{"title":"Higher-Order Thinking Skills: Strategi Kontra Radikalisme Santri Pesantren","authors":"Mochammad Zaka Ardiansyah","doi":"10.21154/ibriez.v3i2.51","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Radikalisme yang merasuki pesantren menurut Tan dapat dicegah dengan mendorong pesantren menerapkan educative tradition guna mengembalikan pesantren pada wajah aslinya, Islamic school with a smiling face, lembaga pendidikan Islam berwajah ramah. Meski beberapa parameter educative tradition kontradiktif dengan tradisi pesantren yang menjunjung tinggi kepatuhan total pada kiai, namun beberapa lainnya penting untuk diterapkan, seperti mendorong santri-siswa pesantren berpikir kritis dan kreatif. Untuk mewujudkan keduanya santri-siswa, pengelola lembaga pendidikan di bawah holding institution pesantren seyogyanya mendesain pembelajaran yang dapat menghasilkan siswa memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher-Order Thinking Skills/HOTS), yakni tidak hanya puas pada hafalan dan pemahaman, namun juga mengarahkan pembelajaran untuk menganalisis masalah dan konsep, mengevaluasi realitas lapangan dan merumuskan problem solving atas masalah sosial. Ikhtiar ini diharapkan menjadi solusi mencegah tekstualisme-fanatisme berpikir yang dapat menjangkit santri dan alumni pesantren.","PeriodicalId":31751,"journal":{"name":"Ibriez Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"5","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Ibriez Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21154/ibriez.v3i2.51","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 5
Abstract
Radikalisme yang merasuki pesantren menurut Tan dapat dicegah dengan mendorong pesantren menerapkan educative tradition guna mengembalikan pesantren pada wajah aslinya, Islamic school with a smiling face, lembaga pendidikan Islam berwajah ramah. Meski beberapa parameter educative tradition kontradiktif dengan tradisi pesantren yang menjunjung tinggi kepatuhan total pada kiai, namun beberapa lainnya penting untuk diterapkan, seperti mendorong santri-siswa pesantren berpikir kritis dan kreatif. Untuk mewujudkan keduanya santri-siswa, pengelola lembaga pendidikan di bawah holding institution pesantren seyogyanya mendesain pembelajaran yang dapat menghasilkan siswa memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher-Order Thinking Skills/HOTS), yakni tidak hanya puas pada hafalan dan pemahaman, namun juga mengarahkan pembelajaran untuk menganalisis masalah dan konsep, mengevaluasi realitas lapangan dan merumuskan problem solving atas masalah sosial. Ikhtiar ini diharapkan menjadi solusi mencegah tekstualisme-fanatisme berpikir yang dapat menjangkit santri dan alumni pesantren.