GOD SPOT DAN TATANAN NEW NORMAL DI TENGAH PANDEMI COVID-19

Nur Fitriyana
{"title":"GOD SPOT DAN TATANAN NEW NORMAL DI TENGAH PANDEMI COVID-19","authors":"Nur Fitriyana","doi":"10.19109/jia.v21i1.6147","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penyebaran Covid-19 sulit untuk diputus, sebab proses mutasinya begitu cepat dan dapat menimbulkan varian baru. Sehingga sulit untuk membuat vaksin. Banyak orang mengharapkan herd imunity yang diperlukan menuju tatanan new normal. Agama memiliki peran signifikan sebagai penguat bagi manusia dalam menjalani berbagai tantangan kehidupan yang tidak biasa, khususnya di masa pandemi dan menuju tatanan new normal. Jelasnya, muncul beragam sikap dan prilaku masyarakat beragama. Nada pesimis terhadap agama bahkan terhadap Tuhan juga muncul. Jangankan  mengatakan wabah sebagai azab Tuhan karena kejahatan sudah merajalela. Bahkan dengan Tuhan pun mereka tidak percaya. Sehingga tulisan ini urgen sebagai bagian dari solusi dalam menghadapi pandemi covid-19 dan menuju new normal. Sebagai manusia yang beragama, sudah seharusnya menghadapi pandemi ini secara holistik, tidak cukup dengan pendekatan parsial dari segi medis,  tetapi juga dengan pendekatan agama. \nPenelitian ini menghasilkan temuan bahwa dalam menuju tatanan new normal perlu mensinergikan kekuatan agama dan sains. Karena agama bertugas menemukan makna dan sains bertugas menemukan fakta. Sehingga bukan hanya menjalankan protokol kesehatan saja tetapi juga perlu mengaktifkan titik God Spot yang mengembalikan manusia kepada kesucian fitrahnya untuk memperkuat mentalitas dan konsep diri dalam menghadapi tatanan new normal. Kepatuhan dan ketaatan kepada Allah, keihklasan, kesabaran dan ketabahan menghadapi pandemi covid-19 bersinergi dengan kesadaran kolektif berbasis keluarga untuk tetap sehat, yaitu mencuci tangan dengan air dan sabun yang mengalir, memakai masker ketika ke luar rumah, menjaga jarak, menjaga pola makan dan berolahraga untuk menjaga imun supaya tetap sehat.  Suasana kecemasan, karena ketakutan  pada virus corona perlahan mulai hilang seiring dengan doa yang senantiasa dipanjatkan kepada Sang Penguasa Tunggal.  Sehingga suasana batin yang tenang ini justru dapat meningkatkan imunitas tubuh. Sejatinya menjalankan protokol kesehatan adalah bagian dari menjalankan ajaran agama.","PeriodicalId":33347,"journal":{"name":"Dharmasmrti","volume":"103 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-07-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"7","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Dharmasmrti","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.19109/jia.v21i1.6147","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 7

Abstract

Penyebaran Covid-19 sulit untuk diputus, sebab proses mutasinya begitu cepat dan dapat menimbulkan varian baru. Sehingga sulit untuk membuat vaksin. Banyak orang mengharapkan herd imunity yang diperlukan menuju tatanan new normal. Agama memiliki peran signifikan sebagai penguat bagi manusia dalam menjalani berbagai tantangan kehidupan yang tidak biasa, khususnya di masa pandemi dan menuju tatanan new normal. Jelasnya, muncul beragam sikap dan prilaku masyarakat beragama. Nada pesimis terhadap agama bahkan terhadap Tuhan juga muncul. Jangankan  mengatakan wabah sebagai azab Tuhan karena kejahatan sudah merajalela. Bahkan dengan Tuhan pun mereka tidak percaya. Sehingga tulisan ini urgen sebagai bagian dari solusi dalam menghadapi pandemi covid-19 dan menuju new normal. Sebagai manusia yang beragama, sudah seharusnya menghadapi pandemi ini secara holistik, tidak cukup dengan pendekatan parsial dari segi medis,  tetapi juga dengan pendekatan agama. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa dalam menuju tatanan new normal perlu mensinergikan kekuatan agama dan sains. Karena agama bertugas menemukan makna dan sains bertugas menemukan fakta. Sehingga bukan hanya menjalankan protokol kesehatan saja tetapi juga perlu mengaktifkan titik God Spot yang mengembalikan manusia kepada kesucian fitrahnya untuk memperkuat mentalitas dan konsep diri dalam menghadapi tatanan new normal. Kepatuhan dan ketaatan kepada Allah, keihklasan, kesabaran dan ketabahan menghadapi pandemi covid-19 bersinergi dengan kesadaran kolektif berbasis keluarga untuk tetap sehat, yaitu mencuci tangan dengan air dan sabun yang mengalir, memakai masker ketika ke luar rumah, menjaga jarak, menjaga pola makan dan berolahraga untuk menjaga imun supaya tetap sehat.  Suasana kecemasan, karena ketakutan  pada virus corona perlahan mulai hilang seiring dengan doa yang senantiasa dipanjatkan kepada Sang Penguasa Tunggal.  Sehingga suasana batin yang tenang ini justru dapat meningkatkan imunitas tubuh. Sejatinya menjalankan protokol kesehatan adalah bagian dari menjalankan ajaran agama.
Covid-19的传播很难切断,因为突变过程非常快,可能会产生新的变异。所以很难制造疫苗。许多人期望接种成为新秩序的必要群体。在经历不同寻常的生活挑战时,特别是在大流行时期,在通往新秩序的道路上,宗教在加强人类的力量方面发挥了重要作用。显然,宗教团体的态度和行为各不相同。对宗教甚至对上帝的悲观态度也出现了。更不用说瘟疫是上帝的末日,因为邪恶是猖獗的。即使他们不相信上帝。因此,这些紧急文本是应对covid-19大流行和新常态的一部分。作为一个有信仰的人,应该以一种整体的方式应对这一流行病,不只是部分的医学方法,而是一种宗教方法。这项研究发现,在通往正常新秩序的道路上,需要对宗教和科学力量进行适当的协调。因为宗教致力于发现意义,科学致力于发现事实。因此,我们不仅要执行卫生措施,还要激活上帝的点,使人恢复到营养价值,以加强对新秩序的心态和自我概念。对上帝的服从和服从,对covid-19大流行的耐心和忍耐与基于家庭的集体意识相协调,即用流动的水和肥皂洗手,外出时戴口罩,保持距离,保持饮食和锻炼以保持健康。一种焦虑的情绪,因为人们对科罗娜病毒的恐惧正在慢慢消失,因为人们不断地向唯一的统治者祈祷。这样,这种平静的精神状态实际上可以增强身体的免疫力。真正的健康协议是宗教教义的一部分。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
12 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信