{"title":"反复复发的精神分裂症患者重返社会的过程","authors":"Franciscus Adi Prasetyo, Restu Mufanti","doi":"10.15408/empati.v11i1.24861","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract. The reintegration of people with schizophrenia to return to society often has to experience obstacles due to repeated relapses caused by multiple factors such as non-adherence to medication or certain social pressures that trigger the emergence of schizophrenia symptoms. The implications of recurrence are closely related to the decrease in the ability to carry out social functions, so they have the potential to lose their jobs, cannot continue their education, and have estranged social relations. There is a phenomenon that several people with schizophrenia who have had recurrent experiences can reintegrate into their social environment. Therefore, this study aims to describe the process of reintegration of people with schizophrenia who experience repeated relapses into society. The research method used is qualitative, with a case study approach on four people with schizophrenia living in four locations in Jakarta. The results of this study indicate that the two elements are operational and interrelated with each other. First, the main element is the individualistic internal process of people with schizophrenia which includes aspects of spirituality, cognition, and mental and social. Second, the enabling element, namely friends/friends and family who work to increase the chances of people with schizophrenia regaining self-stability to reintegrate into their social environment. Success in the social reintegration process allows people with schizophrenia to carry out their social functions as members of society, such as working, having a family, interacting naturally, and overcoming the fear of stigma and discrimination. Keywords: Relapse, Reintegration, People with Schizophrenia. Abstrak. Reintegrasi orang dengan skizofrenia untuk kembali ke masyarakat seringkali harus mengalami hambatan akibat kekambuhan berulang yang disebabkan oleh multifaktor seperti ketidakpatuhan minum obat atau tekanan sosial tertentu sehingga memicu munculnya gejala skizofrenia. Implikasi kekambuhan sangat erat kaitannya dengan penurunan kemampuan melaksanakan fungsi sosialnya sehingga berpotensi kehilangan pekerjaan, tidak dapat melanjutkan sekolah, dan kerenggangan hubungan sosial. Terdapat fenomena sejumlah orang dengan skizofrenia yang memiliki pengalaman kambuhan, ternyata mampu terintegrasi kembali dengan lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang proses reintegrasi orang dengan skizofrenia yang mengalami kekambuhan berulang ke masyarakat. Metode penelitian yang dipergunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada empat orang dengan skizofrenia yang berdomisili di empat lokasi berbeda di Jakarta. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat dua elemen yang beroperasional serta saling berkaitan satu sama lain. Pertama, elemen utama yaitu proses internal orang dengan skizofrenia yang bersifat individualistik yang meliputi aspek spiritualitas, kognisi dan mental, serta sosial. Kedua, elemen pemungkin yaitu teman/sahabat dan keluarga yang bekerja untuk memperbesar peluang orang dengan skizofrenia meraih kembali stabilitas diri agar mampu terintegrasi kembali dengan lingkungan sosialnya. Keberhasilan dalam proses reintegrasi sosial memungkinkan orang dengan skizofrenia mampu melaksanakan kembali fungsi sosialnya sebagai anggota masyarakat seperti bekerja, berkeluarga, berinteraksi secara wajar dan mampu mengatasi ketakutan stigma dan diskriminasi. Kata kunci: Kekambuhan, Reintegrasi, Orang Dengan Skizofrenia.","PeriodicalId":403045,"journal":{"name":"EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"THE REINTEGRATION PROCESS OF PEOPLE WITH SCHIZOPHRENIA WHO REPEATED RELAPSE RETURN INTO THE COMMUNITY\",\"authors\":\"Franciscus Adi Prasetyo, Restu Mufanti\",\"doi\":\"10.15408/empati.v11i1.24861\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract. The reintegration of people with schizophrenia to return to society often has to experience obstacles due to repeated relapses caused by multiple factors such as non-adherence to medication or certain social pressures that trigger the emergence of schizophrenia symptoms. The implications of recurrence are closely related to the decrease in the ability to carry out social functions, so they have the potential to lose their jobs, cannot continue their education, and have estranged social relations. There is a phenomenon that several people with schizophrenia who have had recurrent experiences can reintegrate into their social environment. Therefore, this study aims to describe the process of reintegration of people with schizophrenia who experience repeated relapses into society. The research method used is qualitative, with a case study approach on four people with schizophrenia living in four locations in Jakarta. The results of this study indicate that the two elements are operational and interrelated with each other. First, the main element is the individualistic internal process of people with schizophrenia which includes aspects of spirituality, cognition, and mental and social. Second, the enabling element, namely friends/friends and family who work to increase the chances of people with schizophrenia regaining self-stability to reintegrate into their social environment. Success in the social reintegration process allows people with schizophrenia to carry out their social functions as members of society, such as working, having a family, interacting naturally, and overcoming the fear of stigma and discrimination. Keywords: Relapse, Reintegration, People with Schizophrenia. Abstrak. Reintegrasi orang dengan skizofrenia untuk kembali ke masyarakat seringkali harus mengalami hambatan akibat kekambuhan berulang yang disebabkan oleh multifaktor seperti ketidakpatuhan minum obat atau tekanan sosial tertentu sehingga memicu munculnya gejala skizofrenia. Implikasi kekambuhan sangat erat kaitannya dengan penurunan kemampuan melaksanakan fungsi sosialnya sehingga berpotensi kehilangan pekerjaan, tidak dapat melanjutkan sekolah, dan kerenggangan hubungan sosial. Terdapat fenomena sejumlah orang dengan skizofrenia yang memiliki pengalaman kambuhan, ternyata mampu terintegrasi kembali dengan lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang proses reintegrasi orang dengan skizofrenia yang mengalami kekambuhan berulang ke masyarakat. Metode penelitian yang dipergunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada empat orang dengan skizofrenia yang berdomisili di empat lokasi berbeda di Jakarta. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat dua elemen yang beroperasional serta saling berkaitan satu sama lain. Pertama, elemen utama yaitu proses internal orang dengan skizofrenia yang bersifat individualistik yang meliputi aspek spiritualitas, kognisi dan mental, serta sosial. Kedua, elemen pemungkin yaitu teman/sahabat dan keluarga yang bekerja untuk memperbesar peluang orang dengan skizofrenia meraih kembali stabilitas diri agar mampu terintegrasi kembali dengan lingkungan sosialnya. Keberhasilan dalam proses reintegrasi sosial memungkinkan orang dengan skizofrenia mampu melaksanakan kembali fungsi sosialnya sebagai anggota masyarakat seperti bekerja, berkeluarga, berinteraksi secara wajar dan mampu mengatasi ketakutan stigma dan diskriminasi. Kata kunci: Kekambuhan, Reintegrasi, Orang Dengan Skizofrenia.\",\"PeriodicalId\":403045,\"journal\":{\"name\":\"EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial\",\"volume\":\"20 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-11-09\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.15408/empati.v11i1.24861\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15408/empati.v11i1.24861","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
摘要精神分裂症患者的重新融入社会和重返社会往往会遇到障碍,因为多种因素(如不坚持服药或引发精神分裂症症状出现的某些社会压力)会导致反复复发。复发的含义与执行社会功能的能力下降密切相关,因此他们有可能失去工作,无法继续接受教育,并疏远社会关系。有一种现象是,一些有反复经历的精神分裂症患者可以重新融入他们的社会环境。因此,本研究旨在描述反复复发的精神分裂症患者重新融入社会的过程。使用的研究方法是定性的,对生活在雅加达四个地点的四名精神分裂症患者进行了案例研究。本研究结果表明,这两个要素是可操作的,相互关联的。首先,主要因素是精神分裂症患者的个人主义内部过程,包括精神、认知、心理和社会等方面。第二,使能因素,即朋友/朋友和家人,他们致力于增加精神分裂症患者恢复自我稳定以重新融入社会环境的机会。重新融入社会过程的成功使精神分裂症患者能够履行其作为社会成员的社会职能,例如工作、组建家庭、自然互动以及克服对耻辱和歧视的恐惧。关键词:复发,重返社会,精神分裂症患者Abstrak。Reintegrasi orang dengan skizofrenia untuk kembali ke masyarakat seringkali harus mengalami hambatan akibat kekambuhan berulang yang disebabkan oleh多因素分离ketidakpatuhan最小obat atau tekanan social tertenu seingga memculnya gejala skizofrenia。当kerenggangan hubungan social,当kerenggangan hubungan social,当kerenggangan hubungan social,当kerenggangan hubungan social。terdapa现象sejumlah orang dengan skizofrenia yang memiliki pengalaman kambuhan, ternyata mampu terintegrasi kembali dengan lingkungan social。Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tantanproses reintegrasi orangan skizofrenia yang mengalami kekambuhan berulang ke masyarakat。杨Metode penelitian dipergunakan adalah kualitatif dengan pendekatan某kasus篇empat猩猩dengan skizofrenia杨berdomisili di empat lokasi berbeda di雅加达。Hasil penelitian,在泰国,在泰国,在泰国,在泰国,在泰国,在泰国,在泰国,在泰国。人格、要素、人格、人格、人格、人格、人格、人格、人格、人格、人格、人格、人格。Kedua,元素pemungkin yititman /sahabat dan keluarga yang bekerja untuk成员,peluang orang dengan skizofrenia meraih kembali stabilitas diri agar mampu terintegrasi kembali dengan lingkungan社会。Keberhasilan dalam proprosi reintegrasi social memungkinkan orangan skizofrenia mampu melaksanakan kembali fungsi socialnya sebagai anggota masyarakat seperti bekerja, berkeluarga, berinteraksi secara wajar dan mampu mengatasi ketakutan柱头dan diskriminasi。Kata kunci: Kekambuhan, Reintegrasi, Orang Dengan Skizofrenia。
THE REINTEGRATION PROCESS OF PEOPLE WITH SCHIZOPHRENIA WHO REPEATED RELAPSE RETURN INTO THE COMMUNITY
Abstract. The reintegration of people with schizophrenia to return to society often has to experience obstacles due to repeated relapses caused by multiple factors such as non-adherence to medication or certain social pressures that trigger the emergence of schizophrenia symptoms. The implications of recurrence are closely related to the decrease in the ability to carry out social functions, so they have the potential to lose their jobs, cannot continue their education, and have estranged social relations. There is a phenomenon that several people with schizophrenia who have had recurrent experiences can reintegrate into their social environment. Therefore, this study aims to describe the process of reintegration of people with schizophrenia who experience repeated relapses into society. The research method used is qualitative, with a case study approach on four people with schizophrenia living in four locations in Jakarta. The results of this study indicate that the two elements are operational and interrelated with each other. First, the main element is the individualistic internal process of people with schizophrenia which includes aspects of spirituality, cognition, and mental and social. Second, the enabling element, namely friends/friends and family who work to increase the chances of people with schizophrenia regaining self-stability to reintegrate into their social environment. Success in the social reintegration process allows people with schizophrenia to carry out their social functions as members of society, such as working, having a family, interacting naturally, and overcoming the fear of stigma and discrimination. Keywords: Relapse, Reintegration, People with Schizophrenia. Abstrak. Reintegrasi orang dengan skizofrenia untuk kembali ke masyarakat seringkali harus mengalami hambatan akibat kekambuhan berulang yang disebabkan oleh multifaktor seperti ketidakpatuhan minum obat atau tekanan sosial tertentu sehingga memicu munculnya gejala skizofrenia. Implikasi kekambuhan sangat erat kaitannya dengan penurunan kemampuan melaksanakan fungsi sosialnya sehingga berpotensi kehilangan pekerjaan, tidak dapat melanjutkan sekolah, dan kerenggangan hubungan sosial. Terdapat fenomena sejumlah orang dengan skizofrenia yang memiliki pengalaman kambuhan, ternyata mampu terintegrasi kembali dengan lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang proses reintegrasi orang dengan skizofrenia yang mengalami kekambuhan berulang ke masyarakat. Metode penelitian yang dipergunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada empat orang dengan skizofrenia yang berdomisili di empat lokasi berbeda di Jakarta. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat dua elemen yang beroperasional serta saling berkaitan satu sama lain. Pertama, elemen utama yaitu proses internal orang dengan skizofrenia yang bersifat individualistik yang meliputi aspek spiritualitas, kognisi dan mental, serta sosial. Kedua, elemen pemungkin yaitu teman/sahabat dan keluarga yang bekerja untuk memperbesar peluang orang dengan skizofrenia meraih kembali stabilitas diri agar mampu terintegrasi kembali dengan lingkungan sosialnya. Keberhasilan dalam proses reintegrasi sosial memungkinkan orang dengan skizofrenia mampu melaksanakan kembali fungsi sosialnya sebagai anggota masyarakat seperti bekerja, berkeluarga, berinteraksi secara wajar dan mampu mengatasi ketakutan stigma dan diskriminasi. Kata kunci: Kekambuhan, Reintegrasi, Orang Dengan Skizofrenia.