Malayan Filariasis Studies in Kendari Regency, Southeast Sulawesi, Indonesia : III Surveillance of Mansonia Mosquitoes with Reference to Seasonal and Ecological Aspect of Ma. Uniformis and Ma. Indiana
Kirnowardoyo S, N. Bende, Z. Bahang, L. B. Liat, L. Saafi
{"title":"Malayan Filariasis Studies in Kendari Regency, Southeast Sulawesi, Indonesia : III Surveillance of Mansonia Mosquitoes with Reference to Seasonal and Ecological Aspect of Ma. Uniformis and Ma. Indiana","authors":"Kirnowardoyo S, N. Bende, Z. Bahang, L. B. Liat, L. Saafi","doi":"10.22435/bpk.v12i1 Mar.558.","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Studi nyamuk penular filariasis malayi pada empat desa endemis (Wawolemo. Pondidaha. Lalohao dan Teteona) di Kabupaten Kendari, Sulawesi Tenggara, telah dilakukan dari bulan November 1980 sampai Oktober 1982. Nyamuk penular Brugia malayi di alam selain Anopheles barbirostris dan An. Nigerrimus adalah Mansonia uniformis, Ma. Indiana dan Ma. bonneae/dives. Ma. uniformis dan Ma. Indiana merupakan jenis yang terbanyak ditemukan di antara 5 jenis nyamuk Mansonia spp. Tidak ditemui perbedaan yang bermakna untuk kepadatan kedua jenis nyamuk ini di antara empat desa yang diteliti. Daur gonotrofik Ma. uniformis dan Ma. Indiana di laboratorium masing-masing berkisar antara 80-98 jam dan 81-92 jam. Puncak kepadatan waktu menggigit orang dari kedua jenis nyamuk ini adalah antara jam 19.00 -22.00. Kedua jenis nyamuk ini lebih cenderung bersifat zoofilik. Kepadatan bulanan Ma. uniformis dan Ma. Indiana tidak mempunyai keeratan hubungan yang positif dengan curah hujan, dengan puncak kepadatan antara bulan Agustus dan Oktober. Nisbah nyamuk parous untuk kedua jenis nyamuk ini relatif rendah dan tidak mempunyai keeratan hubungan dengan kepadatannya dan juga dengan curah hujan. Nisbah infeksi alamiah dari Brugia sp. pada Ma. Indiana (0,6%) lebih tinggi dari Ma. uniformis (0,4%). Indeks infeksi buatan rata-rata 1,88 pada Ma. uniformis dan 0,55 pada Ma. Indiana. Uji kerentanan DDT terhadap Ma. uniformis dan Ma. Indiana memperlihatkan kedua jenis nyamuk ini rentan terhadap DDT.","PeriodicalId":13470,"journal":{"name":"Indonesian Bulletin of Health Research","volume":"120 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"1984-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Indonesian Bulletin of Health Research","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/bpk.v12i1 Mar.558.","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Studi nyamuk penular filariasis malayi pada empat desa endemis (Wawolemo. Pondidaha. Lalohao dan Teteona) di Kabupaten Kendari, Sulawesi Tenggara, telah dilakukan dari bulan November 1980 sampai Oktober 1982. Nyamuk penular Brugia malayi di alam selain Anopheles barbirostris dan An. Nigerrimus adalah Mansonia uniformis, Ma. Indiana dan Ma. bonneae/dives. Ma. uniformis dan Ma. Indiana merupakan jenis yang terbanyak ditemukan di antara 5 jenis nyamuk Mansonia spp. Tidak ditemui perbedaan yang bermakna untuk kepadatan kedua jenis nyamuk ini di antara empat desa yang diteliti. Daur gonotrofik Ma. uniformis dan Ma. Indiana di laboratorium masing-masing berkisar antara 80-98 jam dan 81-92 jam. Puncak kepadatan waktu menggigit orang dari kedua jenis nyamuk ini adalah antara jam 19.00 -22.00. Kedua jenis nyamuk ini lebih cenderung bersifat zoofilik. Kepadatan bulanan Ma. uniformis dan Ma. Indiana tidak mempunyai keeratan hubungan yang positif dengan curah hujan, dengan puncak kepadatan antara bulan Agustus dan Oktober. Nisbah nyamuk parous untuk kedua jenis nyamuk ini relatif rendah dan tidak mempunyai keeratan hubungan dengan kepadatannya dan juga dengan curah hujan. Nisbah infeksi alamiah dari Brugia sp. pada Ma. Indiana (0,6%) lebih tinggi dari Ma. uniformis (0,4%). Indeks infeksi buatan rata-rata 1,88 pada Ma. uniformis dan 0,55 pada Ma. Indiana. Uji kerentanan DDT terhadap Ma. uniformis dan Ma. Indiana memperlihatkan kedua jenis nyamuk ini rentan terhadap DDT.