{"title":"推进学校教师在构建独立课程模块方面的能力","authors":"Heni Mulyani, Magfirotun Nur Insani","doi":"10.54124/jlmp.v20i1.95","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Guru menjadi garda terdepan dalam menentukan sukses tidaknya penerapan sebuah kurikulum. Kapabititas seorang guru dalam menyusun modul ajar menjadi hal yang sangat penting dalam implementasi “Kurikulum Merdeka”. Modul ajar merupakan perencanaan pembelajaran yang menjadi acuan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kompetensi guru dalam penyusun modul ajar di sekolah penggerak. Metode yang digunakan dalam mengambil data adalah metode kulitatif deskriptif yakni dengan wawancara dan observasi juga dilengkapi dengan kuesioner yang diberikan pada 69 guru pada jenjang SD, SMP dan SMA. Hasil Penelitian ini menunjukkan kemampuan guru pada memahami kriteria modul ajar Kurikulum Merdeka yakni 56,52% memahami, 27,54% cukup memahami dan 15,94% kurang memahami . kemampuan guru dalam membedakan komponen inti dan komponen pelengkap dalam modul ajar 62,32% berada pada level memahami, 30,43% cukup memahami dan 7,25% kurang memahami. Kemampuan dalam menyusun komponen inti modul ajar yakni Tujuan Pembelajaran,yakni Kegiatan Pembelajaran dan Asesmen adalah sebagai berikut kemampuan guru pada menyusun tujuan pembelajaran 56,52% pada level mampu, 21,74% cukup mampu dan pada level kurang mampu 21,74%. Dalam menyusun kegiatan pembelajaran 65% pada level mampu, 28% cukup mampu dan pada level kurang mampu 7%. Sedangkan pada kemampuan menyusun asesmen 39,13% pada level mampu, 42,03% cukup mampu 18,84% kurang mampu. ","PeriodicalId":159810,"journal":{"name":"Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"KOMPETENSI GURU SEKOLAH PENGGERAK DALAM MENYUSUN MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA\",\"authors\":\"Heni Mulyani, Magfirotun Nur Insani\",\"doi\":\"10.54124/jlmp.v20i1.95\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Guru menjadi garda terdepan dalam menentukan sukses tidaknya penerapan sebuah kurikulum. Kapabititas seorang guru dalam menyusun modul ajar menjadi hal yang sangat penting dalam implementasi “Kurikulum Merdeka”. Modul ajar merupakan perencanaan pembelajaran yang menjadi acuan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kompetensi guru dalam penyusun modul ajar di sekolah penggerak. Metode yang digunakan dalam mengambil data adalah metode kulitatif deskriptif yakni dengan wawancara dan observasi juga dilengkapi dengan kuesioner yang diberikan pada 69 guru pada jenjang SD, SMP dan SMA. Hasil Penelitian ini menunjukkan kemampuan guru pada memahami kriteria modul ajar Kurikulum Merdeka yakni 56,52% memahami, 27,54% cukup memahami dan 15,94% kurang memahami . kemampuan guru dalam membedakan komponen inti dan komponen pelengkap dalam modul ajar 62,32% berada pada level memahami, 30,43% cukup memahami dan 7,25% kurang memahami. Kemampuan dalam menyusun komponen inti modul ajar yakni Tujuan Pembelajaran,yakni Kegiatan Pembelajaran dan Asesmen adalah sebagai berikut kemampuan guru pada menyusun tujuan pembelajaran 56,52% pada level mampu, 21,74% cukup mampu dan pada level kurang mampu 21,74%. Dalam menyusun kegiatan pembelajaran 65% pada level mampu, 28% cukup mampu dan pada level kurang mampu 7%. Sedangkan pada kemampuan menyusun asesmen 39,13% pada level mampu, 42,03% cukup mampu 18,84% kurang mampu. \",\"PeriodicalId\":159810,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan\",\"volume\":\"59 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-06-28\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.54124/jlmp.v20i1.95\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.54124/jlmp.v20i1.95","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
KOMPETENSI GURU SEKOLAH PENGGERAK DALAM MENYUSUN MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA
Guru menjadi garda terdepan dalam menentukan sukses tidaknya penerapan sebuah kurikulum. Kapabititas seorang guru dalam menyusun modul ajar menjadi hal yang sangat penting dalam implementasi “Kurikulum Merdeka”. Modul ajar merupakan perencanaan pembelajaran yang menjadi acuan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kompetensi guru dalam penyusun modul ajar di sekolah penggerak. Metode yang digunakan dalam mengambil data adalah metode kulitatif deskriptif yakni dengan wawancara dan observasi juga dilengkapi dengan kuesioner yang diberikan pada 69 guru pada jenjang SD, SMP dan SMA. Hasil Penelitian ini menunjukkan kemampuan guru pada memahami kriteria modul ajar Kurikulum Merdeka yakni 56,52% memahami, 27,54% cukup memahami dan 15,94% kurang memahami . kemampuan guru dalam membedakan komponen inti dan komponen pelengkap dalam modul ajar 62,32% berada pada level memahami, 30,43% cukup memahami dan 7,25% kurang memahami. Kemampuan dalam menyusun komponen inti modul ajar yakni Tujuan Pembelajaran,yakni Kegiatan Pembelajaran dan Asesmen adalah sebagai berikut kemampuan guru pada menyusun tujuan pembelajaran 56,52% pada level mampu, 21,74% cukup mampu dan pada level kurang mampu 21,74%. Dalam menyusun kegiatan pembelajaran 65% pada level mampu, 28% cukup mampu dan pada level kurang mampu 7%. Sedangkan pada kemampuan menyusun asesmen 39,13% pada level mampu, 42,03% cukup mampu 18,84% kurang mampu.