{"title":"GAMBARAN INTERVENSI PROGRAM HIV AIDS TERKAIT FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN PENGOBATAN ANTIRETROVIRAL PADA ODHA DI MAKASSAR","authors":"M. Akbar Alwi, Westy Tenriawi","doi":"10.35328/kesmas.v11i2.2303","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"HIV/AIDS merupakan kondisi dimana sistem kekebalan tubuh menurun. Masalah ini dapat mengancam seluruh lapisan masyarakat. Salah satu upaya untuk penanganan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah dengag terapi ARV seumur hidup. Namun, para ODHA sangat berisiko untuk mengalami loss follow up dari terapi ini disebabkan oleh beberapa faktor . Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan faktor penyebab ODHA mengalami kegagalan dalam terapi ARV. Penelitian ini merupakan penelitian kualittaif dengan menggunakan snowball sampling dengan melibatkan 10 informan. Informan dalm penelitian ini yaitu : ODHA, konselor, tokoh masyarakat dan staff dinas kesehatan Makassar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua informan mengetahui bahwa ARV merupakan terapi untuk penyembuhan. Sebagai ODHA, mereka mendapatkan dukungan dari keluarag seperti pasangan, anak, orang tua. Namun, hanya sebagian informan yang mendapat dukungan keluarga karena sebagian informan belum terbuka dengan status HIV mereka. Tenaga Kesehatan atau konselor ODHA sangat berperan aktif dalam penanganan terapi ARV dengan menjalin komunikasi yang aktif. Selain itu, tersedianya fasilitas yang cukup dan memadai di tempat terapi ARV. Kesimpulan penelitian ini yaitu pengetahuan menjadi penyebab gagal ARV ODHA di kota Makassar. Dukungan keluarga dan lingkungan pada ODHA cukup baik dimana banyaknya Informan yang merasa di perhatikan dan masih memiliki waktu bersama keluarga untuk melakukan terapi ARV. Terjalin hubungan yang baik dari segi komunikasi antara petugas dan ODHA serta tersedia fasilitas yang cukup di Puskesmas. ","PeriodicalId":43209,"journal":{"name":"Kesmas-National Public Health Journal","volume":"25 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.4000,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Kesmas-National Public Health Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35328/kesmas.v11i2.2303","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q4","JCRName":"PUBLIC, ENVIRONMENTAL & OCCUPATIONAL HEALTH","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
HIV/AIDS merupakan kondisi dimana sistem kekebalan tubuh menurun. Masalah ini dapat mengancam seluruh lapisan masyarakat. Salah satu upaya untuk penanganan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah dengag terapi ARV seumur hidup. Namun, para ODHA sangat berisiko untuk mengalami loss follow up dari terapi ini disebabkan oleh beberapa faktor . Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan faktor penyebab ODHA mengalami kegagalan dalam terapi ARV. Penelitian ini merupakan penelitian kualittaif dengan menggunakan snowball sampling dengan melibatkan 10 informan. Informan dalm penelitian ini yaitu : ODHA, konselor, tokoh masyarakat dan staff dinas kesehatan Makassar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua informan mengetahui bahwa ARV merupakan terapi untuk penyembuhan. Sebagai ODHA, mereka mendapatkan dukungan dari keluarag seperti pasangan, anak, orang tua. Namun, hanya sebagian informan yang mendapat dukungan keluarga karena sebagian informan belum terbuka dengan status HIV mereka. Tenaga Kesehatan atau konselor ODHA sangat berperan aktif dalam penanganan terapi ARV dengan menjalin komunikasi yang aktif. Selain itu, tersedianya fasilitas yang cukup dan memadai di tempat terapi ARV. Kesimpulan penelitian ini yaitu pengetahuan menjadi penyebab gagal ARV ODHA di kota Makassar. Dukungan keluarga dan lingkungan pada ODHA cukup baik dimana banyaknya Informan yang merasa di perhatikan dan masih memiliki waktu bersama keluarga untuk melakukan terapi ARV. Terjalin hubungan yang baik dari segi komunikasi antara petugas dan ODHA serta tersedia fasilitas yang cukup di Puskesmas.