Nurhidayanti Nurhidayanti, Nuril Shalifah, S. Syarifuddin, S. Supriyanto
{"title":"2000年至2019年木偶艺术的存在","authors":"Nurhidayanti Nurhidayanti, Nuril Shalifah, S. Syarifuddin, S. Supriyanto","doi":"10.14710/anuva.6.1.1-12","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kesenian Wayang Kulit tidak hanya ada di Pulau Jawa, tetapi juga ada di Pulau Sumatera tepatnya di Kota Palembang. Namun, keberadaan wayang Palembang berbeda dengan di Jawa. Hal ini lah yang menjadi masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana eksistensi kesenian Wayang Kulit Palembang tahun 2000-2019. Sehingga Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan atau memperoleh berbagai informasi tentang bagaimana eksistensi kesenian wayang kulit Palembang tahun 2000-2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode historis atau metode sejarah, yang diawali dengan teknik yang disebut heuristik, melakukan wawancara, dan jika data terkumpul harus dikritik atau verifikasi. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa Kesenian wayang ini mulai pudar ditengah-tengah masyarakat. Hal ini disebabkan oleh arus globalisasi serta kurangnya minat untuk mempelajari pagelaran wayang Palembang, tidak ada penerus atau kader yang melestarikannya dan juga karena pergeseran atau bahkan persaingan dengan budaya modern. Eksistensi wayang mulai memudar sejak tahun 2012 dengan adanya pergantian-pergantian pengurus Perpadi (Persatuan Pedalangan Seluruh Indonesia), sehingga perlu adanya strategi kembali yang dapat menghidupkan atau meningkatkan kesenian wayang kulit Palembang. Banyak upaya yang telah dilakukan Sanggar Sri Palembang untuk memperkenalkan wayang Palembang kepada masyarakat, melalui promosi di koran, radio, dan televisi serta melakukan workshop-workshop dengan dinas pariwisata dan kebudayaan. Namun masih belum ada perubahan dikarenakan masyarakat Palembang yang memang kurang menyenangi wayang.","PeriodicalId":158585,"journal":{"name":"Anuva: Jurnal Kajian Budaya, Perpustakaan, dan Informasi","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-04-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Eksistensi Kesenian Wayang Kulit Palembang Tahun 2000 – 2019\",\"authors\":\"Nurhidayanti Nurhidayanti, Nuril Shalifah, S. Syarifuddin, S. Supriyanto\",\"doi\":\"10.14710/anuva.6.1.1-12\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Kesenian Wayang Kulit tidak hanya ada di Pulau Jawa, tetapi juga ada di Pulau Sumatera tepatnya di Kota Palembang. Namun, keberadaan wayang Palembang berbeda dengan di Jawa. Hal ini lah yang menjadi masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana eksistensi kesenian Wayang Kulit Palembang tahun 2000-2019. Sehingga Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan atau memperoleh berbagai informasi tentang bagaimana eksistensi kesenian wayang kulit Palembang tahun 2000-2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode historis atau metode sejarah, yang diawali dengan teknik yang disebut heuristik, melakukan wawancara, dan jika data terkumpul harus dikritik atau verifikasi. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa Kesenian wayang ini mulai pudar ditengah-tengah masyarakat. Hal ini disebabkan oleh arus globalisasi serta kurangnya minat untuk mempelajari pagelaran wayang Palembang, tidak ada penerus atau kader yang melestarikannya dan juga karena pergeseran atau bahkan persaingan dengan budaya modern. Eksistensi wayang mulai memudar sejak tahun 2012 dengan adanya pergantian-pergantian pengurus Perpadi (Persatuan Pedalangan Seluruh Indonesia), sehingga perlu adanya strategi kembali yang dapat menghidupkan atau meningkatkan kesenian wayang kulit Palembang. Banyak upaya yang telah dilakukan Sanggar Sri Palembang untuk memperkenalkan wayang Palembang kepada masyarakat, melalui promosi di koran, radio, dan televisi serta melakukan workshop-workshop dengan dinas pariwisata dan kebudayaan. Namun masih belum ada perubahan dikarenakan masyarakat Palembang yang memang kurang menyenangi wayang.\",\"PeriodicalId\":158585,\"journal\":{\"name\":\"Anuva: Jurnal Kajian Budaya, Perpustakaan, dan Informasi\",\"volume\":\"29 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-04-15\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Anuva: Jurnal Kajian Budaya, Perpustakaan, dan Informasi\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14710/anuva.6.1.1-12\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Anuva: Jurnal Kajian Budaya, Perpustakaan, dan Informasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14710/anuva.6.1.1-12","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
皮制木偶艺术不仅存在于爪哇岛,也存在于帕伦邦的苏门答腊岛上。然而,帕伦邦木偶的存在与爪哇不同。这项研究的问题是2000-2019年皮松皮艺术是如何存在的。因此,这项研究的目的是获取或获取2000-2019年皮影皮影艺术如何存在的信息。本研究采用的方法是历史或历史方法,以所谓的启发技术开始,进行采访,收集数据时必须受到批评或验证。这项研究的结果表明,这些木偶的艺术在社会中已经开始衰落。这是由于全球化的流动以及缺乏研究帕伦邦木偶戏的兴趣,没有任何继任者或卡德来保护木偶戏,也没有与现代文化的转变甚至竞争。随着帕伦邦皮影艺术的不断变化,2012年木偶的存在逐渐消失。桑格·斯里帕伦邦(Sanggar Sri Palembang)通过报纸、广播和电视的宣传,以及与旅游和文化服务相关的工作坊,做出了许多努力。然而,由于帕伦邦人对木偶戏的热爱,目前还没有什么变化。
Eksistensi Kesenian Wayang Kulit Palembang Tahun 2000 – 2019
Kesenian Wayang Kulit tidak hanya ada di Pulau Jawa, tetapi juga ada di Pulau Sumatera tepatnya di Kota Palembang. Namun, keberadaan wayang Palembang berbeda dengan di Jawa. Hal ini lah yang menjadi masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana eksistensi kesenian Wayang Kulit Palembang tahun 2000-2019. Sehingga Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan atau memperoleh berbagai informasi tentang bagaimana eksistensi kesenian wayang kulit Palembang tahun 2000-2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode historis atau metode sejarah, yang diawali dengan teknik yang disebut heuristik, melakukan wawancara, dan jika data terkumpul harus dikritik atau verifikasi. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa Kesenian wayang ini mulai pudar ditengah-tengah masyarakat. Hal ini disebabkan oleh arus globalisasi serta kurangnya minat untuk mempelajari pagelaran wayang Palembang, tidak ada penerus atau kader yang melestarikannya dan juga karena pergeseran atau bahkan persaingan dengan budaya modern. Eksistensi wayang mulai memudar sejak tahun 2012 dengan adanya pergantian-pergantian pengurus Perpadi (Persatuan Pedalangan Seluruh Indonesia), sehingga perlu adanya strategi kembali yang dapat menghidupkan atau meningkatkan kesenian wayang kulit Palembang. Banyak upaya yang telah dilakukan Sanggar Sri Palembang untuk memperkenalkan wayang Palembang kepada masyarakat, melalui promosi di koran, radio, dan televisi serta melakukan workshop-workshop dengan dinas pariwisata dan kebudayaan. Namun masih belum ada perubahan dikarenakan masyarakat Palembang yang memang kurang menyenangi wayang.