{"title":"Menjaga Keberlanjutan Kampung Adat Melalui Pemberdayaan Penenun di Kampung Anajiaka, Kab. Sumba Tengah","authors":".. Wiyatiningsih, Kristian Oentoro","doi":"10.24843/jrs.2020.v07.i01.p10","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The study discusses the effort to maintain the sustainability of a traditional kampung through empowering weavers in Kampung Anajiaka, Sumba Tengah Regency. The number of weavers is decreasing. This is in line with the lack of weaving skills which inhibits the development of weaving motifs as a local identity. Indeed, woven clothes have deep cultural meanings. They are not only used for everyday wear, but also for ritual ceremonies. With time, woven clothes making become a livelihood for the community of Kampung Anajiaka. This work replaces farming that is absolutely depending on the rain. Based on the problems, the study aims at mapping the potentials of weavers and their role in the sustainability of Kampung Anajiaka. The study applies a descriptive – qualitative research method collecting data through field observation and interviews with the weavers. The study was done in Kampung Anajiaka consisting of 14 Sumbanese traditional houses surrounding megalithic toms. The study result shows that empowering weavers improves living environment quality. This can be seen from the mutual relationship system in the development of weaving skills of the weavers and the providing of working space and types of equipment for weaving. The improvement of living environment quality will contribute to the sustainability of the traditional kampung. \nKeywords: empowering; Sumba Tengah Regency; sustainability; traditional kampung; the weaver \n \nAbstrak \nStudi ini membahas upaya untuk menjaga keberlanjutan kampung adat melalui pemberdayaan penenun di Kampung Anajiaka, Kabupaten Sumba Tengah. Jumlah penenun yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga semakin menurun saat ini. Sedikitnya jumlah penenun seiring dengan minimnya ketrampilan menenun yang menghalangi pengembangan motif tenun sebagai identitas lokal. Padahal, tenun memiliki makna kultural yang dalam bagi masyarakat Sumba. Tenun merupakan bagian dari perlengkapan budaya yang tidak hanya dipergunakan untuk pakaian sehari-hari, namun juga untuk upacara-upacara adat. Pada perkembangannya, menenun dapat menjadi sumber pendapatan keluarga bagi masyarakat Kampung Anajiaka. Pekerjaan ini menggantikan pekerjaan bertani yang sangat tergantung pada hujan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka studi ini bertujuan untuk memetakan potensi penenun dan perannya terhadap keberlanjutan kampung adat Anajiaka. Studi ini menerapkan metode penelitian deskriptif – kualitatif yang mengumpulkan data melalui observasi lapangan dan wawancara terhadap penenun. Studi dilakukan di Kampung Adat Anajiaka yang terdiri dari 14 rumah tradisional yang diletakkan mengelilingi batu kubur megalitik. Hasil studi menunjukkan bahwa pemberdayaan penenun berdampak pada peningkatan kualitas lingkungan hunian. Hal ini terlihat melalui sistem gotong royong dalam peningkatan ketrampilan menenun dari penenun dan penyediaan ruang kerja dan peralatan menenun. Meningkatnya kualitas lingkungan hunian akan berkontribusi terhadap keberlanjutan kampung adat. \nKata kunci: pemberdayaan; Kabupaten Sumba Tengah; keberlanjutan; kampung adat; penenun","PeriodicalId":352480,"journal":{"name":"RUANG-SPACE, Jurnal Lingkungan Binaan (Space : Journal of the Built Environment)","volume":"138 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"RUANG-SPACE, Jurnal Lingkungan Binaan (Space : Journal of the Built Environment)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24843/jrs.2020.v07.i01.p10","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
本研究讨论了如何通过赋予贡榜阿纳佳卡(kampung Anajiaka)的编织者权力,来维持传统甘榜的可持续性。织工的数量正在减少。这与缺乏编织技能是一致的,这阻碍了编织图案作为当地身份的发展。的确,编织的衣服有很深的文化含义。它们不仅用于日常穿着,也用于宗教仪式。随着时间的推移,织布制作成为甘榜阿那加卡社区的一种生计。这项工作取代了完全依赖雨水的农业。基于这些问题,本研究旨在描绘编织者的潜力及其在甘榜阿那嘉卡可持续发展中的作用。本研究采用描述与质性相结合的研究方法,透过实地观察与访谈搜集资料。这项研究是在Kampung Anajiaka进行的,由14座围绕巨石的传统房屋组成。研究结果表明,赋予纺织工人权力可以改善生活环境质量。这可以从织造者的织造技能发展中的相互关系体系以及为织造提供的工作空间和设备种类中看出。生活环境质量的改善将有助于传统甘榜的可持续性。关键词:授权;松巴登加摄政;可持续性;乡下来的传统;织女文摘研究成员upaya untuk menjaga keberlanjutan kampung adat melalui pemberdayaan penenun di kampung Anajiaka, Kabupaten Sumba Tengah。Jumlah penenun yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga semakin menurun saat ini。Sedikitnya jumlah penenun seiring dengan minimnya ketrampilan menenun yang menghalangi pengembangan motif tenun sebagai identitas local。Padahal, tenun memiliki makna文化yang dalam bagi masyarakat Sumba。这是我的第一个女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿。我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友。Pekerjaan ini menggantikan Pekerjaan bertani yang sangat tergantung pada hujan。Berdasarkan permasalahan tersebut, maka studi ini bertujuan untuk memetakan potentisi penenun dan perannya terhadap keberlanjutan kampung adat Anajiaka。研究了一种新方法- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -studii dilakukan di Kampung Adat anjiaka yang terdiri dari 14 rumah传统的yang dilakakkan mengelilingi batu kubur megalitik。哈西尔研究menunjukkan bahwa pemberdayaan penenun berdampak padpadpeningkatan kualitas lingkungan huunian。halini terliit melalui system gotong royong dalam peningkatan ketrampilan menenun dalenun penyediaan ruang kerja danperalatmenun。脑膜炎是一种传染病,它是一种传染病,它是一种传染病。Kata kunci: pemberdayaan;Kabupaten Sumba Tengah;keberlanjutan;kampung adat;penenun
Menjaga Keberlanjutan Kampung Adat Melalui Pemberdayaan Penenun di Kampung Anajiaka, Kab. Sumba Tengah
The study discusses the effort to maintain the sustainability of a traditional kampung through empowering weavers in Kampung Anajiaka, Sumba Tengah Regency. The number of weavers is decreasing. This is in line with the lack of weaving skills which inhibits the development of weaving motifs as a local identity. Indeed, woven clothes have deep cultural meanings. They are not only used for everyday wear, but also for ritual ceremonies. With time, woven clothes making become a livelihood for the community of Kampung Anajiaka. This work replaces farming that is absolutely depending on the rain. Based on the problems, the study aims at mapping the potentials of weavers and their role in the sustainability of Kampung Anajiaka. The study applies a descriptive – qualitative research method collecting data through field observation and interviews with the weavers. The study was done in Kampung Anajiaka consisting of 14 Sumbanese traditional houses surrounding megalithic toms. The study result shows that empowering weavers improves living environment quality. This can be seen from the mutual relationship system in the development of weaving skills of the weavers and the providing of working space and types of equipment for weaving. The improvement of living environment quality will contribute to the sustainability of the traditional kampung.
Keywords: empowering; Sumba Tengah Regency; sustainability; traditional kampung; the weaver
Abstrak
Studi ini membahas upaya untuk menjaga keberlanjutan kampung adat melalui pemberdayaan penenun di Kampung Anajiaka, Kabupaten Sumba Tengah. Jumlah penenun yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga semakin menurun saat ini. Sedikitnya jumlah penenun seiring dengan minimnya ketrampilan menenun yang menghalangi pengembangan motif tenun sebagai identitas lokal. Padahal, tenun memiliki makna kultural yang dalam bagi masyarakat Sumba. Tenun merupakan bagian dari perlengkapan budaya yang tidak hanya dipergunakan untuk pakaian sehari-hari, namun juga untuk upacara-upacara adat. Pada perkembangannya, menenun dapat menjadi sumber pendapatan keluarga bagi masyarakat Kampung Anajiaka. Pekerjaan ini menggantikan pekerjaan bertani yang sangat tergantung pada hujan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka studi ini bertujuan untuk memetakan potensi penenun dan perannya terhadap keberlanjutan kampung adat Anajiaka. Studi ini menerapkan metode penelitian deskriptif – kualitatif yang mengumpulkan data melalui observasi lapangan dan wawancara terhadap penenun. Studi dilakukan di Kampung Adat Anajiaka yang terdiri dari 14 rumah tradisional yang diletakkan mengelilingi batu kubur megalitik. Hasil studi menunjukkan bahwa pemberdayaan penenun berdampak pada peningkatan kualitas lingkungan hunian. Hal ini terlihat melalui sistem gotong royong dalam peningkatan ketrampilan menenun dari penenun dan penyediaan ruang kerja dan peralatan menenun. Meningkatnya kualitas lingkungan hunian akan berkontribusi terhadap keberlanjutan kampung adat.
Kata kunci: pemberdayaan; Kabupaten Sumba Tengah; keberlanjutan; kampung adat; penenun