{"title":"基督教作为鸦片社区的影响是国家一体化","authors":"Friska L. Piay, Donny Stevianus, Grant Nixon","doi":"10.30995/ppb.v1i2.522","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Indonesia as the largest archipelagic country in the world with various aspects of socio-cultural pluralism will remain a symptom that must always be taken into account in realizing national integrity and unity, a plurality or national plurality is a fact of life that has become the will of God Almighty and does not interfere with each other's faith. Religion on the one hand unites groups into groups, but on the other hand, emphasizes their differences from other groups which sometimes leads to social conflict. The quote from Karl Marx which is often misunderstood that religion is opium but through descriptive qualitative methods, the author describes religion as opium (narcotics) which relieves the pain suffered by exploited people, and about the supernatural world when all sorrow ends, suffering disappears. Christians, who are also Indonesian citizens, are called to revive the idea of nationalism both within the church (internally) and in the public (external) space with noble goals, namely, although they differ in religion, Christians view people of other religions as brothers and sisters and homeland, namely the big family of the Indonesian nation.AbstrakIndonesia sebagai negara kepulauan terbesar didunia dengan berbagai segi kemajemukan sosial-budaya akan tetap menjadi gejala yang harus selalu diperhitungkan dalam mewujudkan keutuhan dan persatuan nasional, kemajemukan atau pluralitas bangsa adalah kenyataan hidup yang sudah menjadi kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa dan tidak saling mengganggu keimanan masing-masing pemeluk agama. Agama di satu sisi mempersatukan kelompok ke dalam, tetapi di sisi lain mempertegas perbedaannya dari kelompok lain yang kadang-kadang berujung pada konflik social. Kutipan dari Karl Marx yang sering disalah artikan bahwa agama bersifat candu namum melalui metode kualitatif deskriptif, penulis mendeskripsikan agama ibarat opium (narkotika) yang menghilangkan rasa sakit yang diderita orang yang dieksploitasi dan mengenai dunia supranatural di masa segala kesedihan berakhir, secara penderitaan menghilang. Umat Kristen yang juga merupakan warga negara Indonesia, terpanggil untuk menghidupkan gagasan nasionalisme baik di dalam (internal) gereja maupun di ruang public (eksternal) dengan maksud tujuan yang mulia, yaitu meskipun berbeda dalam agama, umat Kristen memandang umat beragama lain sebagai saudara sebangsa dan setanah air, yakni keluarga besar bangsa Indonesia. ","PeriodicalId":153218,"journal":{"name":"PROSIDING PELITA BANGSA","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Agama Kristen sebagai Opium Masyarakat dan Implikasi terhadap Integrasi Nasional\",\"authors\":\"Friska L. Piay, Donny Stevianus, Grant Nixon\",\"doi\":\"10.30995/ppb.v1i2.522\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Indonesia as the largest archipelagic country in the world with various aspects of socio-cultural pluralism will remain a symptom that must always be taken into account in realizing national integrity and unity, a plurality or national plurality is a fact of life that has become the will of God Almighty and does not interfere with each other's faith. Religion on the one hand unites groups into groups, but on the other hand, emphasizes their differences from other groups which sometimes leads to social conflict. The quote from Karl Marx which is often misunderstood that religion is opium but through descriptive qualitative methods, the author describes religion as opium (narcotics) which relieves the pain suffered by exploited people, and about the supernatural world when all sorrow ends, suffering disappears. Christians, who are also Indonesian citizens, are called to revive the idea of nationalism both within the church (internally) and in the public (external) space with noble goals, namely, although they differ in religion, Christians view people of other religions as brothers and sisters and homeland, namely the big family of the Indonesian nation.AbstrakIndonesia sebagai negara kepulauan terbesar didunia dengan berbagai segi kemajemukan sosial-budaya akan tetap menjadi gejala yang harus selalu diperhitungkan dalam mewujudkan keutuhan dan persatuan nasional, kemajemukan atau pluralitas bangsa adalah kenyataan hidup yang sudah menjadi kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa dan tidak saling mengganggu keimanan masing-masing pemeluk agama. Agama di satu sisi mempersatukan kelompok ke dalam, tetapi di sisi lain mempertegas perbedaannya dari kelompok lain yang kadang-kadang berujung pada konflik social. Kutipan dari Karl Marx yang sering disalah artikan bahwa agama bersifat candu namum melalui metode kualitatif deskriptif, penulis mendeskripsikan agama ibarat opium (narkotika) yang menghilangkan rasa sakit yang diderita orang yang dieksploitasi dan mengenai dunia supranatural di masa segala kesedihan berakhir, secara penderitaan menghilang. Umat Kristen yang juga merupakan warga negara Indonesia, terpanggil untuk menghidupkan gagasan nasionalisme baik di dalam (internal) gereja maupun di ruang public (eksternal) dengan maksud tujuan yang mulia, yaitu meskipun berbeda dalam agama, umat Kristen memandang umat beragama lain sebagai saudara sebangsa dan setanah air, yakni keluarga besar bangsa Indonesia. \",\"PeriodicalId\":153218,\"journal\":{\"name\":\"PROSIDING PELITA BANGSA\",\"volume\":\"3 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-12-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"PROSIDING PELITA BANGSA\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.30995/ppb.v1i2.522\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"PROSIDING PELITA BANGSA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30995/ppb.v1i2.522","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
印度尼西亚作为世界上最大的群岛国家,具有社会文化多元化的各个方面,将仍然是在实现国家完整和统一时必须始终加以考虑的一个症状,多元化或民族多元化是一种生活事实,已成为全能的上帝的意志,不会干涉彼此的信仰。宗教一方面把一个群体团结成一个群体,但另一方面又强调他们与其他群体的差异,这有时会导致社会冲突。引用马克思的名言,经常被误解为宗教是鸦片,但作者通过描述性的定性方法,将宗教描述为鸦片(麻醉剂),可以减轻被剥削人民的痛苦,讲述了一切悲伤结束,痛苦消失的超自然世界。同样是印尼公民的基督徒,被呼召在教会内(内部)和公共空间(外部)复兴民族主义的观念,目标崇高,即基督徒虽然信仰不同,但视其他宗教的人为兄弟姐妹和家园,即印尼民族的大家庭。【摘要】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】【印尼】Agama di satu sisi mempersatukan kelompok ke dalam, tetapi di sisi lain memperbedaannya dari kelompok lain yang kadang-kadang berujung padkonflik social。Kutipan dari Karl Marx yang sering disalah artikan bahwa agama bersiat candu namum melalui mede kalitataki opium (narkotika) yang menghilangkan rasa sakit yang diderita orang yang dieksploitasi dan mengenai dunia超自然di masa segala kesdihanberakhir, secara penderitaan menghilang。Umat Kristen yang juga merupakan warga negara Indonesia, terpanggil untuk menghidupkan gagasan national alisme baik di dalam(内部)gereja maupun di ruang public(外部)dengan makhad tujuan yang mulia, yitu meskipun berbeda dalam agama, Umat Kristen menandang Umat beragama lain sebagai saudara sebangsa dan setanah air, yakni keluarga besar bangsa Indonesia。
Agama Kristen sebagai Opium Masyarakat dan Implikasi terhadap Integrasi Nasional
Indonesia as the largest archipelagic country in the world with various aspects of socio-cultural pluralism will remain a symptom that must always be taken into account in realizing national integrity and unity, a plurality or national plurality is a fact of life that has become the will of God Almighty and does not interfere with each other's faith. Religion on the one hand unites groups into groups, but on the other hand, emphasizes their differences from other groups which sometimes leads to social conflict. The quote from Karl Marx which is often misunderstood that religion is opium but through descriptive qualitative methods, the author describes religion as opium (narcotics) which relieves the pain suffered by exploited people, and about the supernatural world when all sorrow ends, suffering disappears. Christians, who are also Indonesian citizens, are called to revive the idea of nationalism both within the church (internally) and in the public (external) space with noble goals, namely, although they differ in religion, Christians view people of other religions as brothers and sisters and homeland, namely the big family of the Indonesian nation.AbstrakIndonesia sebagai negara kepulauan terbesar didunia dengan berbagai segi kemajemukan sosial-budaya akan tetap menjadi gejala yang harus selalu diperhitungkan dalam mewujudkan keutuhan dan persatuan nasional, kemajemukan atau pluralitas bangsa adalah kenyataan hidup yang sudah menjadi kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa dan tidak saling mengganggu keimanan masing-masing pemeluk agama. Agama di satu sisi mempersatukan kelompok ke dalam, tetapi di sisi lain mempertegas perbedaannya dari kelompok lain yang kadang-kadang berujung pada konflik social. Kutipan dari Karl Marx yang sering disalah artikan bahwa agama bersifat candu namum melalui metode kualitatif deskriptif, penulis mendeskripsikan agama ibarat opium (narkotika) yang menghilangkan rasa sakit yang diderita orang yang dieksploitasi dan mengenai dunia supranatural di masa segala kesedihan berakhir, secara penderitaan menghilang. Umat Kristen yang juga merupakan warga negara Indonesia, terpanggil untuk menghidupkan gagasan nasionalisme baik di dalam (internal) gereja maupun di ruang public (eksternal) dengan maksud tujuan yang mulia, yaitu meskipun berbeda dalam agama, umat Kristen memandang umat beragama lain sebagai saudara sebangsa dan setanah air, yakni keluarga besar bangsa Indonesia.