KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN IBNU AL-QAYYIM AL-JAUZIYAH DAN RELEVANSINYA TERHADAP MASYARKAT MODERN

Ade Lutfi Nugraha Putra
{"title":"KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN IBNU AL-QAYYIM AL-JAUZIYAH DAN RELEVANSINYA TERHADAP MASYARKAT MODERN","authors":"Ade Lutfi Nugraha Putra","doi":"10.51353/jpb.v2i2.731","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Persoalan kebahagiaan telah menjadi tema utama pembahasan para sastrawan, agamawan, dan filsuf selama berabad-abad. Pemikiran para filsuf Yunani, Barat, dan Islam telah memberi banyak pengaruh terhadap konsep kebahagiaan, termasuk cara menggapainya. Dalam hal ini, Ibnu Al-Qayyim menganggap penting untuk secara khusus membahas tentang kebahagiaan. Fenomena ini mendorong suatu penelitian untuk menggali makna kebahagiaan yang hakiki. Secara naturalistik, peneliti mengkonstruksikan berbagai macam pendapat para tokoh mengenai konsep dan cara menggapai kebahagiaan, baik dari Yunani, Barat, maupun Islam. Melalui metode deskriptif-analitis dan deskriptif-interpretatif, peneliti memaparkan sekaligus menganalisis konsep para tokoh tentang kebahagiaan untuk selanjutnya diinterpretasikan sesuai dengan konteks masyarakat modern. Plato berpendapat bahwa kebahagiaan hakiki tidak mungkin diraih di dunia. Sementara Al-Farabi meyakini bahwa kebahagiaan bisa diraih, baik di dunia maupun di akhirat. Aristoteles mengedepankan kehidupan yang penuh dengan kebaikan sebagai prasyarat meraih kebahagiaan. Sementara itu Al-Ghazali berpendapat bahwa kebahagiaan hanya bisa diraih jika manusia mengenal Tuhannya (Ma’rifatullah) dengan cara mengenal dirinya. Dalam konsepnya mengenai kebahagiaan, Ibnu Al-Qayyim meyakini bahwa kebahagiaan hanya bisa diraih melalui ilmu dan kalbu. Inilah pintu masuk kebahagiaan menurut Ibnu Al-Qayyim. Kemuliaan ilmu dan kebersihan kalbu adalah jalan menuju kebahagiaan.","PeriodicalId":34326,"journal":{"name":"Nalar Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam","volume":"27 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Nalar Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.51353/jpb.v2i2.731","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Persoalan kebahagiaan telah menjadi tema utama pembahasan para sastrawan, agamawan, dan filsuf selama berabad-abad. Pemikiran para filsuf Yunani, Barat, dan Islam telah memberi banyak pengaruh terhadap konsep kebahagiaan, termasuk cara menggapainya. Dalam hal ini, Ibnu Al-Qayyim menganggap penting untuk secara khusus membahas tentang kebahagiaan. Fenomena ini mendorong suatu penelitian untuk menggali makna kebahagiaan yang hakiki. Secara naturalistik, peneliti mengkonstruksikan berbagai macam pendapat para tokoh mengenai konsep dan cara menggapai kebahagiaan, baik dari Yunani, Barat, maupun Islam. Melalui metode deskriptif-analitis dan deskriptif-interpretatif, peneliti memaparkan sekaligus menganalisis konsep para tokoh tentang kebahagiaan untuk selanjutnya diinterpretasikan sesuai dengan konteks masyarakat modern. Plato berpendapat bahwa kebahagiaan hakiki tidak mungkin diraih di dunia. Sementara Al-Farabi meyakini bahwa kebahagiaan bisa diraih, baik di dunia maupun di akhirat. Aristoteles mengedepankan kehidupan yang penuh dengan kebaikan sebagai prasyarat meraih kebahagiaan. Sementara itu Al-Ghazali berpendapat bahwa kebahagiaan hanya bisa diraih jika manusia mengenal Tuhannya (Ma’rifatullah) dengan cara mengenal dirinya. Dalam konsepnya mengenai kebahagiaan, Ibnu Al-Qayyim meyakini bahwa kebahagiaan hanya bisa diraih melalui ilmu dan kalbu. Inilah pintu masuk kebahagiaan menurut Ibnu Al-Qayyim. Kemuliaan ilmu dan kebersihan kalbu adalah jalan menuju kebahagiaan.
几个世纪以来,幸福问题一直是文学、宗教和哲学家讨论的主题。希腊、西方和伊斯兰哲学家的思想对幸福的概念产生了深远的影响,包括幸福的实现。在这方面,ibn Al-Qayyim认为特别讨论幸福是很重要的。这种现象促使研究探索幸福的真正含义。从自然的角度来说,研究人员对来自希腊、西方和伊斯兰教的概念和实现幸福的方式进行了各种各样的构建。通过分析和解释性的方法,研究人员阐述和分析幸福人物的概念,以便进一步根据现代社会的背景来解释。柏拉图认为世界上根本不可能实现幸福。尽管法拉比相信幸福是可以得到的,无论是在世界上还是在来世。亚里士多德认为美好的生活是幸福的先决条件。与此同时,Al-Ghazali认为,只有通过了解他自己,人类才能获得幸福。伊本·卡伊姆(ibn Al-Qayyim)对幸福的概念认为,幸福只有通过科学和卡尔布才能实现。这是伊本·卡伊姆(ibn Al-Qayyim)所说的通往幸福的大门。科学的荣耀和卡尔布的清洁是通往幸福的道路。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
8 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信