{"title":"Post-Tradisionalisme: Membincang Basis Epistemologi dan Transformasi Gerakan Moderasi Beragama Nahdlatul Ulama","authors":"Muhamad Bindaniji, M. Fuadi","doi":"10.22373/substantia.v24i1.12909","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Islamic post-traditionalism is one of the discourses of Islamic thought that is developing in Indonesia. It emerged from the historical development of Islamic thought in Indonesia that continues to grow to find a compatible and comprehensive format of Islam that is relevant to the problem faced by the Muslim Community. This study aims to explain the development of post-traditionalism discourse and its epistemology and the transformation of the religious moderation movement among the Nahdhatul Ulama organization. This study uses a literature study consisting of books, articles, and other relevant sources. Through a sociological-historical approach, this study concludes that post-traditionalism within Nahdlatul Ulama (NU) is not a modernist group seen from its movement and characteristics of its thoughts because they still adhere to salaf traditions. In addition, through cultural movements, Nahdlatul Ulama plays a very important role in internalizing wasathiyah through the acceptance of madzhab, Asy'ariyah creed, integration of Islam into nationality, and interfaith dialogue movements. Abstrak: Wacana post-tradisionalismeisme Islam adalah sebuah produk pemikiran yang terbingkai dalam korpus wacana pemikiran Islam yang berkembang di Indonesia. Sebagai sebuah produk pemikiran, post-tradisionalismeisme sejatinya terlahir dari perkembangan sejarah pembentukan wacana pemikiran Islam di Indonesia yang terus berdialektika sambil menemukan bentuk atau format yang kompatibel dan komprehensif dengan perkembangan zaman. Adapun bentuk dialektika tersebut dapat tercermin melalui pergulatan ‘tradisi’ yang menghasilkan istilah post-tradisionalismeisme, dalam hal ini Nahdlatul Ulama (NU), melalui persentuhan dengan pemikiran atau realitas lain di luar tradisi asal NU. Penelitian ini menggunakan studi literatur baik melalui buku, artikel jurnal, dan berbagai sumber relevan lainnya. Melalui pendekatan sosiologis-historis, penelitian ini menyimpulkan bahwa post-tradisionalismeisme dalam tubuh NU bukanlah kelompok modernis baik dari sisi gerakan maupun corak pemikiran, karena masih berpegang teguh terhadap tradisi-tradisi salaf, hanya saja kalangan post-tradisionalismeisme memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan radikal melampaui tradisi itu sendiri. Selain itu, melalui gerakan kultural yang dipelopori Gus Dur, NU sangat berperan dalam menginternalisasikan wasathiyah melalui penerimaan mazhab, Aqidah Asy’ariyah, integrasi keislaman dengan kebangsaan, dan gerakan dialog antar agama.","PeriodicalId":33284,"journal":{"name":"Esensia Jurnal IlmuIlmu Ushuluddin","volume":"57 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Esensia Jurnal IlmuIlmu Ushuluddin","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/substantia.v24i1.12909","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Islamic post-traditionalism is one of the discourses of Islamic thought that is developing in Indonesia. It emerged from the historical development of Islamic thought in Indonesia that continues to grow to find a compatible and comprehensive format of Islam that is relevant to the problem faced by the Muslim Community. This study aims to explain the development of post-traditionalism discourse and its epistemology and the transformation of the religious moderation movement among the Nahdhatul Ulama organization. This study uses a literature study consisting of books, articles, and other relevant sources. Through a sociological-historical approach, this study concludes that post-traditionalism within Nahdlatul Ulama (NU) is not a modernist group seen from its movement and characteristics of its thoughts because they still adhere to salaf traditions. In addition, through cultural movements, Nahdlatul Ulama plays a very important role in internalizing wasathiyah through the acceptance of madzhab, Asy'ariyah creed, integration of Islam into nationality, and interfaith dialogue movements. Abstrak: Wacana post-tradisionalismeisme Islam adalah sebuah produk pemikiran yang terbingkai dalam korpus wacana pemikiran Islam yang berkembang di Indonesia. Sebagai sebuah produk pemikiran, post-tradisionalismeisme sejatinya terlahir dari perkembangan sejarah pembentukan wacana pemikiran Islam di Indonesia yang terus berdialektika sambil menemukan bentuk atau format yang kompatibel dan komprehensif dengan perkembangan zaman. Adapun bentuk dialektika tersebut dapat tercermin melalui pergulatan ‘tradisi’ yang menghasilkan istilah post-tradisionalismeisme, dalam hal ini Nahdlatul Ulama (NU), melalui persentuhan dengan pemikiran atau realitas lain di luar tradisi asal NU. Penelitian ini menggunakan studi literatur baik melalui buku, artikel jurnal, dan berbagai sumber relevan lainnya. Melalui pendekatan sosiologis-historis, penelitian ini menyimpulkan bahwa post-tradisionalismeisme dalam tubuh NU bukanlah kelompok modernis baik dari sisi gerakan maupun corak pemikiran, karena masih berpegang teguh terhadap tradisi-tradisi salaf, hanya saja kalangan post-tradisionalismeisme memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan radikal melampaui tradisi itu sendiri. Selain itu, melalui gerakan kultural yang dipelopori Gus Dur, NU sangat berperan dalam menginternalisasikan wasathiyah melalui penerimaan mazhab, Aqidah Asy’ariyah, integrasi keislaman dengan kebangsaan, dan gerakan dialog antar agama.
伊斯兰后传统主义是在印尼发展起来的伊斯兰思想话语之一。它产生于印度尼西亚伊斯兰思想的历史发展,该思想继续发展,以找到一种与穆斯林社区面临的问题相关的兼容和全面的伊斯兰教形式。本研究旨在解释后传统主义话语及其认识论的发展,以及Nahdhatul Ulama组织中宗教节制运动的转变。本研究采用文献研究法,包括书籍、文章和其他相关资料。通过社会学-历史的方法,本研究得出结论,Nahdlatul Ulama (NU)内部的后传统主义从其运动和思想特征来看并不是一个现代主义团体,因为他们仍然坚持萨拉夫传统。此外,通过文化运动,Nahdlatul Ulama通过接受madzhab, Asy'ariyah信条,将伊斯兰教融入民族和宗教间对话运动,在wasathiyah内化方面发挥了非常重要的作用。摘要:Wacana后传统主义meisme Islam adalah sebuah produck pemikiran yang terbingkai dalam korpus Wacana pemikiran Islam yang berkembang di Indonesia。在印尼,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是我的意思。译:适应本图dialektika tersebut dapat tercermin melalui pergulatan ' tradisi ' yang menghasilkan islah后传统主义meisme, dalam hal ini Nahdlatul Ulama (NU), melaluperentuhan dengan pemikiran atau realitas lain di lutraduis asal NU。Penelitian ini mongunakan研究文学,北京,论文学报,论文论文,论文论文。现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义,现代主义。Selain itu, melalui gerakan culture yang dipelopori Gus Dur, NU sangat berperan dalam menginternalisasikan wasathiyah melalui peneriman mazhab, Aqidah Asy 'ariyah, integrasi keysan dengan kebangsaan, dan gerakan dialog antar agama。