{"title":"PERILAKU AGRESIF ANAK DISEBABKAN ORANG TUA MERANTAU","authors":"D. R. Sari, Mizaniya Mizaniya, Ahmad Noviansah","doi":"10.35931/am.v5i1.396","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Didalam tulisan ini memfokuskan kepada tingkah laku agresif anak yang disebabkan orang tua meratau di pendidikan formal yaitu SDN Delegen 3. Latar belakang penelitian ini yaitu anak yang bertingkah laku agresif ditinggalkan oleh kedua orang tuanya merantau sehingga anak yang berperilaku agresif ini kurang kasih sayang, perhatian, didikan, dan bimbingan dari orang tuanya, dimana seluruh pengasuhan & didikan diserahkan terhadap neneknya sehingga mengakibatkan bertingkah laku agresif di lingkungan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkah laku agresif anak pada pendidikan formal dan mengetahui akibat yang yang ditimbulkan dari tingkah laku agresif terhadap pribadi sendiri. Metode penelitian ini menggunaka penelitian study kasus dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara yaitu wawancara, observasi, serta dokumentasi. Lalu timbullah hasil penelitian yaitu perilaku agresif anak yang ditinggal orang tuannya merantau pada pendidikan formal terdapat empat jenis bentuk: agresif secara fisik, agresif secara verbal, kemarahan, serta permusuhan. Pertama, bentuk tingkah laku agresif seperti mementung (menggebuk), menjorokkan (memerosokkan), mencengkam, menerjang, menghalangi ialah memperlihatkan kategori agresif secara fisik. Kedua, DA bentuk tingkah laku agresif mengucapkan seperti mengejek (meledek), berkata kasar ialah memperlihatkan kategori agresif secara verbal. Ketiga, DA bentuk tingkah laku agresif seperti mengancam, serta melantingkan pena memperlihatkan kategori kemarahan dimana apabila tidak tercapai tujuan yang diinginkan. Keempat, DA bentuk tingkah laku agresif tidak memperlihatkna perasaan sentimen ataupun curiga terhadap orang lain sehingga pada penelitian ini untuk kategori permusuhan tidak tampak.","PeriodicalId":8040,"journal":{"name":"Applied Medical Informaticvs","volume":"53 1","pages":"11"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-11-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Applied Medical Informaticvs","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35931/am.v5i1.396","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Didalam tulisan ini memfokuskan kepada tingkah laku agresif anak yang disebabkan orang tua meratau di pendidikan formal yaitu SDN Delegen 3. Latar belakang penelitian ini yaitu anak yang bertingkah laku agresif ditinggalkan oleh kedua orang tuanya merantau sehingga anak yang berperilaku agresif ini kurang kasih sayang, perhatian, didikan, dan bimbingan dari orang tuanya, dimana seluruh pengasuhan & didikan diserahkan terhadap neneknya sehingga mengakibatkan bertingkah laku agresif di lingkungan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkah laku agresif anak pada pendidikan formal dan mengetahui akibat yang yang ditimbulkan dari tingkah laku agresif terhadap pribadi sendiri. Metode penelitian ini menggunaka penelitian study kasus dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara yaitu wawancara, observasi, serta dokumentasi. Lalu timbullah hasil penelitian yaitu perilaku agresif anak yang ditinggal orang tuannya merantau pada pendidikan formal terdapat empat jenis bentuk: agresif secara fisik, agresif secara verbal, kemarahan, serta permusuhan. Pertama, bentuk tingkah laku agresif seperti mementung (menggebuk), menjorokkan (memerosokkan), mencengkam, menerjang, menghalangi ialah memperlihatkan kategori agresif secara fisik. Kedua, DA bentuk tingkah laku agresif mengucapkan seperti mengejek (meledek), berkata kasar ialah memperlihatkan kategori agresif secara verbal. Ketiga, DA bentuk tingkah laku agresif seperti mengancam, serta melantingkan pena memperlihatkan kategori kemarahan dimana apabila tidak tercapai tujuan yang diinginkan. Keempat, DA bentuk tingkah laku agresif tidak memperlihatkna perasaan sentimen ataupun curiga terhadap orang lain sehingga pada penelitian ini untuk kategori permusuhan tidak tampak.