{"title":"Pemetaan Derah Penangkapan Rajungan Dengan Jaring Insang Dasar (Bottom Gill Net) di Perairan Kronjo, Kabupaten Tangerang","authors":"Samsu Nur Pratomo, Hendrawan Syafrie","doi":"10.53676/jism.v5i1.77","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Salah satu potensi perikanan laut tersebut adalah rajungan (Portunus pelagicus). Jaring insang dasar merupakan salah satu alat tangkap yang digunakan nelayan dalam mengakap rajungan di Kronjo. Alat tangkap jaring insang dasar menghasilkan hasil tangkapan utama (HTU) dan hasil tangkapan sampingan (HTS). Hasil tangkapan utama merupakan hasil tangkapan yang menjadi target utama nelayan. Penentuan fishing ground dapat dipetakan dengan menggunakan data operasi penangkapan. Informasi mengenai jumlah hasil tangkapan ikan dalam suatu wilayah sangat diperlukan sebagai acuan untuk mengetahui daerah penangkapan potensial. Pemetaan dan identifikasi daerah penangkapan menggunakan tiga indikator, yaitu lokasi operasi penangkapan, hasil tangkapan dan kondisi lingkungan, seperti kedalaman dan substrat perairan. Analisis komposisi hasil tangkapan dilakukan secara deskriptif-tabulatif. Metode analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Berdasarkan hasil penelitian daerah penangkapan rajungan secara umum di Perairan Kronjo terletak disekitar Pulau Cangkir. Daerah penangkapan rajungan di sekitar Pulau Cangkir memiliki substrat lumur berpasir sebagai habitatnya. Komposisi hasil tangkapan nelayan dari hasil tangkapan sampingan (HTS) didapatkan seberat 224 kg dengan persentase sebesar 27,55%. Komposisi hasil tangkapan nelayan dari hasil tangkapan tidak dimanfaatkan (Discard) didapatkan seberat 106 kg dengan persentase sebesar 13,04 %","PeriodicalId":110427,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Satya Minabahari","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmiah Satya Minabahari","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.53676/jism.v5i1.77","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pemetaan Derah Penangkapan Rajungan Dengan Jaring Insang Dasar (Bottom Gill Net) di Perairan Kronjo, Kabupaten Tangerang
Salah satu potensi perikanan laut tersebut adalah rajungan (Portunus pelagicus). Jaring insang dasar merupakan salah satu alat tangkap yang digunakan nelayan dalam mengakap rajungan di Kronjo. Alat tangkap jaring insang dasar menghasilkan hasil tangkapan utama (HTU) dan hasil tangkapan sampingan (HTS). Hasil tangkapan utama merupakan hasil tangkapan yang menjadi target utama nelayan. Penentuan fishing ground dapat dipetakan dengan menggunakan data operasi penangkapan. Informasi mengenai jumlah hasil tangkapan ikan dalam suatu wilayah sangat diperlukan sebagai acuan untuk mengetahui daerah penangkapan potensial. Pemetaan dan identifikasi daerah penangkapan menggunakan tiga indikator, yaitu lokasi operasi penangkapan, hasil tangkapan dan kondisi lingkungan, seperti kedalaman dan substrat perairan. Analisis komposisi hasil tangkapan dilakukan secara deskriptif-tabulatif. Metode analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Berdasarkan hasil penelitian daerah penangkapan rajungan secara umum di Perairan Kronjo terletak disekitar Pulau Cangkir. Daerah penangkapan rajungan di sekitar Pulau Cangkir memiliki substrat lumur berpasir sebagai habitatnya. Komposisi hasil tangkapan nelayan dari hasil tangkapan sampingan (HTS) didapatkan seberat 224 kg dengan persentase sebesar 27,55%. Komposisi hasil tangkapan nelayan dari hasil tangkapan tidak dimanfaatkan (Discard) didapatkan seberat 106 kg dengan persentase sebesar 13,04 %