maintain a respectful attitude towards God's servants. Second, parents need to educate their children according to God's word. Third, the eternal punishment of humans who reject God needs to be preached. Penelitian ini adalah sebuah usaha untuk mengetahui implikasi teologis praktis kutukan Elisa kepada anak-anak yang mencemoohnya, berdasarkan studi eksegesa 2 Raja-raja 2:23-25. Ketertarikan penulis terhadap multitafsir yang muncul atas teks ini menjadi alasan mengerjakan penelitian eksegesis. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis, menggambarkan secara jelas latar belakang dan konteks teks yang dibahas sebagai objek penelitian. Penulis menyelidiki latar belakang kitab yang menjadi objek penelitian, memperhatikan konteks ayat, menafsirkan ayat demi ayat, untuk menemukan pengertian yang jelas dari teks, lalu menarik implikasi teologis praktisnya pada konteks masa kini. Berdasarkan penelitian atas teks, ditarik implikasi teologis sebagai berikut: Pertama, Allah mengutus para nabi sebagai juru bicara. Kedua, orangtua menjadi teladan bagi anak-anak. Ketiga, kutuk berlaku atas mereka yang menolak Allah. Bentuk implikasi praktis pada kehidupan masa kini adalah: Pertama, umat menjaga sikap hormat terhadap hamba Tuhan. Kedua, orangtua perlu mendidik anak-anaknya sesuai firman Tuhan. Ketiga, hukuman kekal kepada manusia yang menolak Allah perlu diberitakan.","PeriodicalId":402977,"journal":{"name":"HAGGADAH: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-03-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Implikasi Teologis-Praktis Kutukan Elisa kepada Anak-anak yang Mencemoohnya: Eksegesis 2 Raja-raja 2:23-25\",\"authors\":\"T. Panjaitan\",\"doi\":\"10.57069/haggadah.v1i2.15\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This research is an attempt to find out the practical theological implications of Elisha's curse on youths who jeered him, based on the exegesis study of 2 Kings 2:23-25. The writer's interest in the multiple interpretations that appear on this text is the reason for doing exegetical research. The research method used is descriptive analysis, clearly describing the background and context of the text discussed as the object of research. The author investigates the background of the book which is the object of research, pays attention to the context of the verse, interprets verse by verse, to find a clear understanding of the text, then draws its practical theological implications in the present context. Based on the research on the text, the theological implications are drawn as follows: First, God sent prophets as spokesmen. Second, parents are role models for youths. Third, the curse applies to those who reject God. Forms of practical implications in today's life are: First, people maintain a respectful attitude towards God's servants. Second, parents need to educate their children according to God's word. Third, the eternal punishment of humans who reject God needs to be preached. Penelitian ini adalah sebuah usaha untuk mengetahui implikasi teologis praktis kutukan Elisa kepada anak-anak yang mencemoohnya, berdasarkan studi eksegesa 2 Raja-raja 2:23-25. Ketertarikan penulis terhadap multitafsir yang muncul atas teks ini menjadi alasan mengerjakan penelitian eksegesis. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis, menggambarkan secara jelas latar belakang dan konteks teks yang dibahas sebagai objek penelitian. Penulis menyelidiki latar belakang kitab yang menjadi objek penelitian, memperhatikan konteks ayat, menafsirkan ayat demi ayat, untuk menemukan pengertian yang jelas dari teks, lalu menarik implikasi teologis praktisnya pada konteks masa kini. Berdasarkan penelitian atas teks, ditarik implikasi teologis sebagai berikut: Pertama, Allah mengutus para nabi sebagai juru bicara. Kedua, orangtua menjadi teladan bagi anak-anak. Ketiga, kutuk berlaku atas mereka yang menolak Allah. Bentuk implikasi praktis pada kehidupan masa kini adalah: Pertama, umat menjaga sikap hormat terhadap hamba Tuhan. Kedua, orangtua perlu mendidik anak-anaknya sesuai firman Tuhan. Ketiga, hukuman kekal kepada manusia yang menolak Allah perlu diberitakan.\",\"PeriodicalId\":402977,\"journal\":{\"name\":\"HAGGADAH: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-03-09\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"HAGGADAH: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.57069/haggadah.v1i2.15\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"HAGGADAH: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.57069/haggadah.v1i2.15","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
这项研究是基于对列王记下2:23-25的注释研究,试图找出以利沙对嘲笑他的年轻人的诅咒的实际神学含义。作者对出现在这段经文上的多种解释感兴趣,这是进行训诂研究的原因。使用的研究方法是描述性分析,清楚地描述了作为研究对象的文本所讨论的背景和语境。作者考察了作为研究对象的《圣经》的背景,注意经文的语境,逐句解释,力求对经文有一个清晰的认识,并在当前语境中得出其实际的神学含义。通过对文本的研究,可以得出以下的神学含义:第一,上帝派遣先知作为代言人。第二,父母是年轻人的榜样。第三,咒诅适用于那些拒绝神的人。在今天的生活中,实际影响的形式是:首先,人们对上帝的仆人保持尊重的态度。第二,父母需要按照神的话语来教育孩子。第三,需要宣扬拒绝上帝的人将受到永恒的惩罚。Penelitian ini adalah sebuah usaha untuk mengetahui implikasi teologii praktis kutukan Elisa kepada anak-anak yang mengemohnya, berdasarkan studi eksegesa 2 . Raja-raja 2:23-25。Ketertarikan penelis terhahap是一种多任务管理方法,yang muncul是一种多任务管理方法。杨Metode penelitian digunakan adalah deskriptif进行分析,menggambarkan secara jela latar belakang丹konteks tek杨dibahas sebagai objek penelitian。Penulis menyelidiki latar belakang kitab yang menjadi objek penelitian, memperhatikan konteks ayat, menafsirkan ayat demi ayat, untuk menemukan pengertian yang jelas dari teks, lalu menarik implikasi tecologik aktisya padkonteks masa kini。Berdasarkan penelitian atas teks, ditarik implikasi teologi sebagai berikut: Pertama, Allah mengutus para nabi sebagai juru bicara。Kedua,猩猩menjadi teladan bagi anak-anak。Ketiga, kutuk berlaku atas mereka yang menolak Allah。本图隐含的意思是,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国。克杜瓦,猩猩佩鲁曼迪迪克-阿纳克-阿纳克-阿纳克-阿纳克-阿纳克-阿纳克-阿纳克-阿纳克萨伊公司。Ketiga, hukuman kekal kepada manusia yang menolak Allah perlu diberitakan。
Implikasi Teologis-Praktis Kutukan Elisa kepada Anak-anak yang Mencemoohnya: Eksegesis 2 Raja-raja 2:23-25
This research is an attempt to find out the practical theological implications of Elisha's curse on youths who jeered him, based on the exegesis study of 2 Kings 2:23-25. The writer's interest in the multiple interpretations that appear on this text is the reason for doing exegetical research. The research method used is descriptive analysis, clearly describing the background and context of the text discussed as the object of research. The author investigates the background of the book which is the object of research, pays attention to the context of the verse, interprets verse by verse, to find a clear understanding of the text, then draws its practical theological implications in the present context. Based on the research on the text, the theological implications are drawn as follows: First, God sent prophets as spokesmen. Second, parents are role models for youths. Third, the curse applies to those who reject God. Forms of practical implications in today's life are: First, people maintain a respectful attitude towards God's servants. Second, parents need to educate their children according to God's word. Third, the eternal punishment of humans who reject God needs to be preached. Penelitian ini adalah sebuah usaha untuk mengetahui implikasi teologis praktis kutukan Elisa kepada anak-anak yang mencemoohnya, berdasarkan studi eksegesa 2 Raja-raja 2:23-25. Ketertarikan penulis terhadap multitafsir yang muncul atas teks ini menjadi alasan mengerjakan penelitian eksegesis. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis, menggambarkan secara jelas latar belakang dan konteks teks yang dibahas sebagai objek penelitian. Penulis menyelidiki latar belakang kitab yang menjadi objek penelitian, memperhatikan konteks ayat, menafsirkan ayat demi ayat, untuk menemukan pengertian yang jelas dari teks, lalu menarik implikasi teologis praktisnya pada konteks masa kini. Berdasarkan penelitian atas teks, ditarik implikasi teologis sebagai berikut: Pertama, Allah mengutus para nabi sebagai juru bicara. Kedua, orangtua menjadi teladan bagi anak-anak. Ketiga, kutuk berlaku atas mereka yang menolak Allah. Bentuk implikasi praktis pada kehidupan masa kini adalah: Pertama, umat menjaga sikap hormat terhadap hamba Tuhan. Kedua, orangtua perlu mendidik anak-anaknya sesuai firman Tuhan. Ketiga, hukuman kekal kepada manusia yang menolak Allah perlu diberitakan.