Plant Stem Cell sebagai Antipenuaan Kulit

Arridha Hutami Putri, Nelva Karmila Jusuf
{"title":"Plant Stem Cell sebagai Antipenuaan Kulit","authors":"Arridha Hutami Putri, Nelva Karmila Jusuf","doi":"10.33820/mdvi.v48i4.119","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"PENDAHULUAN Stem cell sering disebut sebagai sel punca atau sel induk, bertanggung jawab atas regenerasi dan pemeliharaan jaringan serta memiliki karakteristik yang unik yaitu menghasilkan salinan dirinya dan keturunan sel yang berbeda ketika membelah.1 Stem cell yang berasal dari tumbuhan memiliki sifat membantu merangsang dan meregenerasi tanaman setelah cedera. Sifat unik plant stem cell telah menjadi bidang yang banyak diminati baru-baru ini, terutama dalam mengembangkan kosmetik baru dan mempelajari bagaimana ekstrak/phytohormone ini dapat mempengaruhi kulit. Usaha regeneratif yang dilakukan tumbuh-tumbuhan tidak hanya pada perbaikan jaringan akibat kerusakan, tetapi juga perkembangan tumbuhan yang baru.2,3Penuaan kulit merupakan suatu proses kompleks yang dipengaruhi faktor internal dan eksternal serta melibatkan seluruh lapisan epidermis dan dermis.4,5 Tujuan dari kosmetik antipenuaan modern adalah untuk memperbaiki tampilan kulit dengan menstimulasi dan meregenerasi proses fisiologis alami demi perbaikan kondisi kulit dan perlindungan dari berbagai faktor yang menyebabkan penuaan, terlepas berapapun usia sesungguhnya. Kandungan yang menarik perhatian adalah plant stem cell, telah dinyatakan memberikan efek proteksi terhadap stem cell manusia dengan cara menstimulasi regenerasi kulit dan mencegah proses penuaannya.4 Penuaan KulitPenuaan adalah proses biologis yang tak terhindarkan, kompleks dan dinamis yang ditandai dengan kemunduran progresif dari berbagai sistem pada tubuh dan penurunan kapasitas cadangan fisiologis.5 Kulit manusia mengalami dua jenis penuaan yaitu penuaan intrinsik dan ekstrinsik. Penuaan intrinsik mencakup serangkaian perubahan fisiologis bertahap yang merupakan konsekuensi dari waktu ke waktu dan dipengaruhi genetik dan hormonal. Penuaan ekstrinsik merupakan perubahan struktural dan fungsional yang disebabkan oleh faktor eksogen, terutama paparan sinar matahari (disebut juga photoaging), alkohol, merokok, malnutrisi dan lingkungan yang merugikan, namun dalam kondisi tertentu masih dapat dihindari.5-7Proses penuaan kulit intrinsik ditandai dengan adanya proses penuaan seluler, penurunan kapasitas proliferasi, penurunan kemampuan perbaikan deoxyribonucleic acid (DNA), stres oksidatif dan mutasi gen.8 Fungsi sawar kulit terganggu akibat perubahan struktur filamen keratin dan penurunan filagrin.Dalam hormonal, hormon seks terutama estrogen mempengaruhi sintesis kolagen, asam hialuronat, elastin dan komponen lain dari matriks ekstraseluler. Bersama-sama, ketiga komponen ini memberikan tampilan kulit yang sehat dan muda.Perubahan biokimia yang terjadi pada kolagen, elastin dan komponen dasar kulit menyebabkan penuaan kulit.5,9 Umumnya terjadi pada area kulit yang terlindungi dari paparan sinar matahari dengan klinis yang relatif lebih ringan, ditandai dengan tampilan kulit kering, pucat dan kendur dengan kerutan halus dan atau berbagai bentuk neoplasma jinak.10Sumber terbesar penuaan ekstrinsik adalah akumulasi dan paparan sinar matahari pada area yang tidak terlindungi seperti wajah, leher, dada dan lengan ekstensor. Faktor lain yang berpengaruh adalah merokok, terbukti kadar matrix metalloproteinase-1 (MMP-1) lebih tinggi pada perokok.5,6 Diet nutrisi seimbang memperlambat penuaan dengan menyediakan nutrisi, air dan oksigen yang diperlukan sel dalam pembelahan, mengirimkan informasi dan memperbaiki kerusakan.5 Photoaging atau penuaan kulit dini merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan klinis dan histologi akibat paparan sinar matahari kronis.5-7,11 Peningkatan kerusakan dan penurunan produksi kolagen adalah landasan dari photoaging, ditandai dengan penampilan kulit yang kasar, kerutan, warna kulit menjadi pudar, telangiektasis, pigmentasi tidak merata, dan berbagai lesi jinak, premaligna dan neoplasma ganas.5,9-11 Stres oksidatif dan penuaanSalah satu teori penuaan melibatkan proses penuaan seluler atau apoptosis sekunder adalah stres oksidatif. Stres oksidatif merupakan kondisi ketidakseimbangan antara reactive oxygen species (ROS) dengan mekanisme antioksidan. Pertahanan antioksidan sistem enzimatik dan non-enzimatik pada kulit cenderung melemah seiring bertambahnya usia.5,10 Kerusakan oksidatif menyebabkan peningkatan pembentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan stres, kemudian memicu proses penuaan intrinsik. Misalnya, hypoxia-inducible factor dan nuclear factor ĸB menginduksi ekspresi sitokin interleukin 1, interleukin 6, vascular endothelial growth factor (VEGF) dan tumor necrosis factor α (TNFα), yang telah terbukti merupakan regulator proinflamasi dan modulator penghancuran MMP. Selain itu, kerusakan oksidatif terhadap protein seluler bersamaan dengan penurunan aktivitas proteasom sejalan usia membentuk akumulasi kerusakan protein yang dapat mengganggu fungsi seluler normal.5Stres oksidatif juga mampu memodifikasi telomer yang awalnya bertahan terhadap degradasi, fusi atau rekombinasi abnormal.3,5 Pemendekan telomer adalah hasil dari ketidakmampuan DNA polimerase untuk mereplikasi pasangan basa akhir kromosom. Ketika mencapai ambang \"sangat pendek\", sel akan mengalami penuaan proliferatif atau apoptosis. Mekanisme umum penuaan intrinsik dan photoaging disebabkan oleh gangguan struktur siklus putaran normal pada akhir telomer. Pemaparan ini kemudian mengaktifkan pensinyalan p53 yang mengarah pada peristiwa penuaan proliferatif dan apoptosis.5Penuaan kulit merupakan proses kompleks yang melibatkan seluruh lapisan epidermis dan dermis, mencakup denaturasi protein dan penurunan fungsi regeneratif stem cell.3 Penurunan fungsi stem cell epidermis telah diamati berhubungan dengan telomer yang lebih pendek, yang mengurangi potensi proliferatif sebagai respon terhadap paparan UV.5 Plant Stem CellKarakteristik plant stem cellSalah satu teori Weismann mengenai penuaan menjelaskan bagaimana organisme multiselular menua melalui germ line yang imortal dengan akumulasi kerusakan lebih didistribusikan pada sel somatik. Tumbuhan tidak secara jelas memisahkan mana germ line dan sel somatik, sehingga menjadi pertanyaan apakah teori penuaan berlaku untuk tumbuh-tumbuhan. Plant stem cell memiliki tampilan seperti germ line, sementara jaringan tumbuhan yang mati pada saat musiman, seperti daun dan xilem, memiliki sifat seperti sel somatik. Bagaimana sebuah tumbuhan dapat mencapai usia yang ekstrem, plant stem cell mungkin memegang kunci dalam hal ini karena tumbuhan memiliki pasokan stem cell terus menerus.12Stem cell dipertahankan secara terus menerus melalui mekanisme pembaruan diri yang terjadi di dalam niches stem cell atau dediferensiasi struktur dewasa. Sel-sel ini memunculkan organ baru sehingga memungkinkan bertahan dalam kondisi ekstrem. Sebuah studi mengenai model embriogenesis somatik menunjukkan sistem yang menarik yaitu regenerasi tanaman dari protoplas mesofil sebagai jenis sel yang terpapar dan berkemungkinan dapat mengakumulasi kerusakan lalu berdediferensiasi menjadi sel pluripoten. Contoh model protoplas dari sel-sel mesofil yaitu Arabidopsis, dapat diinduksi dengan menambahkan phytohormones cytokinin dan auksin. Akar dan pucuknya dapat beregenerasi dari callus untuk menghasilkan tanaman dewasa dan memungkinkan untuk digunakan dalam perangkat molekuler genetik yang tersedia. 12Plant stem cell dikelompokkan menjadi niches yang disebut meristem, terdiri atas primer dan sekunder. Meristem primer adalah meristem apikal (pucuk pertumbuhan batang dan akar), meristem interkalari (sisipan) dan meristem germ. Meristem sekunder adalah bagian lateral yaitu kambium (smear) dan phellogen serta bagian traumatik (callus). Pada meristem apikal pucuk batang, proliferasi dan diferensiasi plant stem cell dikendalikan oleh banyak faktor, termasuk proses siklus putaran reversibel negatif antara produk ekspresi gen, yaitu protein WUSCHEL (WUS) dan CLAVATA3 (CLV3). Protein WUS disekresi oleh sel-sel pusat organisasi dan merupakan sinyal untuk proliferasi stem cell, sedangkan protein CLV3 disekresikan oleh stem cell dan terbatas pada area  WUS. Kelebihan stem cell menyebabkan CLV3 berlebihan dan merangsang pengurangan sekresi WUS sehingga sinyal proliferasi menurun. Namun, jika jumlah stem cell terlalu rendah (defisit CLV3), maka WUS akan meningkatkan jumlah stem cell.2,13Meristem traumatik (callus) muncul pada bagian tumbuhan yang terlukai, paling sering berdiferensiasi menjadi kambium. Fenomena penciptaan callus pertama kali dijelaskan oleh ahli botani Austria, Gottlieb Heberlandt pada tahun 1902. Dia menyatakan bahwa sel tumbuhan mampu meregenerasi seluruh tanaman dan percobaan pada tahun 1958, wortel berhasil dikloning dari sel wortel yang dibudidayakan secara in vitro. Proses pembuatan callus adalah satu tahap embriogenesis sel-sel somatik (pembentukan zigot tanpa pembuahan) atau disebut juga tumbuhan mengalami dediferensiasi menjadi stem cell yang mampu menghasilkan jaringan baru atau bahkan seluruh organ. Penelitian menunjukkan bahwa sitokin bertanggung jawab dalam memproduksi batang dari callus, sedangkan auksin bertanggung jawab memproduksi akar.2,13 Contoh lain adalah pada pucuk akar Arabidopsis sp., bagian pusatnya tidak aktif bermitosis namun dikelilingi oleh stem cell yang membentuk bagian distal, lateral serta bagian sel akar proksimal.12Kemampuan diferensiasi plant stem cell untuk dediferensiasi kembali menjadi status pluripotensial saat ini banyak dimanfaatkan untuk menghilangkan gejala penuaan kulit pada manusia dalam bentuk sediaan perawatan kulit atau prosedur kosmetik. Teknologi kultur plant stem cellTeknologi kultur sel tumbuhan memastikan pertumbuhan sel tumbuhan, jaringan atau organ dalam lingkungan dengan nutrisi yang bebas mikroba dan memungkinkan untuk sintesis zat aktif biologis. Kultur ini memungkinkan akses dengan material bebas polusi, mikroorganisme atau toksin, mampu di setiap musim, dengan kandungan zat aktif yang hampir sama di setiap bagian.4 Teknik kultur sel tumbuhan dengan metode perbanyakan plant stem cell bertujuan mendapatkan metabolit tu","PeriodicalId":18377,"journal":{"name":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","volume":"46 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33820/mdvi.v48i4.119","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

Abstract

PENDAHULUAN Stem cell sering disebut sebagai sel punca atau sel induk, bertanggung jawab atas regenerasi dan pemeliharaan jaringan serta memiliki karakteristik yang unik yaitu menghasilkan salinan dirinya dan keturunan sel yang berbeda ketika membelah.1 Stem cell yang berasal dari tumbuhan memiliki sifat membantu merangsang dan meregenerasi tanaman setelah cedera. Sifat unik plant stem cell telah menjadi bidang yang banyak diminati baru-baru ini, terutama dalam mengembangkan kosmetik baru dan mempelajari bagaimana ekstrak/phytohormone ini dapat mempengaruhi kulit. Usaha regeneratif yang dilakukan tumbuh-tumbuhan tidak hanya pada perbaikan jaringan akibat kerusakan, tetapi juga perkembangan tumbuhan yang baru.2,3Penuaan kulit merupakan suatu proses kompleks yang dipengaruhi faktor internal dan eksternal serta melibatkan seluruh lapisan epidermis dan dermis.4,5 Tujuan dari kosmetik antipenuaan modern adalah untuk memperbaiki tampilan kulit dengan menstimulasi dan meregenerasi proses fisiologis alami demi perbaikan kondisi kulit dan perlindungan dari berbagai faktor yang menyebabkan penuaan, terlepas berapapun usia sesungguhnya. Kandungan yang menarik perhatian adalah plant stem cell, telah dinyatakan memberikan efek proteksi terhadap stem cell manusia dengan cara menstimulasi regenerasi kulit dan mencegah proses penuaannya.4 Penuaan KulitPenuaan adalah proses biologis yang tak terhindarkan, kompleks dan dinamis yang ditandai dengan kemunduran progresif dari berbagai sistem pada tubuh dan penurunan kapasitas cadangan fisiologis.5 Kulit manusia mengalami dua jenis penuaan yaitu penuaan intrinsik dan ekstrinsik. Penuaan intrinsik mencakup serangkaian perubahan fisiologis bertahap yang merupakan konsekuensi dari waktu ke waktu dan dipengaruhi genetik dan hormonal. Penuaan ekstrinsik merupakan perubahan struktural dan fungsional yang disebabkan oleh faktor eksogen, terutama paparan sinar matahari (disebut juga photoaging), alkohol, merokok, malnutrisi dan lingkungan yang merugikan, namun dalam kondisi tertentu masih dapat dihindari.5-7Proses penuaan kulit intrinsik ditandai dengan adanya proses penuaan seluler, penurunan kapasitas proliferasi, penurunan kemampuan perbaikan deoxyribonucleic acid (DNA), stres oksidatif dan mutasi gen.8 Fungsi sawar kulit terganggu akibat perubahan struktur filamen keratin dan penurunan filagrin.Dalam hormonal, hormon seks terutama estrogen mempengaruhi sintesis kolagen, asam hialuronat, elastin dan komponen lain dari matriks ekstraseluler. Bersama-sama, ketiga komponen ini memberikan tampilan kulit yang sehat dan muda.Perubahan biokimia yang terjadi pada kolagen, elastin dan komponen dasar kulit menyebabkan penuaan kulit.5,9 Umumnya terjadi pada area kulit yang terlindungi dari paparan sinar matahari dengan klinis yang relatif lebih ringan, ditandai dengan tampilan kulit kering, pucat dan kendur dengan kerutan halus dan atau berbagai bentuk neoplasma jinak.10Sumber terbesar penuaan ekstrinsik adalah akumulasi dan paparan sinar matahari pada area yang tidak terlindungi seperti wajah, leher, dada dan lengan ekstensor. Faktor lain yang berpengaruh adalah merokok, terbukti kadar matrix metalloproteinase-1 (MMP-1) lebih tinggi pada perokok.5,6 Diet nutrisi seimbang memperlambat penuaan dengan menyediakan nutrisi, air dan oksigen yang diperlukan sel dalam pembelahan, mengirimkan informasi dan memperbaiki kerusakan.5 Photoaging atau penuaan kulit dini merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan klinis dan histologi akibat paparan sinar matahari kronis.5-7,11 Peningkatan kerusakan dan penurunan produksi kolagen adalah landasan dari photoaging, ditandai dengan penampilan kulit yang kasar, kerutan, warna kulit menjadi pudar, telangiektasis, pigmentasi tidak merata, dan berbagai lesi jinak, premaligna dan neoplasma ganas.5,9-11 Stres oksidatif dan penuaanSalah satu teori penuaan melibatkan proses penuaan seluler atau apoptosis sekunder adalah stres oksidatif. Stres oksidatif merupakan kondisi ketidakseimbangan antara reactive oxygen species (ROS) dengan mekanisme antioksidan. Pertahanan antioksidan sistem enzimatik dan non-enzimatik pada kulit cenderung melemah seiring bertambahnya usia.5,10 Kerusakan oksidatif menyebabkan peningkatan pembentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan stres, kemudian memicu proses penuaan intrinsik. Misalnya, hypoxia-inducible factor dan nuclear factor ĸB menginduksi ekspresi sitokin interleukin 1, interleukin 6, vascular endothelial growth factor (VEGF) dan tumor necrosis factor α (TNFα), yang telah terbukti merupakan regulator proinflamasi dan modulator penghancuran MMP. Selain itu, kerusakan oksidatif terhadap protein seluler bersamaan dengan penurunan aktivitas proteasom sejalan usia membentuk akumulasi kerusakan protein yang dapat mengganggu fungsi seluler normal.5Stres oksidatif juga mampu memodifikasi telomer yang awalnya bertahan terhadap degradasi, fusi atau rekombinasi abnormal.3,5 Pemendekan telomer adalah hasil dari ketidakmampuan DNA polimerase untuk mereplikasi pasangan basa akhir kromosom. Ketika mencapai ambang "sangat pendek", sel akan mengalami penuaan proliferatif atau apoptosis. Mekanisme umum penuaan intrinsik dan photoaging disebabkan oleh gangguan struktur siklus putaran normal pada akhir telomer. Pemaparan ini kemudian mengaktifkan pensinyalan p53 yang mengarah pada peristiwa penuaan proliferatif dan apoptosis.5Penuaan kulit merupakan proses kompleks yang melibatkan seluruh lapisan epidermis dan dermis, mencakup denaturasi protein dan penurunan fungsi regeneratif stem cell.3 Penurunan fungsi stem cell epidermis telah diamati berhubungan dengan telomer yang lebih pendek, yang mengurangi potensi proliferatif sebagai respon terhadap paparan UV.5 Plant Stem CellKarakteristik plant stem cellSalah satu teori Weismann mengenai penuaan menjelaskan bagaimana organisme multiselular menua melalui germ line yang imortal dengan akumulasi kerusakan lebih didistribusikan pada sel somatik. Tumbuhan tidak secara jelas memisahkan mana germ line dan sel somatik, sehingga menjadi pertanyaan apakah teori penuaan berlaku untuk tumbuh-tumbuhan. Plant stem cell memiliki tampilan seperti germ line, sementara jaringan tumbuhan yang mati pada saat musiman, seperti daun dan xilem, memiliki sifat seperti sel somatik. Bagaimana sebuah tumbuhan dapat mencapai usia yang ekstrem, plant stem cell mungkin memegang kunci dalam hal ini karena tumbuhan memiliki pasokan stem cell terus menerus.12Stem cell dipertahankan secara terus menerus melalui mekanisme pembaruan diri yang terjadi di dalam niches stem cell atau dediferensiasi struktur dewasa. Sel-sel ini memunculkan organ baru sehingga memungkinkan bertahan dalam kondisi ekstrem. Sebuah studi mengenai model embriogenesis somatik menunjukkan sistem yang menarik yaitu regenerasi tanaman dari protoplas mesofil sebagai jenis sel yang terpapar dan berkemungkinan dapat mengakumulasi kerusakan lalu berdediferensiasi menjadi sel pluripoten. Contoh model protoplas dari sel-sel mesofil yaitu Arabidopsis, dapat diinduksi dengan menambahkan phytohormones cytokinin dan auksin. Akar dan pucuknya dapat beregenerasi dari callus untuk menghasilkan tanaman dewasa dan memungkinkan untuk digunakan dalam perangkat molekuler genetik yang tersedia. 12Plant stem cell dikelompokkan menjadi niches yang disebut meristem, terdiri atas primer dan sekunder. Meristem primer adalah meristem apikal (pucuk pertumbuhan batang dan akar), meristem interkalari (sisipan) dan meristem germ. Meristem sekunder adalah bagian lateral yaitu kambium (smear) dan phellogen serta bagian traumatik (callus). Pada meristem apikal pucuk batang, proliferasi dan diferensiasi plant stem cell dikendalikan oleh banyak faktor, termasuk proses siklus putaran reversibel negatif antara produk ekspresi gen, yaitu protein WUSCHEL (WUS) dan CLAVATA3 (CLV3). Protein WUS disekresi oleh sel-sel pusat organisasi dan merupakan sinyal untuk proliferasi stem cell, sedangkan protein CLV3 disekresikan oleh stem cell dan terbatas pada area  WUS. Kelebihan stem cell menyebabkan CLV3 berlebihan dan merangsang pengurangan sekresi WUS sehingga sinyal proliferasi menurun. Namun, jika jumlah stem cell terlalu rendah (defisit CLV3), maka WUS akan meningkatkan jumlah stem cell.2,13Meristem traumatik (callus) muncul pada bagian tumbuhan yang terlukai, paling sering berdiferensiasi menjadi kambium. Fenomena penciptaan callus pertama kali dijelaskan oleh ahli botani Austria, Gottlieb Heberlandt pada tahun 1902. Dia menyatakan bahwa sel tumbuhan mampu meregenerasi seluruh tanaman dan percobaan pada tahun 1958, wortel berhasil dikloning dari sel wortel yang dibudidayakan secara in vitro. Proses pembuatan callus adalah satu tahap embriogenesis sel-sel somatik (pembentukan zigot tanpa pembuahan) atau disebut juga tumbuhan mengalami dediferensiasi menjadi stem cell yang mampu menghasilkan jaringan baru atau bahkan seluruh organ. Penelitian menunjukkan bahwa sitokin bertanggung jawab dalam memproduksi batang dari callus, sedangkan auksin bertanggung jawab memproduksi akar.2,13 Contoh lain adalah pada pucuk akar Arabidopsis sp., bagian pusatnya tidak aktif bermitosis namun dikelilingi oleh stem cell yang membentuk bagian distal, lateral serta bagian sel akar proksimal.12Kemampuan diferensiasi plant stem cell untuk dediferensiasi kembali menjadi status pluripotensial saat ini banyak dimanfaatkan untuk menghilangkan gejala penuaan kulit pada manusia dalam bentuk sediaan perawatan kulit atau prosedur kosmetik. Teknologi kultur plant stem cellTeknologi kultur sel tumbuhan memastikan pertumbuhan sel tumbuhan, jaringan atau organ dalam lingkungan dengan nutrisi yang bebas mikroba dan memungkinkan untuk sintesis zat aktif biologis. Kultur ini memungkinkan akses dengan material bebas polusi, mikroorganisme atau toksin, mampu di setiap musim, dengan kandungan zat aktif yang hampir sama di setiap bagian.4 Teknik kultur sel tumbuhan dengan metode perbanyakan plant stem cell bertujuan mendapatkan metabolit tu
前干细胞通常被称为干细胞或干细胞,负责组织的再生和维持,具有分裂时复制自己和不同细胞后代的独特特征从植物中提取的干细胞有助于在受伤后刺激和再生植物。植物干细胞的独特特性最近成为一个令人兴奋的领域,特别是在开发新的化妆品和研究提取/植物激素如何影响皮肤。植物进行的再生努力不仅是由于受损而导致的组织修复,而且是由于新的植物生长。2.3皮肤的老化是一个复杂的过程,它受到内部和外部因素的影响,涉及整个表皮和真皮。现代抗衰老化妆品的目标是通过刺激和再生自然生理过程来改善皮肤外观,以改善皮肤状况和防止任何导致衰老的因素,无论年龄多大。引起注意的是植物干细胞,它通过刺激皮肤再生并阻止衰老的过程,对人类干细胞产生了保护作用。4A剥离老化是一种不可避免的、复杂的和动态的生物过程,其特征是身体各系统的进步倒退和生理储能下降。5人类的皮肤有两种衰老,即内在衰老和外在衰老。衰老包括一系列渐进的生理变化,这些变化是时间和遗传和荷尔蒙影响的结果。外部衰老是外源性和功能的结构和变化,主要是暴露于阳光、酒精、吸烟、营养不良和有害环境,但在某些情况下是可以避免的。5-7内在皮肤老化过程的特点是细胞衰老、增殖能力下降、脱氧核糖核酸修复能力下降、氧氧化应激和基因突变。在激素中,性激素主要影响胶原、透明质酸、弹性蛋白和细胞外基体的其他组成部分的合成物。这三种成分一起提供健康和年轻的皮肤外观。胶原蛋白、弹性蛋白和皮肤基本成分的生物化学变化导致皮肤老化。5.9通常发生在皮肤不受阳光照射的区域,临床表现为皮肤干燥、苍白和松弛,有轻微的皱纹或各种良性新血浆形式。外部衰老的最大10个来源是面部、颈部、胸部和伸肌等未受保护区域的累加和暴露。另一个影响因素是吸烟,这被证明是吸烟者的金属-1 (MMP-1)矩阵水平较高。5 .5 .均衡的营养饮食通过提供营养、水和氧气来减缓衰老光合作用或皮肤过早老化是一种术语,用来描述长期暴露在阳光下的临床和组织学。5- 7.11胶原蛋白的腐烂和生产退化是光合作用的基础,其特点是皮肤粗粗糙、皮肤起皱、皮肤褪色、皱巴巴的、皱巴巴的、不均匀的色素沉着以及各种良性病变、前衣和恶性新血浆。5.9 - 11a氧化应激和老龄化其中一个理论涉及细胞或子凋亡的过程是氧化应激。氧化应激是反应氧物种和抗氧化剂机制之间的一种不平衡状态。随着年龄的增长,皮肤上的抗氧化剂和非酶系统往往会减弱。5.10氧气损害导致与压力相关的因素的形成增加,然后引发内在衰老过程。例如,hypoxia-inducible因子和核因子B A¸诱导表达细胞因子白细胞介素1,白细胞介素6,非endothelial增长因子(VEGF)和肿瘤坏死因子I±(TNFI±),已充分证明的是监管者proinflamasi和调制器MMP毁灭。此外,细胞蛋白的氧化作用与年龄同时减少的蛋白酶活性形成累积的蛋白质损伤,这可能会干扰正常细胞功能。5氧化应激还可以调节端粒,端粒最初可以抵抗异常的降解、融合或再结合。 前干细胞通常被称为干细胞或干细胞,负责组织的再生和维持,具有分裂时复制自己和不同细胞后代的独特特征从植物中提取的干细胞有助于在受伤后刺激和再生植物。植物干细胞的独特特性最近成为一个令人兴奋的领域,特别是在开发新的化妆品和研究提取/植物激素如何影响皮肤。植物进行的再生努力不仅是由于受损而导致的组织修复,而且是由于新的植物生长。2.3皮肤的老化是一个复杂的过程,它受到内部和外部因素的影响,涉及整个表皮和真皮。现代抗衰老化妆品的目标是通过刺激和再生自然生理过程来改善皮肤外观,以改善皮肤状况和防止任何导致衰老的因素,无论年龄多大。引起注意的是植物干细胞,它通过刺激皮肤再生并阻止衰老的过程,对人类干细胞产生了保护作用。4A剥离老化是一种不可避免的、复杂的和动态的生物过程,其特征是身体各系统的进步倒退和生理储能下降。5人类的皮肤有两种衰老,即内在衰老和外在衰老。衰老包括一系列渐进的生理变化,这些变化是时间和遗传和荷尔蒙影响的结果。外部衰老是外源性和功能的结构和变化,主要是暴露于阳光、酒精、吸烟、营养不良和有害环境,但在某些情况下是可以避免的。5-7内在皮肤老化过程的特点是细胞衰老、增殖能力下降、脱氧核糖核酸修复能力下降、氧氧化应激和基因突变。在激素中,性激素主要影响胶原、透明质酸、弹性蛋白和细胞外基体的其他组成部分的合成物。这三种成分一起提供健康和年轻的皮肤外观。胶原蛋白、弹性蛋白和皮肤基本成分的生物化学变化导致皮肤老化。5.9通常发生在皮肤不受阳光照射的区域,临床表现为皮肤干燥、苍白和松弛,有轻微的皱纹或各种良性新血浆形式。外部衰老的最大10个来源是面部、颈部、胸部和伸肌等未受保护区域的累加和暴露。另一个影响因素是吸烟,这被证明是吸烟者的金属-1 (MMP-1)矩阵水平较高。5 .5 .均衡的营养饮食通过提供营养、水和氧气来减缓衰老光合作用或皮肤过早老化是一种术语,用来描述长期暴露在阳光下的临床和组织学。5- 7.11胶原蛋白的腐烂和生产退化是光合作用的基础,其特点是皮肤粗粗糙、皮肤起皱、皮肤褪色、皱巴巴的、皱巴巴的、不均匀的色素沉着以及各种良性病变、前衣和恶性新血浆。5.9 - 11a氧化应激和老龄化其中一个理论涉及细胞或子凋亡的过程是氧化应激。氧化应激是反应氧物种和抗氧化剂机制之间的一种不平衡状态。随着年龄的增长,皮肤上的抗氧化剂和非酶系统往往会减弱。5.10氧气损害导致与压力相关的因素的形成增加,然后引发内在衰老过程。例如,hypoxia-inducible因子和核因子B A¸诱导表达细胞因子白细胞介素1,白细胞介素6,非endothelial增长因子(VEGF)和肿瘤坏死因子I±(TNFI±),已充分证明的是监管者proinflamasi和调制器MMP毁灭。此外,细胞蛋白的氧化作用与年龄同时减少的蛋白酶活性形成累积的蛋白质损伤,这可能会干扰正常细胞功能。5氧化应激还可以调节端粒,端粒最初可以抵抗异常的降解、融合或再结合。 3.5削端粒是聚合酶DNA无法复制染色体碱基对的结果。当细胞到达“极短”的门槛时,它们会经历再生衰老或凋亡。端粒终端机正常循环结构紊乱引起的内在衰老和照相的一般机制。然后这种暴露激活了p53信号,导致再生老化和凋亡事件。5 .皮肤老化是一个涉及整个表皮和真皮的复杂过程,包括蛋白质的分泌和干细胞再生功能的降低。3 .表皮干细胞功能下降了观察与端粒较短的紫外线,减少暴露proliferatif潜力作为反应的5A。普兰stem cellSalah一个Weismann理论关于衰老的stem CellKarakteristik·普朗特解释了如何通过不朽的胚芽线多细胞生物衰老损伤积累更多分布于体细胞。植物还没有明确区分胶系和体细胞的位置,所以衰老理论是否适用于植物是一个问题。Plant干细胞的外观类似于germ line,而季节性死亡的植物组织,如叶和木质部,具有体细胞的特性。植物干细胞是如何达到如此极端年龄的,它可能是关键,因为植物有稳定的干细胞供应。12位干细胞通过成人结构中发生的自我更新机制被持续维持。这些细胞产生新的器官,使它们能够在极端的条件下生存。一项关于身体胚胎起源模型的研究表明,一种有趣的系统是一种从鞘原生植物中再生出来的植物,它是一种可能模拟损害并分化成多功能细胞的细胞。突发性纤维素细胞(Arabidopsis)的原型细胞模型,可以通过加入皮囊素和真素来诱导。根和蛹可以从callus再生,产生成熟的植物,并可能用于可用的分子遗传设备。12Plant干细胞分为所谓的分生结构,由一次和二次组成。主要的美学是双核肌(茎和根的生长部位),间介素(插入)和肌融合。次生分生组织是横向的冈本(smear)和phellogen以及外伤(callus)。双核培养、种干细胞增殖和分化的过程由许多因素控制,包括弯曲蛋白(WUS)和CLAVATA3 (CLV3)基因表达产品之间的可逆循环过程。WUS的蛋白质被组织的中央细胞分泌,是对干细胞增殖的信号,而CLV3的蛋白质则被干细胞分泌,仅限于A WUS区域。干细胞过多导致CLV3过载并刺激WUS的分泌物减少,从而降低增殖率。然而,如果干细胞数量太低(CLV3赤字),WUS就会增加干细胞数量。病变物质(callus)出现在受伤植物的区域,最常分化为冈本。卡尔斯的创造现象最初是由奥地利植物学家戈特利布·赫伯兰特(Gottlieb Heberlandt)在1902年描述的。他声称,植物细胞在1958年能够再生整个植物和实验,成功地从体外培养的胡萝卜细胞中克隆出。callus的生产过程是身体细胞的胚胎发育阶段(未受精的zigot形成),也被称为植物的退化为干细胞,可以产生新的组织,甚至整个器官。研究表明,细胞因子负责从callus制造茎,而氧素负责生产根系。2 . 13 .另一个例子是在sp - Arabidopsis根系的顶端,它的中心部分不活跃的有丝分裂,但被构成远端、近端根系部分的干细胞所包围。将植物干细胞重新分化的12种可降解能力重新转化为目前的多功能状态,被广泛用于以皮肤护理或化妆品的形式消除人类皮肤老化症状。植物干细胞培养技术确保了环境中没有微生物营养的植物细胞、组织或器官的生长,并使生物活性物质合成成为可能。这种文化使每个季节都能接触到无污染、微生物或毒素的材料,几乎每个部分都含有相同的活性物质。 4植物细胞培养技术,采用植物干细胞的方法进行代谢 4植物细胞培养技术,采用植物干细胞的方法进行代谢 4植物细胞培养技术,采用植物干细胞的方法进行代谢
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信