{"title":"Etika Sosial terhadap Difabel Netra: Analisis Semantik Alquran","authors":"Ahmad Muttaqin","doi":"10.14421/IJDS.060104","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The Qur'an is always positioned as the main source of social ethics in Islam. The problem is, there are several verses of the Quran that describe non-believers (infidels) as blind people. Such a way makes it as if the Quran marginalizes people with disabilities. Therefore, it is important to understand how the actual existence of the blind in a full context of the Quranic view. This paper uses a semantic approach in analyzing the word al-a‘mā and its various derivatives in the Quran. This study concludes: First, the Quran uses al-a‘mā more in a metaphoric meaning; not the blind of the eye, but the blind of the heart. Second, the Quran gives more appreciation to the people with disabilities and at the same time, it criticizes unbelievers during the Prophet's time.[Alquran selalu diposisikan sebagai sumber utama etika sosial dalam Islam. Masalahnya, ada beberapa ayat Alquran yang menggambarkan orang yang tidak beriman (kafir) sebagai orang buta (difabel netra). Cara demikian membuat seolah-olah Alquran memarginalkan mereka. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana sebenarnya eksistensi difabel netra dalam bingkai kesatuan wawasan Alquran. Tulisan ini menggunakan pendekatan semantik dalam menganalisis kata al-a‘mā dan berbagai derivasinya dalam Alquran. Penelitian ini menyimpulkan: Pertama, Alquran lebih banyak menggunakan al-a‘mā bukan secara fisik, tetapi tertutupnya hati. Kedua, Alquran memberikan penghargaan lebih kepada difabel netra dan pada saat yang sama Alquran melakukan kritik sosial terhadap orang-orang tidak beriman pada masa Nabi.]","PeriodicalId":55820,"journal":{"name":"INKLUSI Journal of Disability Studies","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"4","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"INKLUSI Journal of Disability Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/IJDS.060104","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
Abstract
The Qur'an is always positioned as the main source of social ethics in Islam. The problem is, there are several verses of the Quran that describe non-believers (infidels) as blind people. Such a way makes it as if the Quran marginalizes people with disabilities. Therefore, it is important to understand how the actual existence of the blind in a full context of the Quranic view. This paper uses a semantic approach in analyzing the word al-a‘mā and its various derivatives in the Quran. This study concludes: First, the Quran uses al-a‘mā more in a metaphoric meaning; not the blind of the eye, but the blind of the heart. Second, the Quran gives more appreciation to the people with disabilities and at the same time, it criticizes unbelievers during the Prophet's time.[Alquran selalu diposisikan sebagai sumber utama etika sosial dalam Islam. Masalahnya, ada beberapa ayat Alquran yang menggambarkan orang yang tidak beriman (kafir) sebagai orang buta (difabel netra). Cara demikian membuat seolah-olah Alquran memarginalkan mereka. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana sebenarnya eksistensi difabel netra dalam bingkai kesatuan wawasan Alquran. Tulisan ini menggunakan pendekatan semantik dalam menganalisis kata al-a‘mā dan berbagai derivasinya dalam Alquran. Penelitian ini menyimpulkan: Pertama, Alquran lebih banyak menggunakan al-a‘mā bukan secara fisik, tetapi tertutupnya hati. Kedua, Alquran memberikan penghargaan lebih kepada difabel netra dan pada saat yang sama Alquran melakukan kritik sosial terhadap orang-orang tidak beriman pada masa Nabi.]
古兰经在伊斯兰教中一直被定位为社会伦理的主要来源。问题是,《古兰经》中有几节经文把不信者(异教徒)描述为盲人。这样一来,《古兰经》似乎把残疾人边缘化了。因此,重要的是要了解如何在古兰经的完整背景下看待盲人的实际存在。本文用语义学的方法分析了《古兰经》中“al-a 'mā”一词及其各种衍生词。本研究的结论是:首先,《古兰经》使用al-a ' mawa ' more具有隐喻意义;不是眼睛瞎了,而是心瞎了。第二,《古兰经》对残疾人给予了更多的赞赏,同时也批评了先知时代的不信道者。[Alquran selalu diposisikan sebagai sumber utama etika social dalam Islam]。Masalahnya, ada beberapa ayat Alquran yang menggambarkan orang yang tidak beriman (kafir) sebagai orang buta (difabel netra)。卡拉·德米吉安·埃尔古兰·麦尔吉安·梅雷卡。Oleh karenitu, penting untuk memahami bagaimana sebenarya eksistensi difabel netra dalam bingkai kesatuan wawasan古兰经。《古兰经》的翻译是:图里桑尼蒙古纳坎pendekatan语义学的dalam蒙古纳坎。Penelitian ini menypulkan: Pertama, Alquran lebih banyak menggunakan al 'mā bukan secara fisik, tetapi tertutupnya hati。[英语泛读材料]古兰经,古兰经,古兰经,古兰经,古兰经,古兰经,古兰经,古兰经,古兰经,古兰经,古兰经,古兰经