{"title":"PRURITUS AKUAGENIK PADA PENDERITA POLISITEMIA VERA","authors":"Yefta Yefta, Agnes Sri Siswati, D. Winarni","doi":"10.33820/MDVI.V48I1.101","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pruritus akuagenik (PA) merupakan kondisi kulit yang ditandai rasa gatal tanpa adanya lesi akibat kontak dengan air terutama air hangat (>38oC). Prevalensi bervariasi dari 31%-69% pada pasien polisitemia vera (PV). Pruritus akuagenik dapat memengaruhi psikologi dan menurunkan kualitas hidup penderitanya. Wanita 58 tahun dengan PV yang mendapatkan kemoterapi hidroksiurea, datang ke poli kulit dan kelamin RSUP Dr. Sardjito dengan keluhan gatal pada dada, perut, punggung, tangan, dan kaki. Keluhan muncul setiap hari, terutama setelah mandi (air hangat) sejak 6 bulan. Pasien menyangkal adanya bercak/ruam pada kulit yang gatal. Pemeriksaan darah rutin didapatkan peningkatan hemoglobin, eritrositosis dan trombositosis. Pasien didiagnosis PA dan diterapi cetirizine 1x10 mg, serta urea topikal 2x/hari. Terdapat penurunan rasa gatal, yang diukur dengan Visual Analogue Scale (VAS), setelah dua minggu terapi dari 7 menjadi 3. Pada PV terdapat peningkatan aktivitas asetilkolinesterase dan histamin pada serabut saraf di kelenjar ekrin sehingga mencetuskan gatal karena induksi air. Keluhan gatal, tanpa lesi kulit primer, peningkatan hemoglobin dan eliminasi diagnosis banding lain merupakan kunci penegakan diagnosis PA. Pruritus akuagenik sering terjadi pada pasien PV. Terapi cetirizine dan emolien efektif dalam mengatasi PA pada pasien PV. Kata kunci : Pruritus akuagenik, polisitemia vera, hidroksiurea ","PeriodicalId":18377,"journal":{"name":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","volume":"42 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33820/MDVI.V48I1.101","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Pruritus akuagenik (PA) merupakan kondisi kulit yang ditandai rasa gatal tanpa adanya lesi akibat kontak dengan air terutama air hangat (>38oC). Prevalensi bervariasi dari 31%-69% pada pasien polisitemia vera (PV). Pruritus akuagenik dapat memengaruhi psikologi dan menurunkan kualitas hidup penderitanya. Wanita 58 tahun dengan PV yang mendapatkan kemoterapi hidroksiurea, datang ke poli kulit dan kelamin RSUP Dr. Sardjito dengan keluhan gatal pada dada, perut, punggung, tangan, dan kaki. Keluhan muncul setiap hari, terutama setelah mandi (air hangat) sejak 6 bulan. Pasien menyangkal adanya bercak/ruam pada kulit yang gatal. Pemeriksaan darah rutin didapatkan peningkatan hemoglobin, eritrositosis dan trombositosis. Pasien didiagnosis PA dan diterapi cetirizine 1x10 mg, serta urea topikal 2x/hari. Terdapat penurunan rasa gatal, yang diukur dengan Visual Analogue Scale (VAS), setelah dua minggu terapi dari 7 menjadi 3. Pada PV terdapat peningkatan aktivitas asetilkolinesterase dan histamin pada serabut saraf di kelenjar ekrin sehingga mencetuskan gatal karena induksi air. Keluhan gatal, tanpa lesi kulit primer, peningkatan hemoglobin dan eliminasi diagnosis banding lain merupakan kunci penegakan diagnosis PA. Pruritus akuagenik sering terjadi pada pasien PV. Terapi cetirizine dan emolien efektif dalam mengatasi PA pada pasien PV. Kata kunci : Pruritus akuagenik, polisitemia vera, hidroksiureaÂ