英语、印度尼西亚语、马来语和爪哇语的礼貌比较研究

Eko Kuntarto
{"title":"英语、印度尼西亚语、马来语和爪哇语的礼貌比较研究","authors":"Eko Kuntarto","doi":"10.32528/bb.v3i2.1585","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Akhir-akhir ini,studi linguistik-kesantunan telah berkembang dengan pesat. Berbagai perspektif telah diajukan oleh para ahli bahasa, terutama mereka yang fokus pada pragmatik. Dua di antaranya paling berpengaruh, yaitu Pandangan Face-Saving Theory yang digagas Brown & Levinson, dan Pandangan Kontrak Percakapan yang digagas oleh Fraser. Selama bertahun-tahun kedua teori tersebut menjadi referensi utama studi kesantunan. Namun kemudian disadari, bahwa tidak ada model studi kesantunan yang paling sempurna dan dominan dalam kajian linguistik.Teori Face-Saving memiliki kelemahan utama dalam menetapkan generalisasi. Kesantunan adalah fenomena syarat-budaya. Tidak ada satu pun budaya di dunia ini yang serupa. Oleh karena itu, fenomena kesantunan harus diposisikan sebagai bergantung pada budaya. Teori Kontrak Percakapan memiliki kelemahan dalam validitas data. Konstruk teori tersebut masih sebatas sebagai desain yang belum mapan penerapannya dalam penggunaan bahasa yang nyata. Penelitian ini difokuskan pada perspektif semantik terhadap femomena kesantunan pada empat bahasa, yaitu Bahasa Ingris, Indonesia, Melayu, dan Jawa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi kelemahaman kedua teori kesantunan terdahulu. Data dikumpulkan dengan merekam percakapan interaksi interpersonal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan semantik konsep kesantunan dalam bahasaInggris, Indonesia, Melayu, dan Jawa. Kata-kata kunci : Bahasa Inggris , Jawa, Indonesia , kesantunan, Melayu, semantik","PeriodicalId":371733,"journal":{"name":"BELAJAR BAHASA","volume":"122 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"STUDI SEMANTIK-KOMPARATIF KESANTUNAN DALAM BAHASA INGGRIS, INDONESIA, MELAYU, DAN JAWA\",\"authors\":\"Eko Kuntarto\",\"doi\":\"10.32528/bb.v3i2.1585\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Akhir-akhir ini,studi linguistik-kesantunan telah berkembang dengan pesat. Berbagai perspektif telah diajukan oleh para ahli bahasa, terutama mereka yang fokus pada pragmatik. Dua di antaranya paling berpengaruh, yaitu Pandangan Face-Saving Theory yang digagas Brown & Levinson, dan Pandangan Kontrak Percakapan yang digagas oleh Fraser. Selama bertahun-tahun kedua teori tersebut menjadi referensi utama studi kesantunan. Namun kemudian disadari, bahwa tidak ada model studi kesantunan yang paling sempurna dan dominan dalam kajian linguistik.Teori Face-Saving memiliki kelemahan utama dalam menetapkan generalisasi. Kesantunan adalah fenomena syarat-budaya. Tidak ada satu pun budaya di dunia ini yang serupa. Oleh karena itu, fenomena kesantunan harus diposisikan sebagai bergantung pada budaya. Teori Kontrak Percakapan memiliki kelemahan dalam validitas data. Konstruk teori tersebut masih sebatas sebagai desain yang belum mapan penerapannya dalam penggunaan bahasa yang nyata. Penelitian ini difokuskan pada perspektif semantik terhadap femomena kesantunan pada empat bahasa, yaitu Bahasa Ingris, Indonesia, Melayu, dan Jawa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi kelemahaman kedua teori kesantunan terdahulu. Data dikumpulkan dengan merekam percakapan interaksi interpersonal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan semantik konsep kesantunan dalam bahasaInggris, Indonesia, Melayu, dan Jawa. Kata-kata kunci : Bahasa Inggris , Jawa, Indonesia , kesantunan, Melayu, semantik\",\"PeriodicalId\":371733,\"journal\":{\"name\":\"BELAJAR BAHASA\",\"volume\":\"122 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2018-10-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"BELAJAR BAHASA\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.32528/bb.v3i2.1585\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"BELAJAR BAHASA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32528/bb.v3i2.1585","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

最近,语言学的礼貌研究取得了显著进展。语言学家提出了各种观点,尤其是那些专注于实用主义的观点。其中最具影响力的两个,分别是布朗和莱文森所提出的facesaving Theory,以及弗雷泽所提出的对话合同。多年来,这两种理论都是礼貌研究的主要引用。但后来人们意识到,没有一种文明研究模式是语言学中最完美、最主导的。facesaving理论在建立概括方面有一个主要缺陷。礼貌是一种文化现象。世界上没有一种文化是相似的。因此,礼貌现象必须置于依赖文化的地位。会话合同理论在数据有效性上有一个弱点。这种理论的持久性仍然是在实际语言使用中尚未建立的设计。本研究重点研究了四种语言,即英语、印度尼西亚语、马来语和爪哇语的语义视角。本研究旨在补充前两种礼貌理论的弱点。数据是通过记录人际互动的对话来收集的。这项研究采用了定性的方法。研究表明,英语、印度尼西亚语、马来语和爪哇语的语义概念有很大的不同。关键词:英语、爪哇语、印度尼西亚语、礼貌、马来语、语义
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
STUDI SEMANTIK-KOMPARATIF KESANTUNAN DALAM BAHASA INGGRIS, INDONESIA, MELAYU, DAN JAWA
Akhir-akhir ini,studi linguistik-kesantunan telah berkembang dengan pesat. Berbagai perspektif telah diajukan oleh para ahli bahasa, terutama mereka yang fokus pada pragmatik. Dua di antaranya paling berpengaruh, yaitu Pandangan Face-Saving Theory yang digagas Brown & Levinson, dan Pandangan Kontrak Percakapan yang digagas oleh Fraser. Selama bertahun-tahun kedua teori tersebut menjadi referensi utama studi kesantunan. Namun kemudian disadari, bahwa tidak ada model studi kesantunan yang paling sempurna dan dominan dalam kajian linguistik.Teori Face-Saving memiliki kelemahan utama dalam menetapkan generalisasi. Kesantunan adalah fenomena syarat-budaya. Tidak ada satu pun budaya di dunia ini yang serupa. Oleh karena itu, fenomena kesantunan harus diposisikan sebagai bergantung pada budaya. Teori Kontrak Percakapan memiliki kelemahan dalam validitas data. Konstruk teori tersebut masih sebatas sebagai desain yang belum mapan penerapannya dalam penggunaan bahasa yang nyata. Penelitian ini difokuskan pada perspektif semantik terhadap femomena kesantunan pada empat bahasa, yaitu Bahasa Ingris, Indonesia, Melayu, dan Jawa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi kelemahaman kedua teori kesantunan terdahulu. Data dikumpulkan dengan merekam percakapan interaksi interpersonal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan semantik konsep kesantunan dalam bahasaInggris, Indonesia, Melayu, dan Jawa. Kata-kata kunci : Bahasa Inggris , Jawa, Indonesia , kesantunan, Melayu, semantik
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信