{"title":"Religious Teachers’ Quality of Life After More Than a Decade of Reform","authors":"Sulaiman Mappiasse, N. Subekti, S. Supriadi","doi":"10.32729/edukasi.v19i2.965","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstractThis research examines religious teachers’ quality of life after more than a decade of teacher reform in Indonesia. The research utilizes a survey that involves a total sample of 212 religion teachers. They represent more than one thousand religion teachers teaching at elementary and secondary schools in Manado City, North Sulawesi. While the data collection employs a simple random sampling, the analysis applies a non-parametric procedure so-called the independent Chi-square test. The results of the study show that teacher certification, the most outstanding feature of the education reform in Indonesia, has improved teachers' objective quality of life. Hence this certification, we assume, would have some association with their stress level, job satisfaction, and life satisfaction due to the increasing workloads and changing demands. Such association, however, does not exist. Instead, this study suggests that religious teachers responded to the reform in a neutralized manner, and at the same time, the government and schools failed to create a professional yet challenging environment for them during the reform processes.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas hidup guru agama setelah lebih dari satu dekade proses reformasi guru di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode survei yang melibatkan sampel sebanyak 212 orang guru agama. Jumlah ini merepresentasikan sekitar seribu lebih guru agama yang ada di sekolah dasar dan menengah di Kota Manado, Sulawesi Utara. Sementara pengumpulan data menggunakan metode sampling acak sederhana, analisa data menempuh prosedur non parametrik, yakni tes Chi kuadrat independen. Hasil studi ini menunjukkan bahwa sertifikasi guru, elemen reformasi guru yang paling menonjol, telah meningkatkan kualitas hidup obyektif mereka. Kami berasumsi bahwa sertifikasi ini akan memiliki hubungan dengan tingkat stres, kepuasan kerja dan kepuasan hidup mereka karena adanya peningkatan dan perubahan beban dan tuntutan kerja. Namun demikian, hubungan seperti itu sama sekali tidak muncul. Studi ini, dengan demikian, berpandangan bahwa guru-guru agama telah merespon reformasi tersebut secara netral tanpa beban. Pada saat yang bersamaan, pemerintah dan sekolah gagal menciptakan lingkungan yang profesional sekaligus menantang bagi mereka selama proses reformasi berlangsung.","PeriodicalId":31917,"journal":{"name":"Edukasi Jurnal Penelitian dan Artikel Pendidikan","volume":"4 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Edukasi Jurnal Penelitian dan Artikel Pendidikan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32729/edukasi.v19i2.965","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
AbstractThis research examines religious teachers’ quality of life after more than a decade of teacher reform in Indonesia. The research utilizes a survey that involves a total sample of 212 religion teachers. They represent more than one thousand religion teachers teaching at elementary and secondary schools in Manado City, North Sulawesi. While the data collection employs a simple random sampling, the analysis applies a non-parametric procedure so-called the independent Chi-square test. The results of the study show that teacher certification, the most outstanding feature of the education reform in Indonesia, has improved teachers' objective quality of life. Hence this certification, we assume, would have some association with their stress level, job satisfaction, and life satisfaction due to the increasing workloads and changing demands. Such association, however, does not exist. Instead, this study suggests that religious teachers responded to the reform in a neutralized manner, and at the same time, the government and schools failed to create a professional yet challenging environment for them during the reform processes.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas hidup guru agama setelah lebih dari satu dekade proses reformasi guru di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode survei yang melibatkan sampel sebanyak 212 orang guru agama. Jumlah ini merepresentasikan sekitar seribu lebih guru agama yang ada di sekolah dasar dan menengah di Kota Manado, Sulawesi Utara. Sementara pengumpulan data menggunakan metode sampling acak sederhana, analisa data menempuh prosedur non parametrik, yakni tes Chi kuadrat independen. Hasil studi ini menunjukkan bahwa sertifikasi guru, elemen reformasi guru yang paling menonjol, telah meningkatkan kualitas hidup obyektif mereka. Kami berasumsi bahwa sertifikasi ini akan memiliki hubungan dengan tingkat stres, kepuasan kerja dan kepuasan hidup mereka karena adanya peningkatan dan perubahan beban dan tuntutan kerja. Namun demikian, hubungan seperti itu sama sekali tidak muncul. Studi ini, dengan demikian, berpandangan bahwa guru-guru agama telah merespon reformasi tersebut secara netral tanpa beban. Pada saat yang bersamaan, pemerintah dan sekolah gagal menciptakan lingkungan yang profesional sekaligus menantang bagi mereka selama proses reformasi berlangsung.
摘要本研究考察印尼教师改革十多年后宗教教师的生活质量。该研究利用了一项调查,涉及212名宗教教师的总样本。他们代表了在北苏拉威西的万鸦老市的小学和中学教学的一千多名宗教教师。虽然数据收集采用简单的随机抽样,但分析采用所谓的独立卡方检验的非参数程序。研究结果表明,教师资格认证作为印尼教育改革最突出的特征,提高了教师的客观生活质量。因此,我们认为,由于工作量的增加和需求的变化,这个认证将与他们的压力水平、工作满意度和生活满意度有一定的联系。然而,这种联系并不存在。相反,本研究表明宗教教师对改革的反应是中立的,同时,政府和学校在改革过程中未能为他们创造一个专业而富有挑战性的环境。[摘要]penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas hidup guru agama setelah lebih dari satu十年来一直是印度尼西亚的改革大师。Penelitian ini menggunakan方法调查了yang melibatkan样本sebanyak 212猩猩guru agama。Jumlah ini只是代表亚洲的sekitar seribu lebih guru agama yang ada di sekolah dasar dan menengah di Kota Manado, Sulawesi Utara。Sementara pengpulan数据的采样方法,分析数据的menempuh程序非参数化,yakninites Chi kuadrat独立。Hasil studini menunjukkan bahwa sertifikasi guru, elements reformasi guru yang paling menonjol, telah meningkatkan kualitas hidup obyektif mereka。Kami berasumsi bahwa sertifikasi ini akan memiliki hubungan dengan tingkat压力,kepuasan kerja dan kepuasan hidup mereka karena peningkatan dan perubahan beban dan tuntutan kerja。Namun demikian, hubungan seperti, sama sekali tidak muncul。Studi ini, dengan demikian, berpandangan bahwa - guru-guru agama telah merespon reformastersebut secara中性的tanpa beban。padat yang bersamaan, permerintah dan sekolah gagal menciptakan lingkungan yang专业sekaligus menantang bagi mereka selama在berlangsung进行改革。