{"title":"VITALITAS BAHASA LAMPUNG DI PEKON PENENGAHAN, KECAMATAN KARYA PENGGAWA, KABUPATEN PESISIR BARAT","authors":"Satwiko Budiono, R. Handayani, Sri Winarti","doi":"10.26499/li.v41i1.389","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Banyaknya tempat wisata di Provinsi Lampung memengaruhi penggunaan bahasa Lampung sebagai bahasa lokal setempat. Pengaruh tersebut dapat mengarah kepada hal positif maupun negatif. Hal ini disebabkan tempat wisata tersebut dapat mendatangkan wisatawan dari luar Provinsi Lampung sehingga kontak bahasa antara penutur bahasa Lampung dengan penutur bahasa lainnya menjadi meningkat. Salah satu daerah wisata di Provinsi Lampung yang sudah terkenal hingga mancanegara terletak di Kabupaten Pesisir Barat. Daerah wisata yang terkenal terhadap keindahan pantai dan ombaknya ini memiliki bandara sehingga akses ke Kabupaten Pesisir Barat sangat mudah dari Kota Bandarlampung. Dengan demikian, dampak wisata terhadap penggunaan bahasa Lampung menarik menjadi penelitian melalui status daya hidupnya. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini berusaha menelusuri status daya hidup bahasa Lampung berdasarkan penelitian vitalitas bahasa Lampung. Lokasi penelitian berada di Pekon Penengahan, Kecamatan Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat. Hal ini disebabkan Pekon Penengahan termasuk ke dalam desa tua dan dominasi masyarakatnya adalah penutur bahasa Lampung. Di samping itu, letak Pekon Penengahan dengan beberapa objek wisata terbilang cukup dekat sehingga desa ini sangat cocok sebagai representatif penelusuran status daya hidup bahasa Lampung. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kualitatif berdasarkan penghitungan indeks status daya hidup bahasa Lampung, sedangkan metode kualitatif berdasarkan analisis hasil penghitungan indeks status daya hidup bahasa Lampungnya. Hasilnya, daya hidup bahasa Lampung di Pekon Penengahan, Kecamatan Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat tergolong rentan dengan persentase indeks 0.72. Hasil indeks status daya hidup ini didominasi oleh indikator pewarisan bahasa antargenerasi dan ranah penggunaan bahasanya yang bagus. Semua masyarakat dalam berbagai tingkatan masih menggunakan bahasa Lampung dalam komunikasi sehari-hari maupun pada ranah media baru.","PeriodicalId":221379,"journal":{"name":"Linguistik Indonesia","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-02-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Linguistik Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26499/li.v41i1.389","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
VITALITAS BAHASA LAMPUNG DI PEKON PENENGAHAN, KECAMATAN KARYA PENGGAWA, KABUPATEN PESISIR BARAT
Banyaknya tempat wisata di Provinsi Lampung memengaruhi penggunaan bahasa Lampung sebagai bahasa lokal setempat. Pengaruh tersebut dapat mengarah kepada hal positif maupun negatif. Hal ini disebabkan tempat wisata tersebut dapat mendatangkan wisatawan dari luar Provinsi Lampung sehingga kontak bahasa antara penutur bahasa Lampung dengan penutur bahasa lainnya menjadi meningkat. Salah satu daerah wisata di Provinsi Lampung yang sudah terkenal hingga mancanegara terletak di Kabupaten Pesisir Barat. Daerah wisata yang terkenal terhadap keindahan pantai dan ombaknya ini memiliki bandara sehingga akses ke Kabupaten Pesisir Barat sangat mudah dari Kota Bandarlampung. Dengan demikian, dampak wisata terhadap penggunaan bahasa Lampung menarik menjadi penelitian melalui status daya hidupnya. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini berusaha menelusuri status daya hidup bahasa Lampung berdasarkan penelitian vitalitas bahasa Lampung. Lokasi penelitian berada di Pekon Penengahan, Kecamatan Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat. Hal ini disebabkan Pekon Penengahan termasuk ke dalam desa tua dan dominasi masyarakatnya adalah penutur bahasa Lampung. Di samping itu, letak Pekon Penengahan dengan beberapa objek wisata terbilang cukup dekat sehingga desa ini sangat cocok sebagai representatif penelusuran status daya hidup bahasa Lampung. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kualitatif berdasarkan penghitungan indeks status daya hidup bahasa Lampung, sedangkan metode kualitatif berdasarkan analisis hasil penghitungan indeks status daya hidup bahasa Lampungnya. Hasilnya, daya hidup bahasa Lampung di Pekon Penengahan, Kecamatan Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat tergolong rentan dengan persentase indeks 0.72. Hasil indeks status daya hidup ini didominasi oleh indikator pewarisan bahasa antargenerasi dan ranah penggunaan bahasanya yang bagus. Semua masyarakat dalam berbagai tingkatan masih menggunakan bahasa Lampung dalam komunikasi sehari-hari maupun pada ranah media baru.