没有伊斯兰法庭判决的离婚和积极的法律

Miftahul Jannah
{"title":"没有伊斯兰法庭判决的离婚和积极的法律","authors":"Miftahul Jannah","doi":"10.34001/istidal.v8i2.2709","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This study examines underhanded divorce, namely divorce that is carried out by someone without going through legal channels or without a divorce process in the Religious Courts. Whereas in the law it is clear that divorce can only be done before the court.From the description above, problems arise: First, what is the status of divorce without a decision by the Religious Courts. Second, how is the marital status of those who do not have a divorce certificate. Third, how important is the divorce certificate for divorce actors. To solve these problems, a library research method is used where the data are taken from existing books related to the titles that have been taken by the author to find answers to existing problems.The results of the study indicate that divorce without a court decision is not valid, in accordance with article 39 paragraph 1 of Law no. 1 of 1974 concerning marriage that divorce can only be carried out before a court session after the court concerned has tried and failed to reconcile the two parties. Therefore, people who divorce without a court decision are not valid but are legal according to religion only. Meanwhile, marriage without a divorce certificate is also invalid because the divorce certificate is authentic evidence as well as the marriage certificate. The divorce certificate is proof that the person has completed the divorce. 1 of 1974 that a marriage can be annulled if it does not meet the requirements to marry. So important is the divorce certificate to carry out a marriage, which is no less important, namely to ensure the management of child support rights from husband and wife, Gono Gini assets and marriage.AbstrakPenelitian ini mengkaji tentang Perceraian di bawah tangan yaitu perceraian yang dilakukan oleh seseorang dengan tidak melalui jalur hukum atau tanpa proses perceraian di Pengadilan Agama. Padahal dalam Undang- Undang sudah jelas bahwa perceraian itu hanya dapat dilakukan didepan pengadilan.Dari uraian di atas timbul masalah: Pertama, bagaimana status perceraian tanpa putusan Pengadilan Agama. Kedua, bagaimana status perkawinan yang tidak mempunyai akta cerai.Ketiga,sejauh mana pentingnya akta cerai bagi pelaku perceraian. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, digunakan metode penelitian studi pustaka (Library Risearch) dimana data-data yang diambil dari buku yang ada yang berhubungan dengan judul yang telah ambil oleh penulis untuk mencari jawaban atas masalah yang ada.Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerai tanpa putusan pengadilan itu tidak sah, sesuai dengan pasal 39 ayat 1 UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan bahwa perceraian hanya dapat dilakukan didepan sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Orang yang bercerai tanpa putusan pengadilan tidak sah secara hukum positif tapi sah menurut agama saja. Akta cerai merupakan bukti bahwa orang tersebut sudah selesai melakukan perceraian, apabila sudah melakukan perkawinan maka harus dibatalkan sesuai dengan pasal 22 UU No. 1 tahun 1974 bahwa pernikahan dapat dibatalkan apabila tidak memenuhi syarat untuk melangsungkan perkawinan karena berkaitan dengan terjaminnya pengurusan hak tunjangan anak dari suami istri harta gono gini dan perkawinan.","PeriodicalId":406036,"journal":{"name":"Isti`dal : Jurnal Studi Hukum Islam","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2015-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Cerai Tanpa Putusan Pengadilan Agama Dalam Islam dan Hukum Positif\",\"authors\":\"Miftahul Jannah\",\"doi\":\"10.34001/istidal.v8i2.2709\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This study examines underhanded divorce, namely divorce that is carried out by someone without going through legal channels or without a divorce process in the Religious Courts. Whereas in the law it is clear that divorce can only be done before the court.From the description above, problems arise: First, what is the status of divorce without a decision by the Religious Courts. Second, how is the marital status of those who do not have a divorce certificate. Third, how important is the divorce certificate for divorce actors. To solve these problems, a library research method is used where the data are taken from existing books related to the titles that have been taken by the author to find answers to existing problems.The results of the study indicate that divorce without a court decision is not valid, in accordance with article 39 paragraph 1 of Law no. 1 of 1974 concerning marriage that divorce can only be carried out before a court session after the court concerned has tried and failed to reconcile the two parties. Therefore, people who divorce without a court decision are not valid but are legal according to religion only. Meanwhile, marriage without a divorce certificate is also invalid because the divorce certificate is authentic evidence as well as the marriage certificate. The divorce certificate is proof that the person has completed the divorce. 1 of 1974 that a marriage can be annulled if it does not meet the requirements to marry. So important is the divorce certificate to carry out a marriage, which is no less important, namely to ensure the management of child support rights from husband and wife, Gono Gini assets and marriage.AbstrakPenelitian ini mengkaji tentang Perceraian di bawah tangan yaitu perceraian yang dilakukan oleh seseorang dengan tidak melalui jalur hukum atau tanpa proses perceraian di Pengadilan Agama. Padahal dalam Undang- Undang sudah jelas bahwa perceraian itu hanya dapat dilakukan didepan pengadilan.Dari uraian di atas timbul masalah: Pertama, bagaimana status perceraian tanpa putusan Pengadilan Agama. Kedua, bagaimana status perkawinan yang tidak mempunyai akta cerai.Ketiga,sejauh mana pentingnya akta cerai bagi pelaku perceraian. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, digunakan metode penelitian studi pustaka (Library Risearch) dimana data-data yang diambil dari buku yang ada yang berhubungan dengan judul yang telah ambil oleh penulis untuk mencari jawaban atas masalah yang ada.Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerai tanpa putusan pengadilan itu tidak sah, sesuai dengan pasal 39 ayat 1 UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan bahwa perceraian hanya dapat dilakukan didepan sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Orang yang bercerai tanpa putusan pengadilan tidak sah secara hukum positif tapi sah menurut agama saja. Akta cerai merupakan bukti bahwa orang tersebut sudah selesai melakukan perceraian, apabila sudah melakukan perkawinan maka harus dibatalkan sesuai dengan pasal 22 UU No. 1 tahun 1974 bahwa pernikahan dapat dibatalkan apabila tidak memenuhi syarat untuk melangsungkan perkawinan karena berkaitan dengan terjaminnya pengurusan hak tunjangan anak dari suami istri harta gono gini dan perkawinan.\",\"PeriodicalId\":406036,\"journal\":{\"name\":\"Isti`dal : Jurnal Studi Hukum Islam\",\"volume\":\"32 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2015-09-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Isti`dal : Jurnal Studi Hukum Islam\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.34001/istidal.v8i2.2709\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Isti`dal : Jurnal Studi Hukum Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.34001/istidal.v8i2.2709","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

这项研究调查了不正当离婚,即由某人在没有通过法律渠道或没有在宗教法庭上离婚的情况下实施的离婚。而法律明确规定离婚只能在法院审理。从上面的描述中,问题出现了:首先,没有宗教法院判决的离婚是什么状态?二是婚姻状况如何,那些没有离婚证明的人。第三,离婚证明对离婚演员有多重要。为了解决这些问题,使用图书馆研究方法,从作者已经采取的标题相关的现有书籍中获取数据,以寻找现有问题的答案。这项研究的结果表明,根据第39号法第1款,未经法院裁决的离婚是无效的。1974年第1号关于婚姻的法律规定,离婚只能在法院开庭前进行,有关法院已经尝试并未能使双方和解。因此,没有法院判决的人离婚是无效的,而仅仅根据宗教是合法的。同时,没有离婚证书的婚姻也是无效的,因为离婚证书和结婚证书一样是真实的证据。离婚证明是离婚完成的证明。1974年的第1条规定,如果不符合结婚的要求,婚姻可以被取消。如此重要的是离婚证书来进行婚姻,这一点同样重要,即从夫妻双方、戈诺基尼资产和婚姻中确保子女抚养权的管理。摘要:penelitian ini mengkaji tentenang perperan di bawah tangan yaitu perperan yang dilakukan oleh seseorang dengan tidak melalui jalur hukum atau tanpa处理perperdi pengadian Agama。Undang- Undang sudah jelas bawaa peraian . dpaat dilakukan didepan pengadilan。Dari uraian di ata tambul masalah: Pertama, bagaimana status perperaian tanpa putusan Pengadilan Agama。克多瓦,巴基曼纳地位perkawinan yang tidak mempunyai akta ceri。Ketiga,sejauh mana pentingnya akta cerai bagi pelaku peraian。Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, digunakan medepenelian study pustaka(图书馆研究)dimana data-data yang diambil dari buku yang ada yang berhubungan dengan judul yang telah ambil oleh penulis Untuk mencari jawaban atas masalah yang ada。Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerai tanpa putusan pengadilan itu有些长官,sesuai dengan pasal 39影片1974 UU 1号tahun tentang perkawinan bahwa perceraian hanya dapat dilakukan didepan sidang pengadilan setelah pengadilan杨bersangkutan会极力丹有些berhasil mendamaikan kedua比拉pihak。橙阳bercerai tanpa putusan pengadilan tidak sah secara hukum阳性tapi sah menutut agama saja。Akta cerai merupakan bukti bahwa猩猩于sudah selesai melakukan perceraian, apabila sudah melakukan perkawinan马卡harus dibatalkan sesuai dengan pasal 22 UU 1号tahun 1974 bahwa pernikahan dapat dibatalkan apabila有些memenuhi syarat为她melangsungkan perkawinan林嘉欣berkaitan dengan terjaminnya pengurusan在野阵营tunjangan赶出亚衲族达里语suami istri harta戈诺基尼丹perkawinan。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Cerai Tanpa Putusan Pengadilan Agama Dalam Islam dan Hukum Positif
This study examines underhanded divorce, namely divorce that is carried out by someone without going through legal channels or without a divorce process in the Religious Courts. Whereas in the law it is clear that divorce can only be done before the court.From the description above, problems arise: First, what is the status of divorce without a decision by the Religious Courts. Second, how is the marital status of those who do not have a divorce certificate. Third, how important is the divorce certificate for divorce actors. To solve these problems, a library research method is used where the data are taken from existing books related to the titles that have been taken by the author to find answers to existing problems.The results of the study indicate that divorce without a court decision is not valid, in accordance with article 39 paragraph 1 of Law no. 1 of 1974 concerning marriage that divorce can only be carried out before a court session after the court concerned has tried and failed to reconcile the two parties. Therefore, people who divorce without a court decision are not valid but are legal according to religion only. Meanwhile, marriage without a divorce certificate is also invalid because the divorce certificate is authentic evidence as well as the marriage certificate. The divorce certificate is proof that the person has completed the divorce. 1 of 1974 that a marriage can be annulled if it does not meet the requirements to marry. So important is the divorce certificate to carry out a marriage, which is no less important, namely to ensure the management of child support rights from husband and wife, Gono Gini assets and marriage.AbstrakPenelitian ini mengkaji tentang Perceraian di bawah tangan yaitu perceraian yang dilakukan oleh seseorang dengan tidak melalui jalur hukum atau tanpa proses perceraian di Pengadilan Agama. Padahal dalam Undang- Undang sudah jelas bahwa perceraian itu hanya dapat dilakukan didepan pengadilan.Dari uraian di atas timbul masalah: Pertama, bagaimana status perceraian tanpa putusan Pengadilan Agama. Kedua, bagaimana status perkawinan yang tidak mempunyai akta cerai.Ketiga,sejauh mana pentingnya akta cerai bagi pelaku perceraian. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, digunakan metode penelitian studi pustaka (Library Risearch) dimana data-data yang diambil dari buku yang ada yang berhubungan dengan judul yang telah ambil oleh penulis untuk mencari jawaban atas masalah yang ada.Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerai tanpa putusan pengadilan itu tidak sah, sesuai dengan pasal 39 ayat 1 UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan bahwa perceraian hanya dapat dilakukan didepan sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Orang yang bercerai tanpa putusan pengadilan tidak sah secara hukum positif tapi sah menurut agama saja. Akta cerai merupakan bukti bahwa orang tersebut sudah selesai melakukan perceraian, apabila sudah melakukan perkawinan maka harus dibatalkan sesuai dengan pasal 22 UU No. 1 tahun 1974 bahwa pernikahan dapat dibatalkan apabila tidak memenuhi syarat untuk melangsungkan perkawinan karena berkaitan dengan terjaminnya pengurusan hak tunjangan anak dari suami istri harta gono gini dan perkawinan.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信