{"title":"Membaca Kembali Gerakan Humanisme dalam Islam","authors":"L. Assyaukanie","doi":"10.51353/jpb.v2i2.729","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Artikel ini berusaha menjawab pertanyaan mengapa gerakan humanisme yang pernah terjadi di era keemasan Islam abad ke-9 hingga abad ke-12 tidak melahirkan pencerahan dan revolusi ilmiah, seperti yang terjadi di dunia Barat? Dengan melihat karakter gerakan ini dan bagaimana pengetahuan diproduksi selama era kejayaan Islam, penulis artikel ini menemukan perbedaan mendasar antara humanisme Islam dan humanisme yang berkembang di Eropa. Di dunia Islam, kaum humanis adalah para sarjana yang bekerja untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan sekaligus melayani kebutuhan umat beragama. Banyak dari mereka bekerja di istana sebagai qadi (hakim) atau penasehat raja dalam bidang agama. Karena itu, gerakan humanisme cenderung berperan sebagai agen atau perluasan dari institusi agama. Hal ini berbeda dari gerakan humanisme Eropa yang justru melakukan perlawanan terhadap agama dan --pada tingkat tertentu-- juga negara.","PeriodicalId":34326,"journal":{"name":"Nalar Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam","volume":"67 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Nalar Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.51353/jpb.v2i2.729","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Artikel ini berusaha menjawab pertanyaan mengapa gerakan humanisme yang pernah terjadi di era keemasan Islam abad ke-9 hingga abad ke-12 tidak melahirkan pencerahan dan revolusi ilmiah, seperti yang terjadi di dunia Barat? Dengan melihat karakter gerakan ini dan bagaimana pengetahuan diproduksi selama era kejayaan Islam, penulis artikel ini menemukan perbedaan mendasar antara humanisme Islam dan humanisme yang berkembang di Eropa. Di dunia Islam, kaum humanis adalah para sarjana yang bekerja untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan sekaligus melayani kebutuhan umat beragama. Banyak dari mereka bekerja di istana sebagai qadi (hakim) atau penasehat raja dalam bidang agama. Karena itu, gerakan humanisme cenderung berperan sebagai agen atau perluasan dari institusi agama. Hal ini berbeda dari gerakan humanisme Eropa yang justru melakukan perlawanan terhadap agama dan --pada tingkat tertentu-- juga negara.