{"title":"MEDIA-MEDIA PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DALAM TRADISI LISAN BANJAR SEBAGAI UPAYA PEMERTAHANAN BAHASA IBU DI KALIMANTAN SELATAN","authors":"Agus Yulianto","doi":"10.26499/MULTILINGUAL.V20I1.179","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak Bahasa Banjar sebagai bahasa ibu bagi masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan saat ini sedang mengalami pergeseran pemakaian akibat pengaruh globalisasi. Hal itu menyebabkan diperlukannya upaya pemertahanan bahasa Banjar di tengah masyarakat. Oleh sebab itu diperlukan banyak media sebagai sarana pemertahanan Bahasa Banjar melalui pelestarian kearifan lokal dalam tradisi lisan Banjar itu sendiri. Hal itu disebabkan media penyampai tradisi lisan Banjar adalah Bahasa Banjar. Hal itu berarti pelestarian kearifan lokal dalam tradisi lisan Banjar secara tidak langsung merupakan pemertahanan Bahasa Banjar itu sendiri. Oleh sebab itu, penelitian ini didasarkan pada dua tujuan penting, yaitu untuk mengetahui media-media penyampai kearifan lokal tradisi lisan Banjar dan untuk mengetahui tradisi lisan apa saja yang dapat digunakan untuk melestarikan bahasa ibu sebagai bentuk pelestarian kearifan lokal pada masyarakat Banjar yang ada di Kalimantan Selatan. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah apa sajakah media-media yang dapat digunakan pemertahanan bahasa ibu melalui tradisi lisan dan jenis tradisi lisan apa saja yang dapat digunakan dalam pelestarian bahasa ibu sebagai wujud pelestarian kearifan lokal yang ada pada masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik studi pustaka. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa media-media yang dapat digunakan adalah: 1) menggunakan televisi sebagai sarana pelestarian tradisi lisan Banjar; 2) membuat lomba-lomba penciptaan sastra tradisi dengan menggunakan bahasa daerah; 3) membuat karya sastra tradisi pada saat pembelajaran mulok di sekolah dengan menggunakan bahasa daerah; 4) Pendokumentasian bahasa Banjar dan tradisi lisannya; 5) melakukan sosialisasi kepada para sastrawan, pelajar, dan budayawan mengenai pentingnya penggunaan bahasa daerah dalam penciptaan karya sastra sebagai bentuk pelestarian bahasa daerah dan kearifan lokal. Adapun tradisi lisan yang masih dapat digunakan untuk pelestarian bahasa daerah dan kearifan lokal adalah tradisi lisan yang masih hidup ditengah masyarakatnya, seperti: pantun, paribasa, dan cerita rakyat. Kata kunci: media, tradisi lisan, kearifan lokal","PeriodicalId":1,"journal":{"name":"Accounts of Chemical Research","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":16.4000,"publicationDate":"2021-08-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Accounts of Chemical Research","FirstCategoryId":"98","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26499/MULTILINGUAL.V20I1.179","RegionNum":1,"RegionCategory":"化学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q1","JCRName":"CHEMISTRY, MULTIDISCIPLINARY","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstrak Bahasa Banjar sebagai bahasa ibu bagi masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan saat ini sedang mengalami pergeseran pemakaian akibat pengaruh globalisasi. Hal itu menyebabkan diperlukannya upaya pemertahanan bahasa Banjar di tengah masyarakat. Oleh sebab itu diperlukan banyak media sebagai sarana pemertahanan Bahasa Banjar melalui pelestarian kearifan lokal dalam tradisi lisan Banjar itu sendiri. Hal itu disebabkan media penyampai tradisi lisan Banjar adalah Bahasa Banjar. Hal itu berarti pelestarian kearifan lokal dalam tradisi lisan Banjar secara tidak langsung merupakan pemertahanan Bahasa Banjar itu sendiri. Oleh sebab itu, penelitian ini didasarkan pada dua tujuan penting, yaitu untuk mengetahui media-media penyampai kearifan lokal tradisi lisan Banjar dan untuk mengetahui tradisi lisan apa saja yang dapat digunakan untuk melestarikan bahasa ibu sebagai bentuk pelestarian kearifan lokal pada masyarakat Banjar yang ada di Kalimantan Selatan. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah apa sajakah media-media yang dapat digunakan pemertahanan bahasa ibu melalui tradisi lisan dan jenis tradisi lisan apa saja yang dapat digunakan dalam pelestarian bahasa ibu sebagai wujud pelestarian kearifan lokal yang ada pada masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik studi pustaka. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa media-media yang dapat digunakan adalah: 1) menggunakan televisi sebagai sarana pelestarian tradisi lisan Banjar; 2) membuat lomba-lomba penciptaan sastra tradisi dengan menggunakan bahasa daerah; 3) membuat karya sastra tradisi pada saat pembelajaran mulok di sekolah dengan menggunakan bahasa daerah; 4) Pendokumentasian bahasa Banjar dan tradisi lisannya; 5) melakukan sosialisasi kepada para sastrawan, pelajar, dan budayawan mengenai pentingnya penggunaan bahasa daerah dalam penciptaan karya sastra sebagai bentuk pelestarian bahasa daerah dan kearifan lokal. Adapun tradisi lisan yang masih dapat digunakan untuk pelestarian bahasa daerah dan kearifan lokal adalah tradisi lisan yang masih hidup ditengah masyarakatnya, seperti: pantun, paribasa, dan cerita rakyat. Kata kunci: media, tradisi lisan, kearifan lokal
期刊介绍:
Accounts of Chemical Research presents short, concise and critical articles offering easy-to-read overviews of basic research and applications in all areas of chemistry and biochemistry. These short reviews focus on research from the author’s own laboratory and are designed to teach the reader about a research project. In addition, Accounts of Chemical Research publishes commentaries that give an informed opinion on a current research problem. Special Issues online are devoted to a single topic of unusual activity and significance.
Accounts of Chemical Research replaces the traditional article abstract with an article "Conspectus." These entries synopsize the research affording the reader a closer look at the content and significance of an article. Through this provision of a more detailed description of the article contents, the Conspectus enhances the article's discoverability by search engines and the exposure for the research.