{"title":"Menolak Evasive Identity: Memahami Dinamika Kelompok Etnik di Sumatera Utara","authors":"E. L. Damanik","doi":"10.24114/ANTRO.V4I1.9970","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penyebutan Kelompok Etnik (ethnic group) di Sumatera Utara dikontruksi dari luar (outsider). Konsep ‘Batak’ dan ‘Melayu’ adalah label yang diberikan dari luar dan menjadi identitas kabur (evasive identity) pada saat digunakan menyebut populasi yang dipersatukan dengan penyergaman itu. Pengontruksian dilakukan merujuk pada benteng alam, kultural dan agama, serta perubahan sosial yang mengitarinya. Walaupun penyeragaman itu telah ditolak, tetapi tetap muncul dalam berbagai literatur Ilmu Sosial. Kenyataan ini berdampak pada adanya kekeliruan terhadap kebenaran-kebenaran yang dianggap hakiki itu terutama pada dasawarsa kedua di Milenium ketiga. Sejumlah penelitian mutakhir, dengan berbagai bukti empirik menegaskan bahwa penyebutan kelompok etnik di Sumatera Utara berikut stigma yang dilekatkan padanya adalah kontruksi luar, evasive identity dan kini banyak ditolak. ","PeriodicalId":32988,"journal":{"name":"Anthropos Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya Journal of Social and Cultural Anthropology","volume":"35 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-07-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"9","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Anthropos Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya Journal of Social and Cultural Anthropology","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24114/ANTRO.V4I1.9970","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 9
Abstract
Penyebutan Kelompok Etnik (ethnic group) di Sumatera Utara dikontruksi dari luar (outsider). Konsep ‘Batak’ dan ‘Melayu’ adalah label yang diberikan dari luar dan menjadi identitas kabur (evasive identity) pada saat digunakan menyebut populasi yang dipersatukan dengan penyergaman itu. Pengontruksian dilakukan merujuk pada benteng alam, kultural dan agama, serta perubahan sosial yang mengitarinya. Walaupun penyeragaman itu telah ditolak, tetapi tetap muncul dalam berbagai literatur Ilmu Sosial. Kenyataan ini berdampak pada adanya kekeliruan terhadap kebenaran-kebenaran yang dianggap hakiki itu terutama pada dasawarsa kedua di Milenium ketiga. Sejumlah penelitian mutakhir, dengan berbagai bukti empirik menegaskan bahwa penyebutan kelompok etnik di Sumatera Utara berikut stigma yang dilekatkan padanya adalah kontruksi luar, evasive identity dan kini banyak ditolak.