{"title":"Problematika Relawan: Pendampingan Spiritualitas dan Religiusitas Kristen Anak Difabel Kristen","authors":"Desy Chrisnatalia, Evalina Chrisna Damanik, Rudy Ariyanto, Anastasia Wenardy, Mellen Tannia","doi":"10.14421/ijds.090103","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The limitation of children with disabilities raises the idea of the barriers of the church and church members in developing spiritual and religious environments. This paper portrays an exploratory study that explores the perceptions of companions or volunteers on the spirituality and religiosity of Christian children with disabilities. Data were collected by focus group discussions among five participants. The finding shows that the mentoring process needs to be criticized, which links the spirituality and religiosity of children with disabilities to praying and singing hymns. The church has not fully implemented inclusiveness both in physical facilities and services. Families have an essential role in developing the spirituality and religiosity of children with disabilities. Characteristics of children more or less hinder the companion in facilitating the development of spirituality and religiosity of children with disabilities.\nKeterbatasan anak penyandang disabilitas memunculkan gagasan tentang hambatan gereja dan anggota gereja dalam mengembangkan lingkungan spiritual dan keagamaan. Tulisan ini menggambarkan sebuah studi eksplorasi yang menggali persepsi pendamping atau relawan terhadap spiritualitas dan religiusitas anak-anak penyandang disabilitas Kristen. Data dikumpulkan dengan diskusi kelompok terfokus di antara lima peserta. Temuan menunjukkan bahwa proses pendampingan perlu dikritisi, yang mengaitkan spiritualitas dan religiusitas anak difabel dengan berdoa dan menyanyikan lagu-lagu pujian. Gereja belum sepenuhnya menerapkan inklusivitas baik dalam fasilitas fisik ataupun pelayanan. Keluarga memiliki peran penting dalam mengembangkan spiritualitas dan religiusitas anak berkebutuhan khusus. Karakteristik anak sedikit banyak menghambat pendamping dalam memfasilitasi perkembangan spiritualitas dan religiusitas anak dengan disabilitas.","PeriodicalId":55820,"journal":{"name":"INKLUSI Journal of Disability Studies","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-08-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"INKLUSI Journal of Disability Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/ijds.090103","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
The limitation of children with disabilities raises the idea of the barriers of the church and church members in developing spiritual and religious environments. This paper portrays an exploratory study that explores the perceptions of companions or volunteers on the spirituality and religiosity of Christian children with disabilities. Data were collected by focus group discussions among five participants. The finding shows that the mentoring process needs to be criticized, which links the spirituality and religiosity of children with disabilities to praying and singing hymns. The church has not fully implemented inclusiveness both in physical facilities and services. Families have an essential role in developing the spirituality and religiosity of children with disabilities. Characteristics of children more or less hinder the companion in facilitating the development of spirituality and religiosity of children with disabilities.
Keterbatasan anak penyandang disabilitas memunculkan gagasan tentang hambatan gereja dan anggota gereja dalam mengembangkan lingkungan spiritual dan keagamaan. Tulisan ini menggambarkan sebuah studi eksplorasi yang menggali persepsi pendamping atau relawan terhadap spiritualitas dan religiusitas anak-anak penyandang disabilitas Kristen. Data dikumpulkan dengan diskusi kelompok terfokus di antara lima peserta. Temuan menunjukkan bahwa proses pendampingan perlu dikritisi, yang mengaitkan spiritualitas dan religiusitas anak difabel dengan berdoa dan menyanyikan lagu-lagu pujian. Gereja belum sepenuhnya menerapkan inklusivitas baik dalam fasilitas fisik ataupun pelayanan. Keluarga memiliki peran penting dalam mengembangkan spiritualitas dan religiusitas anak berkebutuhan khusus. Karakteristik anak sedikit banyak menghambat pendamping dalam memfasilitasi perkembangan spiritualitas dan religiusitas anak dengan disabilitas.
残疾儿童的局限性提出了教会和教会成员在发展精神和宗教环境方面存在障碍的想法。本研究是一项探索性研究,探讨同伴或志愿者对基督教残疾儿童的灵性和宗教信仰的看法。数据是通过五名参与者的焦点小组讨论收集的。这一发现表明,将残疾儿童的灵性和宗教虔诚与祈祷和唱赞美诗联系起来的指导过程需要受到批评。教会在物质设施和服务上都没有完全实现包容性。家庭在培养残疾儿童的精神和宗教信仰方面起着至关重要的作用。儿童的特点或多或少阻碍了同伴促进残疾儿童的灵性和宗教信仰的发展。Keterbatasan anak penyandang disabilitas menunculkan gagasan tentang hambatan gereja dananggota gereja dalam mengembangkan lingkungan精神丹keagaman。设定ini menggambarkan sebuah某eksplorasi杨menggali persepsi pendamping atau relawan terhadap spiritualitas丹religiusitas anak-anak penyandang disabilitas克里斯蒂。数据分析,数据分析,数据分析,数据分析,数据分析,数据分析。木门门朱克坎巴哈瓦提出pendampingan和perlu dikritisi,杨门盖特坎精神性和宗教性,杨门盖特坎精神性和宗教性都是difabel dengan berdoa,门盖特坎lagu-lagu pujian。Gereja belum seuhnya menerapkan, inkusivitas baik dalam fasililitfisik ataupun pelayanan。kluarga memiliki peran penting dalam mengembangkan spiritualitas dan religiusitas anak berkebutuhan khusus。Karakteristik anak sedikit banyak menghambat pendamping dalam memfasilitasi perkembangan spiritualitas dan religiusitas anak dengan disabilitas。