ALIRAN KALAM SALAFIYAH: Studi atas Perkembangan Pemikirannya

Farabi Pub Date : 2021-06-01 DOI:10.30603/jf.v18i1.2131
Darwin Agung Septian Miolo, Muhammad Arif
{"title":"ALIRAN KALAM SALAFIYAH: Studi atas Perkembangan Pemikirannya","authors":"Darwin Agung Septian Miolo, Muhammad Arif","doi":"10.30603/jf.v18i1.2131","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana aliran kalam salafiyah dan bagaimana perkembangan pemikirannya. Metode yang digunakan adalah metode analisis kualitatif deskriptif. Hasil kajian dan pembahasan  menunjukkan bahwa aliran kalam salafiyah mempunyai beberapa karakteristik sebagaimana dikemukakan oleh Ibrahim Madzkur yaitu: pertama, mereka lebih mendahulukan riwayat (naqli) dari pada dirayah (aqli); kedua, dalam persoalan pokok-pokok agama dan persoalan cabang-cabang agama hanya bertolak dari penjelasan al-Kitab dan as-Sunnah; ketiga, mereka mengimani Allah tanpa perenungan lebih lanjut (Dzat Allah) dan tidak mempunyai paham anthromophisme (menyerupakan Allah dengan makhluk); keempat, mengartikan ayat-ayat al-Qur’an sesuai dengan makna lahirnya dan tidak berupaya untuk mentakwilnya. Ibn Taimiyah mengemukakan bahwa kaum salaf adalah mereka mempunyai pemikiran bahwa tidak ada jalan untuk mengetahui akidah, hukum, dan apa yang keduanya ada hubungan dengannya, tidak lain hanya berpedoman pada al-Qur’an dan Hadis. Kaum Salaf menerima semua keterangan yang ada dalam al-Qur’an dan Hadis. Menolak berarti melepas tali agama. Akal tidak mempunyai kekuasaan untuk mentakwilkan, menafsirkan, atau menghukumi al-Qur’an. Akal hanya mampu membenarkan, mentaati, dan menerangkan pendekatan antara dalil akal (kontekstual), dengan dalil al-Qur’an dan Hadis (tekstual) dengan tidak ada perbedaan antara dalil akal dengan dalil al-Qur’an dan Hadis. Akal berkedudukan sebagai saksi bukan hakim, sebagai penetap dan penguat bukan penentang, sebagai penjelas dari dalil yang terkandung dalam al-Qur’an. Kaum Salaf selalu menjadikan akal berada di belakang al-Qur’an dan Hadis.  ","PeriodicalId":31331,"journal":{"name":"Farabi","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Farabi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30603/jf.v18i1.2131","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana aliran kalam salafiyah dan bagaimana perkembangan pemikirannya. Metode yang digunakan adalah metode analisis kualitatif deskriptif. Hasil kajian dan pembahasan  menunjukkan bahwa aliran kalam salafiyah mempunyai beberapa karakteristik sebagaimana dikemukakan oleh Ibrahim Madzkur yaitu: pertama, mereka lebih mendahulukan riwayat (naqli) dari pada dirayah (aqli); kedua, dalam persoalan pokok-pokok agama dan persoalan cabang-cabang agama hanya bertolak dari penjelasan al-Kitab dan as-Sunnah; ketiga, mereka mengimani Allah tanpa perenungan lebih lanjut (Dzat Allah) dan tidak mempunyai paham anthromophisme (menyerupakan Allah dengan makhluk); keempat, mengartikan ayat-ayat al-Qur’an sesuai dengan makna lahirnya dan tidak berupaya untuk mentakwilnya. Ibn Taimiyah mengemukakan bahwa kaum salaf adalah mereka mempunyai pemikiran bahwa tidak ada jalan untuk mengetahui akidah, hukum, dan apa yang keduanya ada hubungan dengannya, tidak lain hanya berpedoman pada al-Qur’an dan Hadis. Kaum Salaf menerima semua keterangan yang ada dalam al-Qur’an dan Hadis. Menolak berarti melepas tali agama. Akal tidak mempunyai kekuasaan untuk mentakwilkan, menafsirkan, atau menghukumi al-Qur’an. Akal hanya mampu membenarkan, mentaati, dan menerangkan pendekatan antara dalil akal (kontekstual), dengan dalil al-Qur’an dan Hadis (tekstual) dengan tidak ada perbedaan antara dalil akal dengan dalil al-Qur’an dan Hadis. Akal berkedudukan sebagai saksi bukan hakim, sebagai penetap dan penguat bukan penentang, sebagai penjelas dari dalil yang terkandung dalam al-Qur’an. Kaum Salaf selalu menjadikan akal berada di belakang al-Qur’an dan Hadis.  
萨拉菲亚学派:研究他思想的发展
这篇文章的目的是揭示萨拉菲亚是如何传播的,以及他的思维是如何发展的。采用的方法是描述性质的分析方法。研究和讨论表明,易卜拉欣·马兹库尔提出的卡拉姆·萨拉菲亚的一些特点是:首先,他们把历史(naqli)放在迪拉亚(aqli)之前;其次,在宗教观点和宗教分支问题上,圣经和as-Sunnah的解释只是表面上的;第三,他们相信上帝,没有进一步的思考(上帝的物质)和对人的理解;第四,将古兰经的经文与其诞生的意义相协调,而不是试图加以区分。伊本·泰米亚(Ibn Taimiyah)认为,萨拉夫派认为,没有办法了解阿基达、法律和它之间的联系,只有古兰经和圣训的指导。萨拉夫人得到了所有关于古兰经和圣训的信息。拒绝就是解开宗教的枷锁。理性没有权力征服、解释或惩罚古兰经。理性只能证明、服从和解释理性、古兰经和圣训之间的方法,与古兰经和圣训之间没有区别。理性既是证人,不是法官,不是辩护者,不是持不同政见者,也不是持不同政见者,而是古兰经中提出的主张的权威。萨拉夫人总是把理性与古兰经和圣训联系在一起。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
24 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信