{"title":"与巴厘岛特有的形态进行分解的动力","authors":"Ni Made Sri Ramayanti","doi":"10.24843/pjiib.2021.v21.i02.p03","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":" \nPembentukan kata terdiri atas afiksasi, perulangan, dan pemajemukan. Pemajemukan merupakan proses pembentukan kata melalui proses morfologis yang melibatkan morfem-morfem sebagai unsur penyusunnya. Jenis-jenis morfem yang terlibat dapat berupa morfem bebas, morfem pangkal, dan morfem unik. Dalam penelitian ini, yang menjadi titik fokus kajian adalah pemajemukan dengan morfem unik yang mengalami dinamika (mengalami perubahan dari segi unsur–unsur penyusunnya). \nTeori yang diterapkan dalam penelitian ini adalah teori morfologi generatif yang dimodifikasi oleh Dardjowidjojo dari teori yang diungkapkan oleh Scalise. Data penelitian adalah gabungan kata yang mengalami proses pemajemukan. Data dikumpulkan dari karya sastra modern dan hasil penelitian terdahulu mengenai pemajemukan. Data dikumpulkan dengan metode simak bebas libat cakap, yang diikuti dengan teknik catat sebagai teknik lanjutan. Analisis data dilakukan dengan metode agih yang dikembangkan dengan teknik bagi unsur langsung sebagai teknik dasar. Teknik lesap, teknik ganti, dan teknik ulang merupakan teknik lanjutan. Hasil analisis data disajikan dengan menggunakan metode informal. \nHasil penelitian menunjukkan bahwa pemajemukan dengan morfem unik dalam bahasa Bali dewasa ini senantiasa mengalami dinamika. Kecenderungannya mengarah pada berubahnya morfem unik menjadi morfem bebas. Seperti misalnya morfem unik dedet, kini telah menjadi morfem bebas. Karena telah bisa berdiri sendiri dalam satuan kalimat","PeriodicalId":192180,"journal":{"name":"Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Dinamika Pemajemukan Dengan Morfem Unik Dalam Bahasa Bali\",\"authors\":\"Ni Made Sri Ramayanti\",\"doi\":\"10.24843/pjiib.2021.v21.i02.p03\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\" \\nPembentukan kata terdiri atas afiksasi, perulangan, dan pemajemukan. Pemajemukan merupakan proses pembentukan kata melalui proses morfologis yang melibatkan morfem-morfem sebagai unsur penyusunnya. Jenis-jenis morfem yang terlibat dapat berupa morfem bebas, morfem pangkal, dan morfem unik. Dalam penelitian ini, yang menjadi titik fokus kajian adalah pemajemukan dengan morfem unik yang mengalami dinamika (mengalami perubahan dari segi unsur–unsur penyusunnya). \\nTeori yang diterapkan dalam penelitian ini adalah teori morfologi generatif yang dimodifikasi oleh Dardjowidjojo dari teori yang diungkapkan oleh Scalise. Data penelitian adalah gabungan kata yang mengalami proses pemajemukan. Data dikumpulkan dari karya sastra modern dan hasil penelitian terdahulu mengenai pemajemukan. Data dikumpulkan dengan metode simak bebas libat cakap, yang diikuti dengan teknik catat sebagai teknik lanjutan. Analisis data dilakukan dengan metode agih yang dikembangkan dengan teknik bagi unsur langsung sebagai teknik dasar. Teknik lesap, teknik ganti, dan teknik ulang merupakan teknik lanjutan. Hasil analisis data disajikan dengan menggunakan metode informal. \\nHasil penelitian menunjukkan bahwa pemajemukan dengan morfem unik dalam bahasa Bali dewasa ini senantiasa mengalami dinamika. Kecenderungannya mengarah pada berubahnya morfem unik menjadi morfem bebas. Seperti misalnya morfem unik dedet, kini telah menjadi morfem bebas. Karena telah bisa berdiri sendiri dalam satuan kalimat\",\"PeriodicalId\":192180,\"journal\":{\"name\":\"Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya\",\"volume\":\"1 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-11-21\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24843/pjiib.2021.v21.i02.p03\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24843/pjiib.2021.v21.i02.p03","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Dinamika Pemajemukan Dengan Morfem Unik Dalam Bahasa Bali
Pembentukan kata terdiri atas afiksasi, perulangan, dan pemajemukan. Pemajemukan merupakan proses pembentukan kata melalui proses morfologis yang melibatkan morfem-morfem sebagai unsur penyusunnya. Jenis-jenis morfem yang terlibat dapat berupa morfem bebas, morfem pangkal, dan morfem unik. Dalam penelitian ini, yang menjadi titik fokus kajian adalah pemajemukan dengan morfem unik yang mengalami dinamika (mengalami perubahan dari segi unsur–unsur penyusunnya).
Teori yang diterapkan dalam penelitian ini adalah teori morfologi generatif yang dimodifikasi oleh Dardjowidjojo dari teori yang diungkapkan oleh Scalise. Data penelitian adalah gabungan kata yang mengalami proses pemajemukan. Data dikumpulkan dari karya sastra modern dan hasil penelitian terdahulu mengenai pemajemukan. Data dikumpulkan dengan metode simak bebas libat cakap, yang diikuti dengan teknik catat sebagai teknik lanjutan. Analisis data dilakukan dengan metode agih yang dikembangkan dengan teknik bagi unsur langsung sebagai teknik dasar. Teknik lesap, teknik ganti, dan teknik ulang merupakan teknik lanjutan. Hasil analisis data disajikan dengan menggunakan metode informal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemajemukan dengan morfem unik dalam bahasa Bali dewasa ini senantiasa mengalami dinamika. Kecenderungannya mengarah pada berubahnya morfem unik menjadi morfem bebas. Seperti misalnya morfem unik dedet, kini telah menjadi morfem bebas. Karena telah bisa berdiri sendiri dalam satuan kalimat