为健康和摆脱MILLITUS糖尿病,老年人的压力管理

Tuti Anggarawati, Nanang K.A, Khairun Nisa, Alfatihah H.A.F, Andi Widianto, Figik Kurniawan
{"title":"为健康和摆脱MILLITUS糖尿病,老年人的压力管理","authors":"Tuti Anggarawati, Nanang K.A, Khairun Nisa, Alfatihah H.A.F, Andi Widianto, Figik Kurniawan","doi":"10.55606/pkmsisthana.v3i1.39","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Prevalensi   diabetes   tipe 2   terkait   usia   lansia   sampai   tahun   2030 mengalami peningkatan tajam karena diprediksi lebih dari 82 juta populasi lansia di negara berkembang menderita diebetes. Tipe 2 merupakan bentuk penyakit yang sering di lansia dan merupakan ancaman serius terhadap kesehatan karena terjadi komplikasi kronis. Tanda dan gejala diabetes pada lansia sering kali tidak jelas  dan  diagnosa  biasanya  terlambat.  Gejala  diabetes  dapat  muncul  tidak \nspesifik  dan  tidak  pasti,  seperti  keletihan,  inkontinensia  urin,  atau  perubahan status mental seperti depresi, konfusi, dan apatis. \nBeberapa ahli berpendapat bahwa dengan meningkatnya umur maka intoleransi terhadap glukosa juga meningkat. Peningkatan kadar gula darah pada lansia disebabkan oleh beberapa hal, yaitu fungsi pankreas dan sekresi insulin yang berkurang, perubahan karena lansia sendiri  yang berkaitan dengan resistensi insulin akibatnya kurangnya massa otot dan perubahan vaskuler, aktifitas fisik yang  berkurang,  banyak  makan  dan  kegemukan,  stress,  sering  menggunakan obat-obatan, dan adanya faktor keturunan. \nStres memicu  reaksi  biokimia  tubuh melalui  2  jalur,  yaitu  neural  dan neuroendokrin. Reaksi pertama respon stres  yaitu  sekresi  sistem  saraf  simpatis untuk  mengeluarkan  norepinefrin  yang menyebabkan    peningkatan    frekuensi jantung. Kondisi ini menyebabkan glukosa darah meningkat guna sumber energi untuk perfusi.  Peningkatan hormon  stres yang diproduksi dapat  menyebabkan kadar gula darah menjadi meningkat. Kondisi yang rileks dapat mengembalikan kotra-regulasi  hormon  stres  dan  memungkinkan  tubuh  untuk  menggunakan insulin lebih efektif. \nSeseorang  yang  terkena  diabetes  akan  memerlukan  pengobatan  yang terus-menerus untuk  mengontrol  kadar gula  darah  dan  mencegah  komplikasi. Tapi ada pengobatan lain yang bisa dilakukan sendiri untuk membantu mencegah penyakit ini bertambah buruk. Stres yang tinggi yang dialami penderita dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian, sehingga dibutuhkan kemampuan penderita dalam melakukan perawatan diri   dengan memanajemen stress yang dialami. \n  \n ","PeriodicalId":179937,"journal":{"name":"JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA","volume":"142 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"MANAJEMEN STRESS LANSIA AGAR SEHAT DAN TERBEBAS DIABETES MILLITUS\",\"authors\":\"Tuti Anggarawati, Nanang K.A, Khairun Nisa, Alfatihah H.A.F, Andi Widianto, Figik Kurniawan\",\"doi\":\"10.55606/pkmsisthana.v3i1.39\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Prevalensi   diabetes   tipe 2   terkait   usia   lansia   sampai   tahun   2030 mengalami peningkatan tajam karena diprediksi lebih dari 82 juta populasi lansia di negara berkembang menderita diebetes. Tipe 2 merupakan bentuk penyakit yang sering di lansia dan merupakan ancaman serius terhadap kesehatan karena terjadi komplikasi kronis. Tanda dan gejala diabetes pada lansia sering kali tidak jelas  dan  diagnosa  biasanya  terlambat.  Gejala  diabetes  dapat  muncul  tidak \\nspesifik  dan  tidak  pasti,  seperti  keletihan,  inkontinensia  urin,  atau  perubahan status mental seperti depresi, konfusi, dan apatis. \\nBeberapa ahli berpendapat bahwa dengan meningkatnya umur maka intoleransi terhadap glukosa juga meningkat. Peningkatan kadar gula darah pada lansia disebabkan oleh beberapa hal, yaitu fungsi pankreas dan sekresi insulin yang berkurang, perubahan karena lansia sendiri  yang berkaitan dengan resistensi insulin akibatnya kurangnya massa otot dan perubahan vaskuler, aktifitas fisik yang  berkurang,  banyak  makan  dan  kegemukan,  stress,  sering  menggunakan obat-obatan, dan adanya faktor keturunan. \\nStres memicu  reaksi  biokimia  tubuh melalui  2  jalur,  yaitu  neural  dan neuroendokrin. Reaksi pertama respon stres  yaitu  sekresi  sistem  saraf  simpatis untuk  mengeluarkan  norepinefrin  yang menyebabkan    peningkatan    frekuensi jantung. Kondisi ini menyebabkan glukosa darah meningkat guna sumber energi untuk perfusi.  Peningkatan hormon  stres yang diproduksi dapat  menyebabkan kadar gula darah menjadi meningkat. Kondisi yang rileks dapat mengembalikan kotra-regulasi  hormon  stres  dan  memungkinkan  tubuh  untuk  menggunakan insulin lebih efektif. \\nSeseorang  yang  terkena  diabetes  akan  memerlukan  pengobatan  yang terus-menerus untuk  mengontrol  kadar gula  darah  dan  mencegah  komplikasi. Tapi ada pengobatan lain yang bisa dilakukan sendiri untuk membantu mencegah penyakit ini bertambah buruk. Stres yang tinggi yang dialami penderita dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian, sehingga dibutuhkan kemampuan penderita dalam melakukan perawatan diri   dengan memanajemen stress yang dialami. \\n  \\n \",\"PeriodicalId\":179937,\"journal\":{\"name\":\"JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA\",\"volume\":\"142 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-06-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.55606/pkmsisthana.v3i1.39\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.55606/pkmsisthana.v3i1.39","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

到2030年,2型老年糖尿病的发病率急剧上升,预计发展中国家有8200多万老年人患有diebetes。2型是一种常见的老年疾病,长期并发症对健康构成严重威胁。老年人的糖尿病症状往往不清楚,诊断通常晚了。糖尿病的症状可能是非特定的和不确定的,如疲劳、尿失禁或抑郁、融合和冷漠等精神状态的变化。一些专家认为,随着年龄的增长,葡萄糖不耐受也在增加。增加老年人的血糖是由不同的原因引起的,即减少胰腺功能和胰岛素分泌异常,导致老年人自己与胰岛素抵抗相关的变化,导致肌肉质量和vaskuler的变化、身体活动减少、饮食过多、体重增加、压力、经常服用药物和遗传因素。压力通过神经和神经内分泌两种通路引发身体的生化反应。压力反应的第一反应是交感神经系统分泌去肾上腺素,导致心脏频率升高。这些条件使她的血液葡萄糖水平升高,为扩散提供能量。它产生的应激激素的增加会导致血糖水平的增加。放松的条件可以恢复应激激素的调节,使身体能够更有效地使用胰岛素。患有糖尿病的人需要持续的治疗来控制血糖水平和预防并发症。但是还有其他的治疗方法可以帮助预防病情的恶化。患者的高压力会增加痛苦和死亡的程度,因此需要患者在压力管理下进行自我治疗的能力。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
MANAJEMEN STRESS LANSIA AGAR SEHAT DAN TERBEBAS DIABETES MILLITUS
Prevalensi   diabetes   tipe 2   terkait   usia   lansia   sampai   tahun   2030 mengalami peningkatan tajam karena diprediksi lebih dari 82 juta populasi lansia di negara berkembang menderita diebetes. Tipe 2 merupakan bentuk penyakit yang sering di lansia dan merupakan ancaman serius terhadap kesehatan karena terjadi komplikasi kronis. Tanda dan gejala diabetes pada lansia sering kali tidak jelas  dan  diagnosa  biasanya  terlambat.  Gejala  diabetes  dapat  muncul  tidak spesifik  dan  tidak  pasti,  seperti  keletihan,  inkontinensia  urin,  atau  perubahan status mental seperti depresi, konfusi, dan apatis. Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan meningkatnya umur maka intoleransi terhadap glukosa juga meningkat. Peningkatan kadar gula darah pada lansia disebabkan oleh beberapa hal, yaitu fungsi pankreas dan sekresi insulin yang berkurang, perubahan karena lansia sendiri  yang berkaitan dengan resistensi insulin akibatnya kurangnya massa otot dan perubahan vaskuler, aktifitas fisik yang  berkurang,  banyak  makan  dan  kegemukan,  stress,  sering  menggunakan obat-obatan, dan adanya faktor keturunan. Stres memicu  reaksi  biokimia  tubuh melalui  2  jalur,  yaitu  neural  dan neuroendokrin. Reaksi pertama respon stres  yaitu  sekresi  sistem  saraf  simpatis untuk  mengeluarkan  norepinefrin  yang menyebabkan    peningkatan    frekuensi jantung. Kondisi ini menyebabkan glukosa darah meningkat guna sumber energi untuk perfusi.  Peningkatan hormon  stres yang diproduksi dapat  menyebabkan kadar gula darah menjadi meningkat. Kondisi yang rileks dapat mengembalikan kotra-regulasi  hormon  stres  dan  memungkinkan  tubuh  untuk  menggunakan insulin lebih efektif. Seseorang  yang  terkena  diabetes  akan  memerlukan  pengobatan  yang terus-menerus untuk  mengontrol  kadar gula  darah  dan  mencegah  komplikasi. Tapi ada pengobatan lain yang bisa dilakukan sendiri untuk membantu mencegah penyakit ini bertambah buruk. Stres yang tinggi yang dialami penderita dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian, sehingga dibutuhkan kemampuan penderita dalam melakukan perawatan diri   dengan memanajemen stress yang dialami.    
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信