{"title":"精神病学重于日惹大学期末学生的自适应能力","authors":"Syarli Fanira, Zahro Varisna Rohmadani","doi":"10.47679/JOPP.311212021","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Psikosomatis adalah suatu gejala fisiologis yang disebabkan oleh psikis. Mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi, bagaimana mereka bisa menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya, membutuhkan suatu ketekunan dan kekuatan dalam diri. Mahasiswa harus mampu beradaptasi dengan keadaan yang ada itu disebut self resilience. Self resilience merupakan daya tahan atau daya lenting yang dimiliki oleh setiap individu, untuk mampu bertahan dalam menghadapi permasalahan, kesulitan dan tekanan, serta mampu beradaptasi dengan keadaan menyulitkan tersebut.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan model penelitian deskriptif korelasi. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 51 responden di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Data dikumpulkan dengan menggunakan skala likert yaitu skala psikosomatis dan self resilience. Data dianalisis menggunakan uji korelasi product moment dengan bantuan program SPSS versi 16.0, pada penelitian diperoleh hasil kecenderungan psikosomatis sebanyak 28 (54%) masuk dalam kategori cukup rendah, pada self resilience terdapat 28 (55%) masuk dalam kategori tinggi. Korelasi dari kedua variabel yaitu memperoleh 0,002 kurang dari 0,05 artinya terdapat korelasi yang signifikan, serta diperoleh koefesien korelasi sebesar -0,417**, dengan arah hubungan bersifat negatif yang diasumsikan, dimana semakin tinggi self resilience yang dimiliki individu, maka semakin rendah untuk mengalami psikosomatis, begitupun sebaliknya.","PeriodicalId":191923,"journal":{"name":"Journal of Psychological Perspective","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Psikosomatis Ditinjau Dari Self-Resilience yang Dimiliki Mahasiswa Semester Akhir di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta\",\"authors\":\"Syarli Fanira, Zahro Varisna Rohmadani\",\"doi\":\"10.47679/JOPP.311212021\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Psikosomatis adalah suatu gejala fisiologis yang disebabkan oleh psikis. Mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi, bagaimana mereka bisa menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya, membutuhkan suatu ketekunan dan kekuatan dalam diri. Mahasiswa harus mampu beradaptasi dengan keadaan yang ada itu disebut self resilience. Self resilience merupakan daya tahan atau daya lenting yang dimiliki oleh setiap individu, untuk mampu bertahan dalam menghadapi permasalahan, kesulitan dan tekanan, serta mampu beradaptasi dengan keadaan menyulitkan tersebut.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan model penelitian deskriptif korelasi. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 51 responden di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Data dikumpulkan dengan menggunakan skala likert yaitu skala psikosomatis dan self resilience. Data dianalisis menggunakan uji korelasi product moment dengan bantuan program SPSS versi 16.0, pada penelitian diperoleh hasil kecenderungan psikosomatis sebanyak 28 (54%) masuk dalam kategori cukup rendah, pada self resilience terdapat 28 (55%) masuk dalam kategori tinggi. Korelasi dari kedua variabel yaitu memperoleh 0,002 kurang dari 0,05 artinya terdapat korelasi yang signifikan, serta diperoleh koefesien korelasi sebesar -0,417**, dengan arah hubungan bersifat negatif yang diasumsikan, dimana semakin tinggi self resilience yang dimiliki individu, maka semakin rendah untuk mengalami psikosomatis, begitupun sebaliknya.\",\"PeriodicalId\":191923,\"journal\":{\"name\":\"Journal of Psychological Perspective\",\"volume\":\"8 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-06-21\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Journal of Psychological Perspective\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.47679/JOPP.311212021\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Psychological Perspective","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47679/JOPP.311212021","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Psikosomatis Ditinjau Dari Self-Resilience yang Dimiliki Mahasiswa Semester Akhir di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Psikosomatis adalah suatu gejala fisiologis yang disebabkan oleh psikis. Mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi, bagaimana mereka bisa menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya, membutuhkan suatu ketekunan dan kekuatan dalam diri. Mahasiswa harus mampu beradaptasi dengan keadaan yang ada itu disebut self resilience. Self resilience merupakan daya tahan atau daya lenting yang dimiliki oleh setiap individu, untuk mampu bertahan dalam menghadapi permasalahan, kesulitan dan tekanan, serta mampu beradaptasi dengan keadaan menyulitkan tersebut.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan model penelitian deskriptif korelasi. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 51 responden di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Data dikumpulkan dengan menggunakan skala likert yaitu skala psikosomatis dan self resilience. Data dianalisis menggunakan uji korelasi product moment dengan bantuan program SPSS versi 16.0, pada penelitian diperoleh hasil kecenderungan psikosomatis sebanyak 28 (54%) masuk dalam kategori cukup rendah, pada self resilience terdapat 28 (55%) masuk dalam kategori tinggi. Korelasi dari kedua variabel yaitu memperoleh 0,002 kurang dari 0,05 artinya terdapat korelasi yang signifikan, serta diperoleh koefesien korelasi sebesar -0,417**, dengan arah hubungan bersifat negatif yang diasumsikan, dimana semakin tinggi self resilience yang dimiliki individu, maka semakin rendah untuk mengalami psikosomatis, begitupun sebaliknya.