{"title":"REPRESENTASI SAPTA TIMIRA DALAM PALEGONGAN AMBEKING MANUSA DENGAN METODE ANGRIPTA SASOLAHAN","authors":"P. Setyarini","doi":"10.25078/wd.v18i1.2317","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Karya kreasi baru Palegongan Ambeking Manusa adalah sebuah karya tari Palegongan yang digarap disesuaikan dengan perkembangan jaman.Dengan adanya kemajuan iptek, maka sifat manusia mulai berubah sesuai dengan apa yang dilihatnya. Fenomena-fenomena yang terjadi dimasyarakat inilah yang penata tuangkan ke dalam bentuk karya Palegongan dengan judul Ambeking Manusa. Ambeking artinya sifat / kelakuan sedangkan Manusa artinya manusia. Jadi Ambeking Manusa artinya sifat yang terdapat dalam diri manusia,Garapan ini menampilkan tujuh sifat manusia yang membuat manusia tersebut lupa diri, yang biasa disebut dengan Sapta Timira.Tujuan dari garapan Palegongan ini adalah dapat mewujudkan ketujuh sifat manusia yang tertuang kedalam bentuk dan karekter topeng.Karya ini dibagi menjadi tiga rumusan ide penciptaan, 1).Bagaimanakah proses penciptaannya ?; 2) Bagaimanakah wujud garapan Palegongan Ambeking Manusa dan yang ke 3) Pesan apa yang terkandung dalam garapan palegongan Ambeking Manusa ini. Landasan teori yang dipergunakan dalan penciptaan Palegongan Ambeking Manusa ini menggunakan teori Angripta Sasolahan.Karya kreasi Palegongan Ambeking Manusa ini berbentuk kreasi palegongan menggunakan tujuh orang penari dengan menggunakan topeng dan didukung oleh multimedia untuk memperkuat dari teknik penyajiannya.Iringan yang dipergunkan adalah gamelan Semar Pagulingan.Pesan yang terkandung dalam garapan ini adalah pesan untuk pendidikan, kreativitas dan moral. Pesan untuk pendidikan bagi masyarakat tentang integritas, etos kerja dan gotong royong.Pesan untuk kreativitas dalam garapan ini mampu untuk berkarya dengan kreasi yang dimiliki, baik dari segi gerak, pola lantai maupun kostum. Pesan yang terakhir adalah pesan moral, yang mengharapkan manusia menghindari sifat-sifat yang membuat manusia itu lupa diri dan sombong,yang mempunyai rasa tanggung jawab dan suka menolong sesama.","PeriodicalId":33347,"journal":{"name":"Dharmasmrti","volume":"7 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Dharmasmrti","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25078/wd.v18i1.2317","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Karya kreasi baru Palegongan Ambeking Manusa adalah sebuah karya tari Palegongan yang digarap disesuaikan dengan perkembangan jaman.Dengan adanya kemajuan iptek, maka sifat manusia mulai berubah sesuai dengan apa yang dilihatnya. Fenomena-fenomena yang terjadi dimasyarakat inilah yang penata tuangkan ke dalam bentuk karya Palegongan dengan judul Ambeking Manusa. Ambeking artinya sifat / kelakuan sedangkan Manusa artinya manusia. Jadi Ambeking Manusa artinya sifat yang terdapat dalam diri manusia,Garapan ini menampilkan tujuh sifat manusia yang membuat manusia tersebut lupa diri, yang biasa disebut dengan Sapta Timira.Tujuan dari garapan Palegongan ini adalah dapat mewujudkan ketujuh sifat manusia yang tertuang kedalam bentuk dan karekter topeng.Karya ini dibagi menjadi tiga rumusan ide penciptaan, 1).Bagaimanakah proses penciptaannya ?; 2) Bagaimanakah wujud garapan Palegongan Ambeking Manusa dan yang ke 3) Pesan apa yang terkandung dalam garapan palegongan Ambeking Manusa ini. Landasan teori yang dipergunakan dalan penciptaan Palegongan Ambeking Manusa ini menggunakan teori Angripta Sasolahan.Karya kreasi Palegongan Ambeking Manusa ini berbentuk kreasi palegongan menggunakan tujuh orang penari dengan menggunakan topeng dan didukung oleh multimedia untuk memperkuat dari teknik penyajiannya.Iringan yang dipergunkan adalah gamelan Semar Pagulingan.Pesan yang terkandung dalam garapan ini adalah pesan untuk pendidikan, kreativitas dan moral. Pesan untuk pendidikan bagi masyarakat tentang integritas, etos kerja dan gotong royong.Pesan untuk kreativitas dalam garapan ini mampu untuk berkarya dengan kreasi yang dimiliki, baik dari segi gerak, pola lantai maupun kostum. Pesan yang terakhir adalah pesan moral, yang mengharapkan manusia menghindari sifat-sifat yang membuat manusia itu lupa diri dan sombong,yang mempunyai rasa tanggung jawab dan suka menolong sesama.