我对Kafa 'ah在婚姻中的实践的看法

M. Muhsin, Elissa Avindi
{"title":"我对Kafa 'ah在婚姻中的实践的看法","authors":"M. Muhsin, Elissa Avindi","doi":"10.21154/syakhsiyyah.v4i1.4895","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pernikahan adalah  salah  satu  cara  yang  dipilih  oleh  Allah  sebagai  jalan bagi  makhluknya  untuk  berkembang  dan  melestarikan  hidupnya.  Tujuan   utama yang ingin dicapai dalam sebuah pernikahan adalah menuju rumah tangga dengan kondisi  ketenangan  dalam sebuah  keluarga. Kafa>’ah bagi  suami  istri  sangatlah penting untuk dapat terbinanya dan terciptanya suatu rumah tangga yang sakinah, mawadah dan rahmah. Mazhab Syafi’i  dan  Mazhab Hanbali  sepakat  bahwa ukuran ke-kufu-an seseorang terdapat pada aspek keagamaan, kemerdekaan, pekerjaan,   dan   keturunan.   Praktik   kafa>’ah   dalam   setiap   masyarakat   dimaknai berbeda-beda satu dengan lainnya. Sehingga penulis tertarik untuk meneliti permasalahan ini dengan judul tersebut diatas.Rumusan masalah dalam penelitian adalah: (1) Bagaimana perspektif Mazhab   Syafi’i  terhadap   praktik   kafa>’ah  pada  masyarakat  di  Desa  Jatigembol Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi. (2) Bagaimana perspektif Mazhab Hanbali  terhadap  praktik  kafa>’ah  pada  masyarakat  di Desa  Jatigembol Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi. Jenis  penelitian  ini  adalah   penelitian   lapangan   (Field   Research). Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan  kualitatif, dan sumber data menggunakan dua sumber yakni, primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan  wawancara,  data  yang   diperoleh   dianalisis   dengan   cara menguraikan dan mendeskripsikan hasil wawancara yang diperoleh. Pengecekan keabsahan data yang  digunakan  adalah  dengan  teknik-teknik  perpanjangan kehadiran  peneliti  dilapangan  dan  teknik  triangulasi  (menggunakan  beberapa sumber, metode dan teori), pelacakan kesesuaiaan dan pengecekan anggota. Jadi temuan data tersebut bisa diketahui keabsahannya.Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  praktik  kafa>’ah  di  masyarakat  DesaJatigembol sesuai dengan pendapat dari Mazhab Syafi’i, yakni berdasarkan pada agama (hanya sebatas orang yang sama agamanya, bukan orang yang ahli agama), keturunan (nasab), pekerjaan (hanya sebatas pekerjaan yang mapan dan tidak menyebutkan  pekerjaan  tertentu),  dan  aib  (selamat  dari  cacat).  Praktik  kafa>’ah  di masyarakat Desa Jatigembol sesuai dengan  pendapat  dari  Mazhab Hanbali dalam hal agama, keturunan (nasab), dan profesi.  Akan  tetapi  kurang  sesuai  dalam  hal harta . Masyarakat beranggapan bahwa harta bisa dicari bersama-sama setelah berlangsungnya  pernikahan.  Masyarakat  cenderung menyimpang dari   prioritas agama  sebagaimana  pendapat  Mazhab  Syafi’i  dan  Mazhab  Hanbali   karena prioritas pemilihan calon menantu adalah pekerjaan.","PeriodicalId":105453,"journal":{"name":"Al-Syakhsiyyah: Journal of Law & Family Studies","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-09-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Perspektif Mazhab Syafi’i dan Hambali Terhadap Praktik Kafa’ah Dalam Pernikahan\",\"authors\":\"M. Muhsin, Elissa Avindi\",\"doi\":\"10.21154/syakhsiyyah.v4i1.4895\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pernikahan adalah  salah  satu  cara  yang  dipilih  oleh  Allah  sebagai  jalan bagi  makhluknya  untuk  berkembang  dan  melestarikan  hidupnya.  Tujuan   utama yang ingin dicapai dalam sebuah pernikahan adalah menuju rumah tangga dengan kondisi  ketenangan  dalam sebuah  keluarga. Kafa>’ah bagi  suami  istri  sangatlah penting untuk dapat terbinanya dan terciptanya suatu rumah tangga yang sakinah, mawadah dan rahmah. Mazhab Syafi’i  dan  Mazhab Hanbali  sepakat  bahwa ukuran ke-kufu-an seseorang terdapat pada aspek keagamaan, kemerdekaan, pekerjaan,   dan   keturunan.   Praktik   kafa>’ah   dalam   setiap   masyarakat   dimaknai berbeda-beda satu dengan lainnya. Sehingga penulis tertarik untuk meneliti permasalahan ini dengan judul tersebut diatas.Rumusan masalah dalam penelitian adalah: (1) Bagaimana perspektif Mazhab   Syafi’i  terhadap   praktik   kafa>’ah  pada  masyarakat  di  Desa  Jatigembol Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi. (2) Bagaimana perspektif Mazhab Hanbali  terhadap  praktik  kafa>’ah  pada  masyarakat  di Desa  Jatigembol Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi. Jenis  penelitian  ini  adalah   penelitian   lapangan   (Field   Research). Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan  kualitatif, dan sumber data menggunakan dua sumber yakni, primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan  wawancara,  data  yang   diperoleh   dianalisis   dengan   cara menguraikan dan mendeskripsikan hasil wawancara yang diperoleh. Pengecekan keabsahan data yang  digunakan  adalah  dengan  teknik-teknik  perpanjangan kehadiran  peneliti  dilapangan  dan  teknik  triangulasi  (menggunakan  beberapa sumber, metode dan teori), pelacakan kesesuaiaan dan pengecekan anggota. Jadi temuan data tersebut bisa diketahui keabsahannya.Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  praktik  kafa>’ah  di  masyarakat  DesaJatigembol sesuai dengan pendapat dari Mazhab Syafi’i, yakni berdasarkan pada agama (hanya sebatas orang yang sama agamanya, bukan orang yang ahli agama), keturunan (nasab), pekerjaan (hanya sebatas pekerjaan yang mapan dan tidak menyebutkan  pekerjaan  tertentu),  dan  aib  (selamat  dari  cacat).  Praktik  kafa>’ah  di masyarakat Desa Jatigembol sesuai dengan  pendapat  dari  Mazhab Hanbali dalam hal agama, keturunan (nasab), dan profesi.  Akan  tetapi  kurang  sesuai  dalam  hal harta . Masyarakat beranggapan bahwa harta bisa dicari bersama-sama setelah berlangsungnya  pernikahan.  Masyarakat  cenderung menyimpang dari   prioritas agama  sebagaimana  pendapat  Mazhab  Syafi’i  dan  Mazhab  Hanbali   karena prioritas pemilihan calon menantu adalah pekerjaan.\",\"PeriodicalId\":105453,\"journal\":{\"name\":\"Al-Syakhsiyyah: Journal of Law & Family Studies\",\"volume\":\"4 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-09-09\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Al-Syakhsiyyah: Journal of Law & Family Studies\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21154/syakhsiyyah.v4i1.4895\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Al-Syakhsiyyah: Journal of Law & Family Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21154/syakhsiyyah.v4i1.4895","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

婚姻是上帝选择的一种方式,作为他的创造物发展和保存其生命的方式。在婚姻中实现的主要目标是进入一个家庭的平静状态。卡法>‘啊,对一对夫妇来说,建立一个美好、富裕和繁荣的家庭是至关重要的。shafi shafi和Hanbali一致认为,衡量一个人的价值在于宗教、自由、就业和后代。kafa> ' ah的实践在每个社会都是不同的。因此,作者对上述标题进行了研究。研究的问题配方如下:(1)Mazhab shafi如何看待kafa> ' ah的做法,对Jatigembol摄政街的社区。(2) Mazhab Hanbali如何看待kafa> ' ah对Jatigembol village保护Ngawi摄政的社区的做法。这是实地研究。本研究方法采用定性方法,数据来源采用两种主要和次要来源。数据收集技术使用访谈获取的数据是通过描述和描述面试结果来分析的。对所使用的数据的有效性的验证包括延长研究人员的实地存在和三角测量技术(使用多个来源、方法和理论)、跟踪准确性和检查人员。所以数据发现可能会缺席。研究结果显示,卡法> ' ah在DesaJatigembol社区的做法符合Mazhab shafi的做法,即以宗教为基础(只有相同的宗教,而不是宗教学者)、后代(nasab)、就业(只局限于现有的工作,不提到某些职业)和耻辱(免于残疾)。Jatigembol农村社区的实践符合Mazhab Hanbali在宗教、血统和职业方面的观点。但不太适合拥有。人们认为在婚礼之后可以一起寻找财宝。社会倾向于背离宗教的优先权
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Perspektif Mazhab Syafi’i dan Hambali Terhadap Praktik Kafa’ah Dalam Pernikahan
Pernikahan adalah  salah  satu  cara  yang  dipilih  oleh  Allah  sebagai  jalan bagi  makhluknya  untuk  berkembang  dan  melestarikan  hidupnya.  Tujuan   utama yang ingin dicapai dalam sebuah pernikahan adalah menuju rumah tangga dengan kondisi  ketenangan  dalam sebuah  keluarga. Kafa>’ah bagi  suami  istri  sangatlah penting untuk dapat terbinanya dan terciptanya suatu rumah tangga yang sakinah, mawadah dan rahmah. Mazhab Syafi’i  dan  Mazhab Hanbali  sepakat  bahwa ukuran ke-kufu-an seseorang terdapat pada aspek keagamaan, kemerdekaan, pekerjaan,   dan   keturunan.   Praktik   kafa>’ah   dalam   setiap   masyarakat   dimaknai berbeda-beda satu dengan lainnya. Sehingga penulis tertarik untuk meneliti permasalahan ini dengan judul tersebut diatas.Rumusan masalah dalam penelitian adalah: (1) Bagaimana perspektif Mazhab   Syafi’i  terhadap   praktik   kafa>’ah  pada  masyarakat  di  Desa  Jatigembol Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi. (2) Bagaimana perspektif Mazhab Hanbali  terhadap  praktik  kafa>’ah  pada  masyarakat  di Desa  Jatigembol Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi. Jenis  penelitian  ini  adalah   penelitian   lapangan   (Field   Research). Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan  kualitatif, dan sumber data menggunakan dua sumber yakni, primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan  wawancara,  data  yang   diperoleh   dianalisis   dengan   cara menguraikan dan mendeskripsikan hasil wawancara yang diperoleh. Pengecekan keabsahan data yang  digunakan  adalah  dengan  teknik-teknik  perpanjangan kehadiran  peneliti  dilapangan  dan  teknik  triangulasi  (menggunakan  beberapa sumber, metode dan teori), pelacakan kesesuaiaan dan pengecekan anggota. Jadi temuan data tersebut bisa diketahui keabsahannya.Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  praktik  kafa>’ah  di  masyarakat  DesaJatigembol sesuai dengan pendapat dari Mazhab Syafi’i, yakni berdasarkan pada agama (hanya sebatas orang yang sama agamanya, bukan orang yang ahli agama), keturunan (nasab), pekerjaan (hanya sebatas pekerjaan yang mapan dan tidak menyebutkan  pekerjaan  tertentu),  dan  aib  (selamat  dari  cacat).  Praktik  kafa>’ah  di masyarakat Desa Jatigembol sesuai dengan  pendapat  dari  Mazhab Hanbali dalam hal agama, keturunan (nasab), dan profesi.  Akan  tetapi  kurang  sesuai  dalam  hal harta . Masyarakat beranggapan bahwa harta bisa dicari bersama-sama setelah berlangsungnya  pernikahan.  Masyarakat  cenderung menyimpang dari   prioritas agama  sebagaimana  pendapat  Mazhab  Syafi’i  dan  Mazhab  Hanbali   karena prioritas pemilihan calon menantu adalah pekerjaan.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信