{"title":"食物摄入(蛋白质)与幼儿发育不良的关系","authors":"Jumrah Sudirman, Hasriani Saleng, Nurjannah Supardi, Rahayu Eryanti Kusniyanto","doi":"10.47794/jkhws.v11i01.471","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pendahuluan: Stunting adalah gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis yang ditunjukkan dengan z-score tinggi badan menurut usia (PB/A) di bawah -2 SD. Deformitas dapat didiagnosis dengan indeks antropometri tinggi-untuk-usia, yang mencerminkan pertumbuhan linier jangka panjang sebelum dan sesudah lahir karena malnutrisi dan nutrisi yang tidak memadai.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan protein dengan kejadian stunting pada balita. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan cross sectional study. Sampel pada penelitian ini berjumlah 40 yang didapatkan dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada Maret-Agustus 2021. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran tinggi badan, Berat badan, wawancara kuesioner dan lembar food recall. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square. Hasil: Penelitian menunjukkan analisis uji statistik nilai p=0,039 < α= 0.05 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan. Olehnya itu, adanya pengaruh bermakna antara asupan protein dengan kejadian stunting pada balita. Kesimpulan: Hasil dari penelitian ini menyarankan agar masyarakat untuk menerapkan pola makan gizi seimbang dan mendapatkan pendidikan yang layak untuk meningkatkan kesejahteraan.","PeriodicalId":391565,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti","volume":"276 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN (PROTEIN) TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA BALITA\",\"authors\":\"Jumrah Sudirman, Hasriani Saleng, Nurjannah Supardi, Rahayu Eryanti Kusniyanto\",\"doi\":\"10.47794/jkhws.v11i01.471\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pendahuluan: Stunting adalah gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis yang ditunjukkan dengan z-score tinggi badan menurut usia (PB/A) di bawah -2 SD. Deformitas dapat didiagnosis dengan indeks antropometri tinggi-untuk-usia, yang mencerminkan pertumbuhan linier jangka panjang sebelum dan sesudah lahir karena malnutrisi dan nutrisi yang tidak memadai.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan protein dengan kejadian stunting pada balita. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan cross sectional study. Sampel pada penelitian ini berjumlah 40 yang didapatkan dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada Maret-Agustus 2021. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran tinggi badan, Berat badan, wawancara kuesioner dan lembar food recall. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square. Hasil: Penelitian menunjukkan analisis uji statistik nilai p=0,039 < α= 0.05 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan. Olehnya itu, adanya pengaruh bermakna antara asupan protein dengan kejadian stunting pada balita. Kesimpulan: Hasil dari penelitian ini menyarankan agar masyarakat untuk menerapkan pola makan gizi seimbang dan mendapatkan pendidikan yang layak untuk meningkatkan kesejahteraan.\",\"PeriodicalId\":391565,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti\",\"volume\":\"276 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-04-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.47794/jkhws.v11i01.471\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47794/jkhws.v11i01.471","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN (PROTEIN) TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA BALITA
Pendahuluan: Stunting adalah gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis yang ditunjukkan dengan z-score tinggi badan menurut usia (PB/A) di bawah -2 SD. Deformitas dapat didiagnosis dengan indeks antropometri tinggi-untuk-usia, yang mencerminkan pertumbuhan linier jangka panjang sebelum dan sesudah lahir karena malnutrisi dan nutrisi yang tidak memadai.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan protein dengan kejadian stunting pada balita. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan cross sectional study. Sampel pada penelitian ini berjumlah 40 yang didapatkan dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada Maret-Agustus 2021. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran tinggi badan, Berat badan, wawancara kuesioner dan lembar food recall. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square. Hasil: Penelitian menunjukkan analisis uji statistik nilai p=0,039 < α= 0.05 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan. Olehnya itu, adanya pengaruh bermakna antara asupan protein dengan kejadian stunting pada balita. Kesimpulan: Hasil dari penelitian ini menyarankan agar masyarakat untuk menerapkan pola makan gizi seimbang dan mendapatkan pendidikan yang layak untuk meningkatkan kesejahteraan.