{"title":"Toleransi Tanpa Batas: Outlook Agamawan dan Kebijakan Migrasi Suku Batak Kristen ke Pedalaman Duri Bengkalis","authors":"Hamdan Daulay","doi":"10.14421/JPM.2019.031-01","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This study aims to explain the concept of policy that needs to be implemented by the government in counteracting of religious intolerance. Based on the factors of population equality and economic prosperity, the government must be regarding the socio-religious aspect of the migration program in the interior of Duri Bengkalis, Riau. In order to realize the ideals of national social development, the portrait of the process of migrating Christian Bataks’ to the interior of Duri must be an outlook for the social conflicts that occur. Highlighting the case of intolerance between Christian Bataks’ and Malay Muslim tribes Duri is important to be contextually examined through a research approach. As a literacy for developing unlimited tolerance in the frame of pluralism, it is very appropriate if this study is analyzed using the perspective of the sociology of development. The process of developing nation-building through a migration program, I take field data through qualitative research. The data source was taken directly to the informant with the snowball sampling technique. After the data were analyzed by the process of data reduction, data display, and conclusion, I found that government policy was not optimal in accommodating the migration program. There are still occur caused by the inferior of people for the meaning of pluralism. Although in general, the community has lived up to the philosophy of Pancasila, these implications are lowly in everyday life. Efforts to reduce conflicts that occur in Bengkalis, the government needs to develop a roadmap for policies on religious dialogue. Religious harmony is very important. It is impossible to realize tolerance without limits if the supporting instruments are not a priority agenda. Especially in areas prone to an inter-religious conflict which are actually caused by economic disparity and political oligarchy.Studi ini bertujuan untuk menjelaskan tentang konsep kebijakan yang perlu diterapkan oleh pemerintah dalam menangkal intoleransi beragama. Selain faktor pemerataan penduduk dan kesejahteraan ekonomi, penting kiranya pemerintah memperhatikan aspek sosial-keagamaan atas kasus migrasi yang terjadi di pedalaman Duri Bengkalis, Riau. Agar cita-cita pembangunan sosial secara nasional dapat terwujud, potret proses migrasi suku Batak Kristen ke pedalaman Duri harus menjadi outlook atas konflik sosial yang terjadi. Menyoroti kasus intoleransi antara suku Batak Kristen dan Muslim Melayu Duri menjadi penting untuk ditelaah secara kontekstual melalui pendekatan riset. Sebagai acuan mengembangkan toleransi tanpa batas dalam bingkai pluralisme, sangat pantas jika kajian ini, dianalisis menggunakan perspektif sosiologi pembangunan. Proses mengembangkan pembangunan bangsa melalui program migrasi, penulis mengambil data lapangan melalui penelitian kualitatif. Sumber data diambil langsung kepada informan dengan teknik snowball sampling. Setelah data dianalisis dengan proses reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan, penulis menemukan optimalnya kebijakan pemerintah dalam mengakomodir program migrasi. Hal utama yang menjadi pemicunya adalah masih rendahnya masyarakat memahami makna pluralisme. Walaupun secara umum masyarakat sudah menghayati falsafah Pancasila, tetapi masih rendahnya implikasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Upaya meredam konflik yang terjadi di Bengkalis, pemerintah perlu menyusun roadmap kebijakan tentang dialog agama. Kerukunan agama sangat penting ditegakkan. Mustahil dapat mewujudkan sikap toleransi tanpa batas jika instrumen pendukungnya bukan menjadi agenda prioritas. Terutama di daerah-daerah yang rawan konflik antar umat beragama yang sejatinya disebabkan oleh faktor kesenjangan ekonomi dan oligarki politik.","PeriodicalId":34838,"journal":{"name":"Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan","volume":"37 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/JPM.2019.031-01","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
This study aims to explain the concept of policy that needs to be implemented by the government in counteracting of religious intolerance. Based on the factors of population equality and economic prosperity, the government must be regarding the socio-religious aspect of the migration program in the interior of Duri Bengkalis, Riau. In order to realize the ideals of national social development, the portrait of the process of migrating Christian Bataks’ to the interior of Duri must be an outlook for the social conflicts that occur. Highlighting the case of intolerance between Christian Bataks’ and Malay Muslim tribes Duri is important to be contextually examined through a research approach. As a literacy for developing unlimited tolerance in the frame of pluralism, it is very appropriate if this study is analyzed using the perspective of the sociology of development. The process of developing nation-building through a migration program, I take field data through qualitative research. The data source was taken directly to the informant with the snowball sampling technique. After the data were analyzed by the process of data reduction, data display, and conclusion, I found that government policy was not optimal in accommodating the migration program. There are still occur caused by the inferior of people for the meaning of pluralism. Although in general, the community has lived up to the philosophy of Pancasila, these implications are lowly in everyday life. Efforts to reduce conflicts that occur in Bengkalis, the government needs to develop a roadmap for policies on religious dialogue. Religious harmony is very important. It is impossible to realize tolerance without limits if the supporting instruments are not a priority agenda. Especially in areas prone to an inter-religious conflict which are actually caused by economic disparity and political oligarchy.Studi ini bertujuan untuk menjelaskan tentang konsep kebijakan yang perlu diterapkan oleh pemerintah dalam menangkal intoleransi beragama. Selain faktor pemerataan penduduk dan kesejahteraan ekonomi, penting kiranya pemerintah memperhatikan aspek sosial-keagamaan atas kasus migrasi yang terjadi di pedalaman Duri Bengkalis, Riau. Agar cita-cita pembangunan sosial secara nasional dapat terwujud, potret proses migrasi suku Batak Kristen ke pedalaman Duri harus menjadi outlook atas konflik sosial yang terjadi. Menyoroti kasus intoleransi antara suku Batak Kristen dan Muslim Melayu Duri menjadi penting untuk ditelaah secara kontekstual melalui pendekatan riset. Sebagai acuan mengembangkan toleransi tanpa batas dalam bingkai pluralisme, sangat pantas jika kajian ini, dianalisis menggunakan perspektif sosiologi pembangunan. Proses mengembangkan pembangunan bangsa melalui program migrasi, penulis mengambil data lapangan melalui penelitian kualitatif. Sumber data diambil langsung kepada informan dengan teknik snowball sampling. Setelah data dianalisis dengan proses reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan, penulis menemukan optimalnya kebijakan pemerintah dalam mengakomodir program migrasi. Hal utama yang menjadi pemicunya adalah masih rendahnya masyarakat memahami makna pluralisme. Walaupun secara umum masyarakat sudah menghayati falsafah Pancasila, tetapi masih rendahnya implikasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Upaya meredam konflik yang terjadi di Bengkalis, pemerintah perlu menyusun roadmap kebijakan tentang dialog agama. Kerukunan agama sangat penting ditegakkan. Mustahil dapat mewujudkan sikap toleransi tanpa batas jika instrumen pendukungnya bukan menjadi agenda prioritas. Terutama di daerah-daerah yang rawan konflik antar umat beragama yang sejatinya disebabkan oleh faktor kesenjangan ekonomi dan oligarki politik.
本研究旨在解释政府在对抗宗教不宽容时需要实施的政策概念。基于人口平等和经济繁荣的因素,政府必须考虑到在杜里本卡利斯,廖内省内部的移民计划的社会宗教方面。为了实现国家社会发展的理想,描绘基督徒巴塔克人向杜里内部迁移的过程必须是对所发生的社会冲突的展望。强调基督徒巴塔克和马来穆斯林部落之间不容忍的情况,通过研究方法进行背景审查是很重要的。作为一种在多元主义框架下发展无限宽容的素养,用发展社会学的视角来分析这一研究是非常恰当的。在通过移民项目发展国家建设的过程中,我通过定性研究获取了实地数据。采用滚雪球抽样技术将数据源直接交给被调查者。通过数据缩减、数据展示、数据总结的过程对数据进行分析,我发现政府政策在容纳移民计划方面并不是最优的。仍有因人的劣等而造成的多元主义意义的发生。虽然总的来说,这个社区已经实现了潘卡西拉的哲学,但这些含义在日常生活中是微不足道的。为了减少发生在孟加拉的冲突,政府需要制定宗教对话政策的路线图。宗教和谐是非常重要的。如果支助文书不是优先议程,就不可能实现无限制的容忍。特别是在容易发生宗教间冲突的地区,这些冲突实际上是由经济差距和政治寡头造成的。研究结果表明:1 .研究结果表明:1 .研究结果表明:1 .研究结果表明:1 .研究结果表明:1 .研究结果表明:1 .研究结果表明:1 .研究结果表明:1 .研究结果表明:廖内省的杜里班卡利斯(Duri Bengkalis)表示,当地居民的流动和流动是当地经济的主要因素,当地居民的流动和流动是社会的流动和流动。Agar cita-cita pembangunan social secara国家数据统计,potretret propromigrassuku Batak Kristen ke pedalaman Duri harus menjadi outlook数据显示konflik social yang terjadi。Menyoroti kasus不宽容antara suku Batak Kristen dan穆斯林Melayu Duri menjadi penting untuk ditelaah secara kontekstual melalui pendekatan访问。从社会学角度分析孟古纳坎,从社会学角度分析孟古纳坎。本文主要研究了统计数据、统计数据、统计质量等方面的问题。夏天的数据是用滚雪球抽样的方法得到的。Setelah数据分析登高处理还原数据、显示数据、还原数据、还原数据、还原数据、还原数据、还原数据、还原数据、还原数据、还原数据、还原数据。halutama yang menjadi pemicunya adalah masih rendahnya masyarakat memahami makna pluralme。Walaupun secara umum masyarakat sudah menghayati falsafah Pancasila, tetapi masih rendahnya implikasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是我的意思。学风,学风,学风,学风。必须要有一个目标,那就是要有一个目标,就是要有一个目标,就是要有一个目标。Terutama di daerah-daerah yang rawan konflik antar umat beragama yang sejatinya disebabkan是经济和寡头政治的重要因素。