Abdurrahman wahid对印尼宗教间对话的贡献

Achmad Munjid
{"title":"Abdurrahman wahid对印尼宗教间对话的贡献","authors":"Achmad Munjid","doi":"10.30984/AJIP.V5I1.1134","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: By understanding the historical development of inter-religious dialogue in Indonesia and its global setting since 1970s from rhetoric strategy to meaningful encounter, this paper seeks to situate important contribution of Abdurrahman Wahid’s legacy besides those of other key figures in the field. The paper will critically analyze how and why Abdurrahman’s ideas and works in inter-religious dialogue are intertwined with his family and personal biography, socio-political context of the New Order and after and his traditionalist Muslim background. In particular, Abdurrahman’s reinterpretation of Islamic texts, doctrine and tradition will be discussed in the light of his vision for Indonesian democracy. His notion of religious pluralism, tolerance, peaceful co-existence, mutual understanding, and indigenization of Islam will be explained as intellectual and political enterprises by which he navigates and challenges all forms of injustices especially created by the New Order’s politics of fear, exploitation of anti-Communist sentiment, ethnicity, religion, race and inter-social groups (SARA) and developmentalist ideology under Suharto’s presidency. His engagement in inter-religious dialogue will be read against the developing context of the New Order’s post-1965 politics of religion to the 1990s re-Islamization, the persistent growth of Islamic sectarianism, exclusivism, and identity politics that eventually results in interreligious tension and mutual suspicion, especially between Muslims and Christians. The paper seeks to understand how and why Abdurrahman Wahid as a prominent leader of Muslims as majority group explores inter-religious dialogue as a means by which religious communities are supposed to contribute and work together in overcoming common problems faced by the society. His commitment for and advocacy of the local culture, tradition, minority rights, and Islamic inclusivism will be understood as his struggle as statesman, religious leader, public intellectual and social activist for the creation of equality and justice for all citizens and human dignity in accordance with Islamic teaching and principles of democracy.Keywords: Inter-religious Dialogue, Religious Pluralism, Indigenization of Islam, Islamic Sectarianism, Identity Politics, Democracy. Abstrak: Dengan memahami perkembangan historis dialog antar-agama di Indonesia serta latar globalnya sejak 1970-an dari strategi retoris menjadi perjumpaan yang bermakna, paper ini akan menempatkan sumbangan warisan Abdurrahman Wahid bersama para tokoh kunci lainnya dalam bidang ini. Secara kritis paper ini akan menganalisis bagaimana dan kenapa gagasan serta karya Abdurrahman Wahid dalam dialog agama terjalin erat dengan biografi pribadi dan keluarganya, konteks sosial-politik Orde Baru dan sesudahnya serta latar belakang Islam tradisional yang menjadi basisnya. Secara khusus, penafsiran ulang Abdurrahman Wahid terhadap teks, doktrin, dan tradisi akan didiskusikan dalam kaitannya dengan visinya tentang demokrasi Indonesia. Pengertiannya tentang pluralism agama, toleransi, hidup berdampingan secara damai, saling memahami, dan pribumisasi Islam akan dijelaskan sebagai ihtiar intelektual dan politisnya yang dengan itu ia melakukan navigasi dan menggugat segala macam bentuk ketidakadilan khususnya yang muncul sebagai akibat dari politik ketakutan Orde Baru, eksploitas terhadap sentiment anti-Komunis, SARA dan ideologi pembangunan selama masa Suharto. Keterlibatannya dalam dialog antar-agama akan dibaca dalam kaitannya dengan perkembangan konteks politik agama pasca-1965 yang dilakukan Orde Baru hingga re-Islamisasi 1990an dan kian mengerasnya Islamisme, ekslusivisme serta politik identitas yang akhirnya mengakibatkan ketegangan hubungan antar-agama dan saling curiga, khususnya antara Muslim dan Kristen. Paper ini berusaha untuk memahami bagaimana dan mengapa Abdurrahman Wahid sebagai pemimpin terkemuka Islam sebagai kelompok mayoritas mengeksplorasi dialog antar-agama sebagai sarana bagi komunitas agama untuk berkontribusi dan bekerjasama satu sama lain dalam mengatasi problem bersama yang dihadapi masyarakat.  Komitmen serta pembelaannya terhadap budaya lokal, tradisi, hak-hak minoritas dan inklusivisme Islam akan dipahami sebagai bagian dari perjuangannya sebagai seorang negarawan, pemimpin agama dan intelektual publik serta aktivis sosial dalam upaya untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan bagi setiap warga negara serta martabat bagi semua manusia sesuai dengan ajaran Islam dan prinsip-prinsip demokrasi.Kata kunci: Dialog Antar-agama, Pluralism Agama, Pribumisasi Islam, Sektarianisme Islam, Politik Identitas, Demokrasi.","PeriodicalId":423995,"journal":{"name":"Aqlam: Journal of Islam and Plurality","volume":"266 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"ABDURRAHMAN WAHID’S CONTRIBUTION FOR INTER-RELIGIOUS DIALOGUE IN INDONESIA\",\"authors\":\"Achmad Munjid\",\"doi\":\"10.30984/AJIP.V5I1.1134\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract: By understanding the historical development of inter-religious dialogue in Indonesia and its global setting since 1970s from rhetoric strategy to meaningful encounter, this paper seeks to situate important contribution of Abdurrahman Wahid’s legacy besides those of other key figures in the field. The paper will critically analyze how and why Abdurrahman’s ideas and works in inter-religious dialogue are intertwined with his family and personal biography, socio-political context of the New Order and after and his traditionalist Muslim background. In particular, Abdurrahman’s reinterpretation of Islamic texts, doctrine and tradition will be discussed in the light of his vision for Indonesian democracy. His notion of religious pluralism, tolerance, peaceful co-existence, mutual understanding, and indigenization of Islam will be explained as intellectual and political enterprises by which he navigates and challenges all forms of injustices especially created by the New Order’s politics of fear, exploitation of anti-Communist sentiment, ethnicity, religion, race and inter-social groups (SARA) and developmentalist ideology under Suharto’s presidency. His engagement in inter-religious dialogue will be read against the developing context of the New Order’s post-1965 politics of religion to the 1990s re-Islamization, the persistent growth of Islamic sectarianism, exclusivism, and identity politics that eventually results in interreligious tension and mutual suspicion, especially between Muslims and Christians. The paper seeks to understand how and why Abdurrahman Wahid as a prominent leader of Muslims as majority group explores inter-religious dialogue as a means by which religious communities are supposed to contribute and work together in overcoming common problems faced by the society. His commitment for and advocacy of the local culture, tradition, minority rights, and Islamic inclusivism will be understood as his struggle as statesman, religious leader, public intellectual and social activist for the creation of equality and justice for all citizens and human dignity in accordance with Islamic teaching and principles of democracy.Keywords: Inter-religious Dialogue, Religious Pluralism, Indigenization of Islam, Islamic Sectarianism, Identity Politics, Democracy. Abstrak: Dengan memahami perkembangan historis dialog antar-agama di Indonesia serta latar globalnya sejak 1970-an dari strategi retoris menjadi perjumpaan yang bermakna, paper ini akan menempatkan sumbangan warisan Abdurrahman Wahid bersama para tokoh kunci lainnya dalam bidang ini. Secara kritis paper ini akan menganalisis bagaimana dan kenapa gagasan serta karya Abdurrahman Wahid dalam dialog agama terjalin erat dengan biografi pribadi dan keluarganya, konteks sosial-politik Orde Baru dan sesudahnya serta latar belakang Islam tradisional yang menjadi basisnya. Secara khusus, penafsiran ulang Abdurrahman Wahid terhadap teks, doktrin, dan tradisi akan didiskusikan dalam kaitannya dengan visinya tentang demokrasi Indonesia. Pengertiannya tentang pluralism agama, toleransi, hidup berdampingan secara damai, saling memahami, dan pribumisasi Islam akan dijelaskan sebagai ihtiar intelektual dan politisnya yang dengan itu ia melakukan navigasi dan menggugat segala macam bentuk ketidakadilan khususnya yang muncul sebagai akibat dari politik ketakutan Orde Baru, eksploitas terhadap sentiment anti-Komunis, SARA dan ideologi pembangunan selama masa Suharto. Keterlibatannya dalam dialog antar-agama akan dibaca dalam kaitannya dengan perkembangan konteks politik agama pasca-1965 yang dilakukan Orde Baru hingga re-Islamisasi 1990an dan kian mengerasnya Islamisme, ekslusivisme serta politik identitas yang akhirnya mengakibatkan ketegangan hubungan antar-agama dan saling curiga, khususnya antara Muslim dan Kristen. Paper ini berusaha untuk memahami bagaimana dan mengapa Abdurrahman Wahid sebagai pemimpin terkemuka Islam sebagai kelompok mayoritas mengeksplorasi dialog antar-agama sebagai sarana bagi komunitas agama untuk berkontribusi dan bekerjasama satu sama lain dalam mengatasi problem bersama yang dihadapi masyarakat.  Komitmen serta pembelaannya terhadap budaya lokal, tradisi, hak-hak minoritas dan inklusivisme Islam akan dipahami sebagai bagian dari perjuangannya sebagai seorang negarawan, pemimpin agama dan intelektual publik serta aktivis sosial dalam upaya untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan bagi setiap warga negara serta martabat bagi semua manusia sesuai dengan ajaran Islam dan prinsip-prinsip demokrasi.Kata kunci: Dialog Antar-agama, Pluralism Agama, Pribumisasi Islam, Sektarianisme Islam, Politik Identitas, Demokrasi.\",\"PeriodicalId\":423995,\"journal\":{\"name\":\"Aqlam: Journal of Islam and Plurality\",\"volume\":\"266 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-06-18\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Aqlam: Journal of Islam and Plurality\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.30984/AJIP.V5I1.1134\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Aqlam: Journal of Islam and Plurality","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30984/AJIP.V5I1.1134","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

摘要:通过了解印尼宗教间对话的历史发展及其自20世纪70年代以来的全球背景,从修辞策略到有意义的相遇,本文试图将阿卜杜勒拉赫曼瓦希德的遗产与该领域其他关键人物的遗产联系起来。本文将批判性地分析阿卜杜拉赫曼在宗教间对话中的思想和作品如何以及为什么与他的家庭和个人传记、新秩序及其后的社会政治背景以及他的传统主义穆斯林背景交织在一起。特别是,阿卜杜拉赫曼对伊斯兰文本、教义和传统的重新解释将根据他对印度尼西亚民主的愿景进行讨论。他的宗教多元化、宽容、和平共处、相互理解和伊斯兰教的本土化的概念将被解释为知识和政治事业,他借此引导和挑战各种形式的不公正,特别是由苏哈托总统任期内的恐惧政治、利用反共情绪、种族、宗教、种族和社会间团体(SARA)以及发展主义意识形态造成的不公正。他对宗教间对话的参与将在以下发展背景下进行解读:1965年后的新秩序宗教政治到20世纪90年代的再伊斯兰化,伊斯兰宗派主义、排外主义和身份政治的持续增长,最终导致宗教间的紧张和相互猜疑,尤其是穆斯林和基督徒之间。本文试图理解作为穆斯林占多数群体的杰出领袖瓦希德如何以及为什么探索宗教间对话作为一种手段,通过这种手段,宗教社区应该为克服社会面临的共同问题做出贡献和共同努力。他对当地文化、传统、少数民族权利和伊斯兰包容主义的承诺和倡导,将被理解为他作为政治家、宗教领袖、公共知识分子和社会活动家为根据伊斯兰教义和民主原则为所有公民创造平等和正义以及人类尊严而进行的斗争。关键词:宗教间对话,宗教多元主义,伊斯兰本土化,伊斯兰宗派主义,认同政治,民主摘要:1970年,《印尼历史》与《印尼历史》、《印尼历史》、《印尼历史》、《印尼历史》、《印尼历史》、《印尼历史》、《印尼历史》、《印尼历史》、《印尼历史》、《印尼历史》、《印尼历史》、《印尼历史》、《印尼历史》、《印尼历史》、《印尼历史》、《印尼历史》等。Secara kritis的论文ini akan menganalis bagaimana and kenapa gagasan serta karya Abdurrahman Wahid dalam对话agama terjalin erdenan传记pribadi dankeluganya, konteks社会政治Orde Baru dan sessudahnya serakan belakang伊斯兰传统yang menjadi basisnya。Secara khusus, penafsiran ulang Abdurrahman Wahid terhadap teks, doktrin, dan tradisi akan didiskusikan dalam kaitannya dengan visinya tenttan民主派印度尼西亚。马来西亚多元主义、宽容主义、民主主义、民主主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、知识分子、政治主义、宗教主义、政治主义、秩序主义、反共产主义、宗教主义、思想主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义、宗教主义。Keterlibatannya dalam dialog antar-agama akan dibaca dalam kaitannya dengan perkembangan konteks politik agama pasca-1965 yang dilakukan Orde Baru hinga - Islamisme, ekslusivisme serta politik identias yang akhirnya mengakibatkan ketegangan hubungan antar-agama dan saling curiga, khususnya antara Muslim dan Kristen。论文题目:我是杨杨,我是杨杨,我是杨杨,我是杨杨,我是杨杨,我是杨杨,我是杨杨,我是杨杨,我是杨杨,我是杨杨。地方自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体、少数民族自治团体。对话:反宗教、多元主义、伊斯兰主义、伊斯兰宗派主义、政治认同、民主主义。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
ABDURRAHMAN WAHID’S CONTRIBUTION FOR INTER-RELIGIOUS DIALOGUE IN INDONESIA
Abstract: By understanding the historical development of inter-religious dialogue in Indonesia and its global setting since 1970s from rhetoric strategy to meaningful encounter, this paper seeks to situate important contribution of Abdurrahman Wahid’s legacy besides those of other key figures in the field. The paper will critically analyze how and why Abdurrahman’s ideas and works in inter-religious dialogue are intertwined with his family and personal biography, socio-political context of the New Order and after and his traditionalist Muslim background. In particular, Abdurrahman’s reinterpretation of Islamic texts, doctrine and tradition will be discussed in the light of his vision for Indonesian democracy. His notion of religious pluralism, tolerance, peaceful co-existence, mutual understanding, and indigenization of Islam will be explained as intellectual and political enterprises by which he navigates and challenges all forms of injustices especially created by the New Order’s politics of fear, exploitation of anti-Communist sentiment, ethnicity, religion, race and inter-social groups (SARA) and developmentalist ideology under Suharto’s presidency. His engagement in inter-religious dialogue will be read against the developing context of the New Order’s post-1965 politics of religion to the 1990s re-Islamization, the persistent growth of Islamic sectarianism, exclusivism, and identity politics that eventually results in interreligious tension and mutual suspicion, especially between Muslims and Christians. The paper seeks to understand how and why Abdurrahman Wahid as a prominent leader of Muslims as majority group explores inter-religious dialogue as a means by which religious communities are supposed to contribute and work together in overcoming common problems faced by the society. His commitment for and advocacy of the local culture, tradition, minority rights, and Islamic inclusivism will be understood as his struggle as statesman, religious leader, public intellectual and social activist for the creation of equality and justice for all citizens and human dignity in accordance with Islamic teaching and principles of democracy.Keywords: Inter-religious Dialogue, Religious Pluralism, Indigenization of Islam, Islamic Sectarianism, Identity Politics, Democracy. Abstrak: Dengan memahami perkembangan historis dialog antar-agama di Indonesia serta latar globalnya sejak 1970-an dari strategi retoris menjadi perjumpaan yang bermakna, paper ini akan menempatkan sumbangan warisan Abdurrahman Wahid bersama para tokoh kunci lainnya dalam bidang ini. Secara kritis paper ini akan menganalisis bagaimana dan kenapa gagasan serta karya Abdurrahman Wahid dalam dialog agama terjalin erat dengan biografi pribadi dan keluarganya, konteks sosial-politik Orde Baru dan sesudahnya serta latar belakang Islam tradisional yang menjadi basisnya. Secara khusus, penafsiran ulang Abdurrahman Wahid terhadap teks, doktrin, dan tradisi akan didiskusikan dalam kaitannya dengan visinya tentang demokrasi Indonesia. Pengertiannya tentang pluralism agama, toleransi, hidup berdampingan secara damai, saling memahami, dan pribumisasi Islam akan dijelaskan sebagai ihtiar intelektual dan politisnya yang dengan itu ia melakukan navigasi dan menggugat segala macam bentuk ketidakadilan khususnya yang muncul sebagai akibat dari politik ketakutan Orde Baru, eksploitas terhadap sentiment anti-Komunis, SARA dan ideologi pembangunan selama masa Suharto. Keterlibatannya dalam dialog antar-agama akan dibaca dalam kaitannya dengan perkembangan konteks politik agama pasca-1965 yang dilakukan Orde Baru hingga re-Islamisasi 1990an dan kian mengerasnya Islamisme, ekslusivisme serta politik identitas yang akhirnya mengakibatkan ketegangan hubungan antar-agama dan saling curiga, khususnya antara Muslim dan Kristen. Paper ini berusaha untuk memahami bagaimana dan mengapa Abdurrahman Wahid sebagai pemimpin terkemuka Islam sebagai kelompok mayoritas mengeksplorasi dialog antar-agama sebagai sarana bagi komunitas agama untuk berkontribusi dan bekerjasama satu sama lain dalam mengatasi problem bersama yang dihadapi masyarakat.  Komitmen serta pembelaannya terhadap budaya lokal, tradisi, hak-hak minoritas dan inklusivisme Islam akan dipahami sebagai bagian dari perjuangannya sebagai seorang negarawan, pemimpin agama dan intelektual publik serta aktivis sosial dalam upaya untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan bagi setiap warga negara serta martabat bagi semua manusia sesuai dengan ajaran Islam dan prinsip-prinsip demokrasi.Kata kunci: Dialog Antar-agama, Pluralism Agama, Pribumisasi Islam, Sektarianisme Islam, Politik Identitas, Demokrasi.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信