{"title":"EFEKTIVITAS SATASIMA (SARUNG TANGAN REFLEKSI MANUAL) TERHADAP GEJALA PARESTESIA TANGAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS","authors":"Rahmat Novriansyah, Yesi '. Hasneli, Rismadefi ' Woferst","doi":"10.31258/jni.13.1.14-21","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"SATASIMA (Sarung Tangan Refleksi Manual) merupakan alat yang dirancang secara khusus untuk terapi pijat refleksi tangan secara mandiri. Penelitian ini menggunakan alat SATASIMA yang terdiri dari sarung tangan tipis untuk lapisan dalam dan sarung tangan tebal untuk lapisan luar serta 6 kelereng dengan diameter 1,5 cm yang ditempatkan di antara sarung tangan tipis dan sarung tangan tebal sebagai media akupresur untuk menekan titik refleksi pada telapak tangan. Titik refleksi yang diberi terapi pijat pada penelitian ini adalah titik refleksi yang terdapat pada jari tangan dan titik refleksi pankreas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas SATASIMA terhadap gejala parestesia tangan pada pasien diabetes melitus dengan desain penelitian One Groups Pretest-Posttest. Sampel penelitian ini ada 15 yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur gejala parestesia tangan yang digunakan adalah lembar kuesioner. Pre test dan post test dilakukan setiap hari selama 3 hari secara berturut-turut. Analisis yang dipakai adalah analisis univariat untuk menggambarkan karakteristik responden dan analisis bivariat dengan menggunakan uji Paired Sample T Test untuk perbandingan gejala parestesia tangan pretest dan posttest diberikan terapi SATASIMA. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan mean gejala parestesia tangan dengan nilai sebelum yaitu 6,33 dan sesudah yaitu 3,42. Diperoleh hasil uji statistik p value 0,000 < α (0,05), Sehingga dapat disimpulkan bahwa SATASIMA efektif terhadap penurunan gejala parestesia tangan pada pasien DM di wilayah kerja Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan SATASIMA dapat menjadi terapi komplementer atau alternatif dalam mengatasi gejala parestesia tangan pada pasien diabetes melitus.","PeriodicalId":31215,"journal":{"name":"Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31258/jni.13.1.14-21","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
SATASIMA (Sarung Tangan Refleksi Manual) merupakan alat yang dirancang secara khusus untuk terapi pijat refleksi tangan secara mandiri. Penelitian ini menggunakan alat SATASIMA yang terdiri dari sarung tangan tipis untuk lapisan dalam dan sarung tangan tebal untuk lapisan luar serta 6 kelereng dengan diameter 1,5 cm yang ditempatkan di antara sarung tangan tipis dan sarung tangan tebal sebagai media akupresur untuk menekan titik refleksi pada telapak tangan. Titik refleksi yang diberi terapi pijat pada penelitian ini adalah titik refleksi yang terdapat pada jari tangan dan titik refleksi pankreas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas SATASIMA terhadap gejala parestesia tangan pada pasien diabetes melitus dengan desain penelitian One Groups Pretest-Posttest. Sampel penelitian ini ada 15 yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur gejala parestesia tangan yang digunakan adalah lembar kuesioner. Pre test dan post test dilakukan setiap hari selama 3 hari secara berturut-turut. Analisis yang dipakai adalah analisis univariat untuk menggambarkan karakteristik responden dan analisis bivariat dengan menggunakan uji Paired Sample T Test untuk perbandingan gejala parestesia tangan pretest dan posttest diberikan terapi SATASIMA. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan mean gejala parestesia tangan dengan nilai sebelum yaitu 6,33 dan sesudah yaitu 3,42. Diperoleh hasil uji statistik p value 0,000 < α (0,05), Sehingga dapat disimpulkan bahwa SATASIMA efektif terhadap penurunan gejala parestesia tangan pada pasien DM di wilayah kerja Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan SATASIMA dapat menjadi terapi komplementer atau alternatif dalam mengatasi gejala parestesia tangan pada pasien diabetes melitus.